KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat
Tuhan, atas berkat dan hidirat-Nya kepada kami
kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Objek Wisata Favorit Di Setiap Provinsi Di Indonesia”.
Dalam
upaya membantu mewujudkan pengetahuan yang lebih, mengenai objek wisata
diseluruh indonesia maka kami kelompok 2 memberi informasi tentang objek wisata
tersebut kepada anda. Kami tahu itu semua tidak sesuai dengan objek yang anda
harapkan, maka kami memohon pengertian kepada anda sekalian sebab tak ada
gading yang tak retak. Adapun pepatah juga mengatakan “Semakin pisau diasah
maka akan semakin tajam pula pisaunya” maka demikian juga dengan makalah kami
ini, semoga bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu anda dibidang objek wisata.
Kami juga berterimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami didalam penyelesaian makalah ini.
Terlebih-lebih kepada Guru Pembimbing yang memberikan arahan sehingga makalah
ini pun sesuai dengan keinginan kita semua. Dan tidak lupa juga kami
berterimakasih sebanyak-banyaknya didalam media massa, media cetak, sehingga
kami dapat mendapatkan informasi mengenai objek wisata disetiap provinsi
diwilayah indonesia.
Akhirnya kami ucapkan terimakasih
kepada pihak yang ikut berpartisipasi didalam makalah ini.
Gunungsitoli,
November 2012
Kelompok
2
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar..................................................................................................
Map
Of
Indonesia...............................................................................................
Propinsi
beserta Objek Wisata di Indonesia
1. Propinsi Di Sumatera Indonesia
Propinsi Nanggroe
Aceh Darussalam (Mesjid Raya Baiturrahman).......... 2
Propinsi Sumatera Utara (Danau Toba)..................................................... 6
Propinsi Sumatera Barat (Jam
Gadang).................................................... 8
Propinsi Riau (Candi Muara
Takus)........................................................... 12
Propinsi Kepulauan Riau (Pulau
Penyengat)............................................. 14
Propinsi Jambi (Candi
Muaro).................................................................... 16
Propinsi Sumatera Selatan (Jembatan
Ampera)........................................ 18
Propinsi Bangka Belitung (Pantai Parai
Tenggiri)...................................... 22
Propinsi Bengkulu (Bunga Rafflesia
Arnoldi)............................................. 23
Propinsi
Lampung (Way Kambas).............................................................25
2. Propinsi di Jawa Indonesia
Propinsi DKI Jakarta
(Taman Mini Indah Idonesia)................................... 28
Propinsi Jawa Barat
(Tangkuban Perahu)................................................ 35
Propinsi Banten (Pulau
Dua/Pulau Burung).............................................. 39
Propinsi Jawa Tengah (Candi
Borobudur)................................................ 42
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
(Kraton)........................................ 45
Propinsi
Jawa Timur (Gunung Bromo)...................................................... 48
3. Propinsi di Nusa Tenggara dan Bali Indonesia
Propinsi Bali (Garuda Wisnu
Kencana)..................................................... 57
Propinsi Nusa Tenggara Barat (Gunung
Rinjani)...................................... 63
Propinsi Nusa
Tenggara Timu (Pulau Komodo)........................................ 67
4. Propinsi di Kalimantan Indonesia
Propinsi Kalimantan
Barat (Air Panas Sipatn Lotup)................................ 71
Propinsi Kalimantan
Tengah (Taman Nasional Tanjung Puting).............. 73
Propinsi Kalimantan
Selatan (Pasar Terapung)....................................... 77
Propinsi Kalimantan
Timur (Sungai Mahakam)....................................... 80
5. Propinsi di Sulawesi Indonesia
Propinsi Sulawesi
Utara (Taman Laut Bunaken)..................................... 85
Propinsi Sulawesi
Barat (Pantai Manakkara)........................................... 90
Propinsi Sulawesi
Tengah (Pulau Togean).............................................. 92
Propinsi Sulawesi
Tenggara (Taman Nasional Wakatobi)....................... 97
Propinsi Sulawesi
Selatan (Jembatan Ampera)....................................... 99
Propinsi Gorontalo (Benteng
Otahana).................................................... 104
6. Propinsi di Maluku dan Papua Indonesia
Propinsi Maluku
(Pantai Natsepa)............................................................ 105
Propinsi Maluku Utara
(Danau Tolire)...................................................... 107
Propinsi Papua (Taman
Nasional Teluk Cendrawasih)............................ 108
Propinsi Papua Barat
(Pegunungan Arfak)............................................... 113
Kesimpulan dan Saran........................................................................................
MESJID RAYA BAITURRAHMAN
(Nanggroe Aceh Darussalam)
Nanggroe
Aceh Darussalam (NAD) adalah sebuah provinsi diujung Pulau Sumatera
beribu kota Banda Aceh. Berbatasan dengan Sumatera Utara dan Laut Cina Selatan.
NAD terdiri dari 23 kabupaten / kota dengan total luas 56.500 km2. NAD memiliki
suku asli Aceh, Gayo Alas, Tamiang & Siemeleu. Jika ekuitas di era saat ini
masing-masing suku yang berbaur dengan suku-suku lain, baik dengan atau dengan
imigran asli. Populasi hampir 99% dari NAD beragama Islam. Karena hal tersebut
provinsi ini disebut Serambi Mekkah, karena secara historis pertama
kalinya Islam masuk ke Indonesia melalui Aceh. NAD yang sekarang Anda akan
melihat jauh berbeda, lebih modern, pembangunan yang lebih cepat, meskipun pada
26 Desember 2004 Provinsi ini dihancurkan oleh tsunami. Propinsi NAD masih
memiliki hutan yang sangat luas, budaya masih kuat di genggaman dan memiliki
sejarah yang luar biasa. Hal ini dapat Anda lihat dari banyaknya pemakaman dan
Istana Raja, Sultan, Syekh, dan Ketua wilayah di masa lalu. NAD juga memiliki
alam yang luar biasa indahnya, banyak air terjun, sumber air panas alam dan
keindahan panorama pantai dari awal Kota Langsa sampai kota Banda Aceh.
Masjid Baiturrahman Banda
Aceh
Belum
lengkap jika anda ke kota Banda Aceh belum mengunjungi Masjid raya
Baiturrahman. Masjid ini merupakan kebanggaan masyarakat Aceh, yang merupakan
landmark dan ikon Banda Aceh. Ini adalah masjid bersejarah karena masjid ini
dibakar beberapa kali oleh Belanda, untuk pesta masjid menjadi simbol
perjuangan Aceh melawan penjajah Belanda. Masjid Baiturrahman juga merupakan
sejarah tsunami pada bulan Desember 2004, karena pada peristiwa Tsunami masjid
Baiturrahman masih berdiri kokoh meski dihantam gelombang tsunami.
Sejarah Berdirinya Masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh
Masjid Raya Baiturrahman Banda
Aceh, merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, yang kini
merupakan Masjid Negara yang berada di jantung kota Propinsi Nanggro Aceh
Darussalam.
Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun
oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M.
Mesjid raya ini memang pertama kali dibangun oleh pemerintahan
Sultan Iskandar Muda, namun telah terbakar habis pada agresi tentara
Belanda kedua pada bulan shafar 1290/April 1873 M, dimana dalam
peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat
tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat
pintu masuk sebelah utara mesjid.
Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar,
pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal
Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun
kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini
diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar
Banda Aceh. Dimana disimpulakan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi
rakyat Aceh yang 100% beragama Islam. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal
Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Dan tepat pada hari
Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang
diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Masjid Raya Baiturrahman ini siap
dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah bersamaan dengan kubahnya hanya
sebuah saja.
Pada
tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman ini diperluas bahagian kanan dan kirinya
dengan tambahan dua kubah. Dan pada tahun 1975 M terjadinya perluasan kembali.
Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan
selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima
kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M. Dalam rangka menyambut
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-XII pada tanggal 7 s/d 14
Juni 1981 di Banda Aceh, Masjid Raya diperindah dengan pelataran, pemasangan
klinkers di atas jalan-jalan dalam pekarangan Masjid Raya. Perbaikan dan
penambahan tempat wudhuk dari porselin dan pemasangan pintu krawang, lampu
chandelier, tulisan kaligrafi ayat-ayt Al-Qur’an dari bahan kuningan, bagian
kubah serta intalasi air mancur di dalam kolam halaman depan.
Dan pada tahun 1991 M, dimasa Gubernur Ibrahim Hasan terjadi
perluasan kembali yang meliputi halaman depan dan belakang serta masjidnya itu
sendiri. Bagian masjid yang diperluas,meliputi penambahan dua kubah, bagian
lantai masjid tempat shalat, ruang perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran,
aula dan ruang tempat wudhuk, dan 6 lokal sekolah. Sedangkan. perluasan halaman
meliputi, taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua buah
minaret.
Dilihat dari sejarah, Masjid Raya Baiturrahman ini mempunyai
nilai yang tinggi bagi rakyat Aceh, karena sejak Sultan Iskandar Muda sampai
sekarang masih berdiri megah di tengah jantung kota Banda Aceh. Mesjid Raya ini
mempunyai berbagai fungsi selain shalat, yaitu tempat mengadakan pengajian,
perhelatan acara keagamaan seperti maulid Nabi Besar Muhammad SAW, peringatan 1
Muharram, Musabaqah Tilawatil Qur’an (yang baru selesai MTQ Telkom-Telkomsel
Nasional), tempat berteduh bagi warga kota serta para pendatang, salah satu
obyek wisata Islami.
Waktu
gempa dan tsunami (26 Desember 2004) yang menghancurkan sebagian Aceh, mesjid
ini selamat tanpa kerusakan yang berarti dan banyak warga kota yang selamat di
sini. Kawasan/lingkungan mesjid ini juga dijadikan kawasan syariat Islam, jadi
sebaiknya kita jaga dan jangan dikotori oleh perbuatan-perbuatan yang
melecehkan mesjid serta melanggar syariat Islam.
DANAU
TOBA
(Sumatera Utara)
Medan
merupakan kota terbesar di sumatera. Bersama-sama dengan denpasar dan makassar, medan di nobatkan
sebagai kota besar indonesia yang memegang peranan vital bagi perekonomian
bangsa. Medan merupakan pintu gerbang bagi wisatawan untuk menuju objek wisata
seperti Berastagi, Bukit Lawang dan Danau Toba.
Danau Toba adalah salah satu danau
terbesar di dunia, dan terbesar di Asia. Danau ini mendapat nominasi keajaiban
alam. Danau ini mengelilingi satu pulau yang dinamai Samosir dan semua kawasan
yang mengelilinginya disebut tanah batak atau Toba di Propinsi Sumatera Utara
Indonesia.Menuju Danau Toba, anda dapat melalui kota Medan
ibukota Sumatera utara. Dari Medan ke Danau Toba dengan perjalanan darat dapat
ditempuh dalam waktu 4 jam. Parapat adalah kota pintu gerbang masuk Danau Toba
menuju Pulau Samosir. Di kota ini ditemukan banyak hotel tempat anda menginap.
Dari Tigaraja, kota pelabuhan
Parapat anda dapat menyeberang ke Samosir dengan kapal kayu atau seedboat.
Bila anda dengan kenderaan roda empat, anda harus melalui kota Ajibata sekitar
1 km dari Parapat. Disana anda menemukan ferry penyeberangan setiap 2 jam
sekali.
Di Samosir anda menemukan kota
wisata Tomok. Dengan kapal ferry anda akan sampai di kota kecil ini. Bila
dengan boat, anda dapat langsung menuju hotel pilihan anda di Tuktuk Pulau
Samosir yang tidak jauh dari kota Tomok. Di Tuktuk anda mendapatkan banyak
penginapan sesuai dengan kebutuhan anda.
Anda dapat menentukan pilihan lain
untuk menikmati panorama danau toba yang indah ini. Kota pilihan lain adalah
Balige, sekitar 1 jam perjalanan darat ke arah selatan Parapat. Balige dapat
dicapai 10 menit dari bandara Silangit-Siborongborong.Disekitar ini anda dapat
menikmati pemandangan di Hutaginjang, pegunungan kota Muara, lokasi pandang
Sipinsur, lokasi pandang Tarabunga dan pemandangan dari Dolok Tolong. Di Balige
ditemukan balairung dengan arsitektur batak yang mempesona. Di kota ini juga
anda dapat mendapatkan penginapan yang memadai.
Alternatif lain menuju Danau Toba
adalah melalui Tele. Dengan perjalanan darat melalui Kabanjahe ke Tele anda
dapat langsung memasuki Pulau Samosir. Dari Tele ke Pangururan ibukota Samosir
dapat ditempuh sekitar 1 jam. Sebelum kota Pangururan anda akan menyaksikan
keindahan gunung yang disakralkan Pusuk Buhit. Di lereng gunung itu ditemukan
pemandian air hangat hot spring. Dari Pangururan ke Tuktuk dapat
ditempuh perjalanan darat sekitar 1 jam.
Info
tambahan
Danau Toba sendiri merupakan danau vulkanik
yang terjadi saat ada ledakan gunung berapi pada 69.000 - 77.000 tahun lalu,
diperkirakan juga sebagai salah satu ledakan gunung berapi terbesar di dunia. Setelah
ledakan tersebut, terciptalah kaledra (cekungan pada tanah sesudah letusan
vulkanik) yang kemudian terisi oleh air dan kita ketahui sebagai danau toba
sekarang. Ditengah danau toba juga terdapat pulau kecil yang juga disebut pulau
samosir.
Kalau
kawan sekalian mau pergi melihat danau toba, disarankan untuk singgah ke kota
parapat. Dari sana bisa melihat keindahan danau toba yang lebih jelas. Parapat
juga termasuk salah satu kota pariwisata di sumatera utara. Jadi jangan khawatir
untuk urusan akomodasi, perhotelan, dan sejenisnya. Mudah mudahan disana tersedia. Dan juga
nantinya dari parapat, akses menuju kedaerah wisata toba lain disekitarnya
lebih mudah, karena ada kapal, ferry, atau sejenisnya yang siap untuk
mengangkut.
Mayoritas etnis penduduk di sekitar
daerah danau toba adalah batak. Pada umumnya masyarakat disana
bermatapencaharian sebagai petani, pedagang, dan nelayan. Sy pribadi sebenarnya
cukup kagum dengan danau toba dan potensi alamnya terlepas dari fakta yang bilang
bahwa jumlah turis sudah menurun disana akibat kurang perhatian dan perawatan
dari pihak yang bertanggungjawab. Apapun itu danau toba memang akan jadi
tanggung jawab kita bersama dan wajib untuk dilestarikan.
JAM GADANG
(SUMATERA
BARAT)
Padang adalah salah satu kota yang terkenal akan masakannya,
seperti Gulai Kakap, Rendang, Terung Balado, dll. Selain masakan padang juga
menyimpan sejuta sejarah. Contohnya jam gadang.Jika diartikan ke dalam Bahasa
Indonesia, jam gadang berarti jam besar; gadang (Bahasa Minang) = besar. Jam
gadang Bukittingi merupakan objek wisata unggulan Sumatera Barat yang cukup
terkenal. Sebuah menara dimana pada puncaknya diletakkan sebuah jam besar
bagai Big Ben yang berada di London. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926
oleh arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh. Jam Gadang sendiri adalah sebuah hadiah
pemberian Ratu Belanda kepada Sekretaris Kota (controleur) Bukittinggi
pada masa pemerintahan Hindia Belanda saat itu, yaitu Rook Maker. Pada
pembangunannya, peletakan batu pertama dilakukan oleh putra Rook Maker yang
baru berusia 6 tahun. Total biaya untuk mendirikan bangunan tersebut mencapai
3.000 gulden.
Apabila kita memperhatikan dengan seksama, terdapat keunikan
penulisan angka Romawi pada jam gadang ini. Angka empat (4) jika ditulis dengan
angka romawi menggunakan simbol "IV", akan tetapi penulisan angka
empat (4) pada Jam Gadang menggunakan simbol "IIII"
Bangunan Menara Jam Gadang yang setinggi 26 meter telah beberapa kali mengalami perubahan, diantaranya adalah sebagai berikut:
Bangunan Menara Jam Gadang yang setinggi 26 meter telah beberapa kali mengalami perubahan, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Pada awal dibangun berbentuk bulat dan berdiri patung ayam jantan pada puncaknya.
- Jaman pendudukan Jepang puncak menara diubah berbentuk klenteng
- Pada Masa kemerdekaan Indonesia, puncaknya diubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau yang bertahan hingga saat ini.
Jam Gadang merupakan ikon bagi
masyarakat Bukittinggi. Setiap pengunjung yang datang ke Bukittinggi dipastikan
akan mengunjungi Jam Gadang. Di sekeliling Jam Gadang terdapat taman-taman
untuk bersantai melepas lelah. Pusat perbelanjaan tradisional dan
berbagai toko yang menjual bermacam-macam souvenir sebagai buah tangan, juga
tak jauh dari sekitar Jam Gadang. Selain itu, saat ini terdapat pusat perbelanjaan
modern, yaitu Ramayana Dept Store. Keberadaan Jam Gadang memang strategis
karena berada di jantung kota Bukittinggi. Bahkan, hanya dengan berjalan kaki
kita bisa mengunjungi objek wisata lain seperti Kinantan Zoo dan Ngarai Sihanok
Jam Gadang adalah sebutan bagi sebuah
menara jam yang terletak di jantung Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat.
Jam Gadang adalah sebutan yang diberikan masyarakat Minangkabau kepada bangunan
menara jam itu, karena memang menara itu mempunyai jam yang “gadang“, atau “jam
yang besar” (jam gadang=jam besar; “gadang” berarti besar dalam bahasa
Minangkabau).
Sedemikian fenomenalnya bangunan menara
jam bernama Jam Gadang itu pada waktu dibangun, sehingga sejak berdirinya Jam
Gadang telah menjadi pusat perhatian setiap orang. Hal itu pula yang
mengakibatkan Jam Gadang dijadikan penanda atau markah tanah Kota Bukittinggi
dan juga sebagai salah satu ikon provinsi Sumatera Barat.
Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh
arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda
kepada Rook Maker, Controleur (Sekretaris Kota) Bukittinggi pada masa
Pemerintahan Hindia Belanda dulu. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan
putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Denah dasar
(bangunan tapak berikut tangga yang menghadap ke arah Pasar Atas) dari Jam
Gadang ini adalah 13×4 meter, sedangkan tingginya 26 meter.
Jam Gadang ini bergerak secara mekanik dan terdiri dari empat buah jam/empat muka jam yang menghadap ke empat arah penjuru mata angin dengan setiap muka jam berdiameter 80 cm.
Menara jam ini telah mengalami beberapa
kali perubahan bentuk pada bagian puncaknya. Pada awalnya puncak menara jam ini
berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan. Saat masuk menjajah
Indonesia, pemerintahan pendudukan Jepang mengubah puncak itu menjadi berbentuk
klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah
adat Minangkabau.
Pembangunan Jam Gadang ini konon menghabiskan total biaya pembangunan 3.000 Gulden, biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Namun hal itu terbayar dengan terkenalnya Jam Gadang ini sebagai markah tanah yang sekaligus menjadi lambang atau ikon Kota Bukittinggi. Jam Gadang juga ditetapkan sebagai titik nol Kota Bukittinggi.
Pembangunan Jam Gadang ini konon menghabiskan total biaya pembangunan 3.000 Gulden, biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Namun hal itu terbayar dengan terkenalnya Jam Gadang ini sebagai markah tanah yang sekaligus menjadi lambang atau ikon Kota Bukittinggi. Jam Gadang juga ditetapkan sebagai titik nol Kota Bukittinggi.
Ada satu keunikan dari angka-angka
Romawi pada muka Jam Gadang ini. Bila penulisan angka Romawi biasanya
mencantumkan simbol “IV” untuk melambangkan angka empat romawi, maka Jam Gadang
ini bertuliskan angka empat romawi dengan simbol “IIII” (umumnya IV).” Jika
anda berkunjung kekota padang berilah waktu anda untuk mengunjungi objek wisata
ini.
Istana
Siak merupakan salah satu istana yang terletak di Siak, Riau, Indonesia.
Kompleks Istana Siak memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi. Terdiri dari
Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, Istana Baroe, gudang, serta tangki
air. Istana Siak pun dijadikan salah satu objek wisata
sejarah Riau. Istana Siak seluas 1.000 meter persegi, terdiri dari dua tingkat.
Pada lantai dasar terdapat lima kamar utama. Ada ruang tamu, yang semula dibagi
menjadi dua bagian. Tamu laki-laki menggunakan tirai hijau lumut, sedangkan
yang perempuan menggunakan tirai beludru. Istana ini berdiri pada tahun 1889.
Istana
Siak yang juga bernama Asserayah Hasyimiah ini dibangun oleh Sultan Syarif
Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 oleh arsitek berkebangsaan
Jerman. Arsitektur bangunan merupakan gabungan antara arsitektur Melayu, Arab
dan Eropa.
Bangunan
ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang:
Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu
untuk perempuan, dan satu ruangan disamping kanan adalah ruang sidang kerajaan
yang juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan
ruangan yang berfungsi untuk istirahat Sultan dan para tamu kerajaan. Bangunan
bersejarah ini selesai pada tahun 1893. Pada dinding istana dihiasi dengan
keramik yang khusus didatangkan dari Prancis. Beberapa koleksi benda antik
Istana, kini disimpan di Museum Nasional di Jakarta, dan di Istananya sendiri
menyimpan duplikat dari koleksi tersebut. Diantara koleksi benda antik itu
adalah: Keramik dari Cina, Eropa, Kursi-kursi kristal yang dibuat tahun 1896,
Patung perunggu Ratu Wihemina yang merupakan hadiah dari Kerajaan Belanda dan
patung pualam Sultan Syarim Hasim I bermata berlian yang dibuat pada tahun
1889, perkakas seperti sendok, piring, gelas dan cangkir berlambangkan Kerajaan
Siak masih terdapat dalam Istana. Dipuncak bangunan terdapat enam patung burung
elang yang dijadikan sebagai lambang keberanian Istana. Di sekitar istana masih
dapat dilihat delapan meriam menyebar di ke berbagai sisi-sisi halaman istana
dan disebelah kiri belakang Istana terdapat bangunan kecil sebagai penjara
sementara.
Disisi lain bagian dalam istana, terdapat pula alat musik
Komet yang dibuat secara home industri di Jerman yang memiliki piringan dengan
garis tengah sekitar 90 cm berisikan lagu-lagu klasik dari Mozard dan Bethoven.
Konon barang ini hanya ada dua di dunia yaitu di Jerman sebagai pembuat dan di Istana
Siak. Alat musik ini dijalankan dengan menggunakan pegas untuk memutar
piringan. Piringan yang terbuat dari logam memiliki lobang-lobang
agar
pengetuk suaranya berbunyi berdasarkan lobang dan panjang lobang. Piringan ini
mirip dengan cara kerja compact-disc laser jaman sekarang yang menggunakan bit
0 dan 1. Komet ini bertulis Komet Goldenberg & Zetitlin Patent 95312 buatan
abad XVIII. Istana Siak memiliki 17 piringan dengan berbagai lagu klasik. Alat
ini sekarang tidak dimainkan lagi karena usianya telah sangat tua, ditakutkan
akan merusak alat. Alat ini jika dimainkan dengan mengengkol pegas yang berada
di sisi kirinya. Komet ini dibawa oleh Sultan Siak ke XI bernama Sultan
Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syarifuddin (1889-1908) ketika melakukan
lawatan ke Eropa di tahun 1896. Bahkan, di Istana Siak juga menyimpan pemutar
piringan hitam berukuran kecil buatan Thomas Alfa Edison yang tidak
dipergunakan lagi sekarang. Istana Siak juga masih banyak menyimpan
manuskrip-manuskrip sejarah melayu dan Indonesia yang harus dijaga agar tidak
berpindah tangan yang tidak bertanggung jawab. AWARD Wisata Riau sememanglah
banyak. Dalam tulisan ini mengetengahkan 2 objek wisata di Propinsi Riau, yaitu
Candi Muara Takus dan Istana Siak. Selain daripada itu, ada beberapa web dan
blog yang mengetengahkan objek-objek pariwisata di Riau dan sekitarnya, salah
satunya adalah http://www.sungaikuantan.com/ milik Nanlimo. Anggota Blogger
Bertuah Pekanbaru ini sangat konsist dan sangat memperhatikan masalah
pariwisata di Propinsi Riau. Blogger ini juga baik hati telah memberiku award
seperti di bawah ini.
Candi Muara Takus
(Riau)
Candi Muara Takus merupakan sebuah
candi agama Buddha yang terletak di Propinsi Riau, Indonesia. Kompleks Candi
Muara Takus tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto,
Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru,
Riau atau 65 kilometer dari ibukota Kabupaten Kampar, Bangkinang. Jarak antara
kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak
jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan. Candi Muara Takus menjadi suatu situs
sejarah di Riau yang menggambarkan bahwa agama Budha pernah berkembang pesat di
wilayah Sumatera Bagian Tengah, tepatnya di Riau. Candi Muara Takus pun
dijadikan salah satu objek wisata sejarah Riau. Kompleks candi Muara Takus
dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter diluar arealnya terdapat pula tembok
tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke
pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan Candi
Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi
terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan,
batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak
di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai
saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa
batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan.
Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa
pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.
Selain
dari Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka, di dalam kompleks
candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran
tulang manusia. Diluar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang
terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya. Kompleks
Candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah Riau yang berbentuk candi
di Riau. Candi yang bersifat Buddhistis ini merupakan bukti pernahnya agama
Buddha berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala
belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada yang
mengatakan abad kesebelas, ada yang mengatakan abad keempat, abad ketujuh, abad
kesembilan dan sebagainya. Yang jelas kompleks candi ini merupakan peninggalan
sejarah Riau masa silam.
Pulau
Penyengat
(Kepulauan Riau)
Pulau Penyengat atau Pulau Penyengat Inderasakti
dari Kota
Tanjung Pinang,
pusat dalam sebutan sumber-sumber sejarah, adalah sebuah pulau
kecil yang berjarak kurang lebih 6 km pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran kurang lebih
2.500 meter x 750 meter, dan berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam. Pulau ini dapat dituju dengan
menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot pompong. Dengan menggunakan bot
pompong, memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.
Pulau Penyengat merupakan salah satu
obyek wisata di Kepulauan Riau. Salah satu objek yang bisa kita liat adalah
Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja,
makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng
pertahanan di Bukit Kursi. Pulau penyengat dan komplek istana di Pulau
Penyengat telah dicalonkan ke UNESCO
untuk dijadikan salah satu Situs
Warisan Dunia
Sejarah
Selain
dikenal dengan Raja Ali Haji, beliau mempunyai beberapa sebutan lainnya,
diantaranya Raja Ali Al-hajj ibni, Raja Ahmad Al-Hajj ibni, Raja Haji
Fisabilillah atau juga Engku Raja Ali ibni, juga Engku Haji Ahmad Riau, serta
beberapa nama lainnya. Raja Ali Haji salah seorang budayawan, sastrawan, ulama,
dan ilmuwan Melayu yang sangat terkenal pada abad ke 19. Beliau dilahirkan di
Pulau Penyengat pada tahun 1808 dan wafat pada 1873. Di Pulau Penyengat yang
luasnya hanya 240 hektar inilah tempat kelahiran Raja Ali Haji, sekarang pulau
kecil ini menjadi bagian dari provinsi Kepulauan Riau. Makam Raja Hamidah
(Engku Putri). Selain makam Raja Ali Haji, diarea yang luasnya sekitar 500
meter tersebut, juga terdapat makam Raja Hamidah atau terkenal dengan
sebutan Engku Putri yang wafat pada 12-07-1884. Engku Putri adalah bibik dari
Raja Ali Haji.
Raja
Ali Haji merupakan penulis/pengarang yang paling produkti pada zamannya,
terutama buku-buku yang bernafaskan Islami. Dari sekian banyak karya nya,
Gurindam Dua Belas merupakan karya Raja Ali Haji yang paling terkenal,
khususnya bagi kalangan orang melayu. Raja Ali Haji disebut sebagai orang yang
paling berjasa dalam mepelopori tradisi besar Melayu. Beliau telah banyak
mewariskan kepada dunia Melayu melalui karya-karya dibidang bahasa, sastra,
pemerintahan, hukum, dan agama Islam.
Makam
raja-raja (Raja Ja'afar dan Raja Ali Marhum Kantor) yang berada di
tengah-tengah pulau Penyengat.
Masjid raya Sultan Riau di pulau
Penyengat
Kompleks
Istana Kantor sebagai objek pariwisata di pulau Penyengatdan Makam Engku Putri
Raja Hamidah (wafat 12/7/1844)
Candi Muaro
(Jambi)
Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro
Sebo adalah tempat/lokasi candi Muaro Jambi, terletak 2 km sebelah timur laut
kota Jambi atau 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan darat melalui Jembatan
Batanghari 2. Dikawasan ini terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung,
Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedato dan Candi Koto Mahligai. Dilihat
dari segi arsiteknya, bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad
ke IV dan V masehi. Salah satu penemuan arca di Candi Gumpung memperlihatkan
ciri-ciri yang banyak persamaannya dengan arca Prajnaparamita dari zaman
Singosari. Beberapa meter dari candi telaga tempat pemandian para raja yang
dinamakan telaga Rajo.
Kelompok Candi Tinggi terletak
kurang lebih 200 meter timur lautCandi Gumpung. Candi berukuran 75 x 92 meter
yang dipagar sejak tahun 1979-1988. Pintu gerbang utamanya berada disisi timur.
Didalam halaman kelompok Candi Tinggi terdapat sebuah candi Induk dan enam buah
Candi Perwara (penampilan).
Selain itu terdapat sisi lantai bata di depan candi induk yang memiliki
denah berbentuk bujur sangkar ukuran 16 X 16 meter. Setelah dipagar, kini candi
Induk memiliki dua teras dan tubuhnya cendrung mengecil keatas.
Lalu ada 6 buah candi lagi yang
hanya bagian pondasi dan sedikit bagian kakinya saja. Sejumlah temuan penting
yang dapat ditemukan dari kelompok Candi Tinggi adalah sebuah potongan benda
dari besi dan perunggu, kaca kuno, pecahan-pecahan arca batu, pecahan-pecahan
keramik yang umumnya alat-ala rumah tangga yang berasal dari china dari
abad 9-14 M serta ratusan bata bertulis, bertanda, serta ratusan bata bercap.
Dan huruf pada bata menunjukkan tertulis huruf Pallawa (Prenagari).
Dikompleks candi Muaro Jambi ini,
terdapat Candi Kembar Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi
yang dibatasi fisik oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya, namun secara kasar dapat dihitung
64 X 54 meter persegi dan terdapat struktur tiang bangunan yang terbuat dari
kayu dan lantai yang terbuat dari batu bata. Gong Cina pernah ditemukan oleh
para arkeolog. Gong yang berasal dari perunggu beraksara Cina ini disebut-sebut
sebagai gong perang, yang kini tersimpan di Museum Negeri Jambi. Dan ada juga
candi induk,berukuran 11,5 x 11,5 meter berada didepan Candi Perwara
(penampil). Candi Induk ini memiliki tangga pada bagian timurnya.
Kemudian Candi Gedong yang terdiri
dari dua bagian yakni Gedong 1 dan Gedong 2. Keduanya sangat berdekatan
lokasinya sekitar 150 meter. Candi ini terletak sekitar 1.450 meter dari
sebelah timur Candi Kedaton, sama-sama memiliki struktur tangga di sebelah
timur. Candi Gedong 1 sangat unik, dibangunan yang berbentuk bujur sangkar ini
banyak dijumpai temuan lepas purbakala seperti mata uang kepeng dari Cina
sebanyak 161 buah, peralatan keagamaan, bata berprofil, bata bertekuk, bata
bergores dan kramik Cina serta gerabah local (tembikar). Sebagian besar uang
tersebut dalam keadaan aus dan sulit dibaca. Sebagian besar hurufnya berasal
dari Dinasti Tang (618-907 M), dinasti Tang selatan (937-976 M), dan dinasti
Sung ( 960-1280 M). Di lokasi Candi Gedong juga terdapat sebuah arca Jagopati (
Arca Prajurit) .
Tak kalah menakjubkannya, Sampai
awal abad ke-21 M ini, disitus candi Muaro Jambi telah teridentifikasi kurang
lebih 110 bangunan candi yang terdiri dari kurang 39 kelompok candi. Bangunan
candi tersebut adalah peninggalah kerajaan melayu hingga kerajaan Sriwijaya,
yang berlatar belakang kebudayaan melayu budhis. Diperkirakan candi-candi
dilokasi situs sejarah candi Muaro jambi mulai dibangun sejak abad 4 M, salah
satu diantara kelompok candi tersebut adalah Candi Gumpung.
Lokasi kelompok Candi gumpung berada pada 500 meter dikanan
mudik sungai Batanghari. Candi Gumpung adalah candi terbesar kedua setelah
candi Kedaton. Candi Gumpung tersusun dari bangunan bata dari berbagai bentuk
dan ukuran. Dan disini pernah ditemukan benda purbakala yang berhasil di ketemukan
oleh para arkeolog. Kelompok Candi Gumpung dibatasi pagar keliling yang
membentuk bujur sangkar yang memiliki ukuran panjang keseluruhan 604,40 meter.
Luas keseluruhan areal Candi Gumpung adalah 229,50 m2. Candi Gumpung memiliki
Candi Perwara (penampil) sebanyak 5 buah, yang belum jelas benar wujudnya, 4
buah gapura dan 2 buah tempat yang diperkirakan bekas kolam. Gumpung berasal
dari penamaan sebuah menapo gumpung dari masyarakat sekitar, dalam bahasa
melayu berarti papak atau patah atau terpotong diatasnya.
Jembatan
Ampera
(Sumatera
Selatan)
Nama
resmi jembatan
Ampera
Mengangkut 4 Jalur
Melintasi Sungai Musi
Daerah Kota
Palembang, Provinsi Sumatera Selatan
Panjang
Total 1.117 m (3,665
kaki)
Lebar 22 m (71
kaki)
Tinggi 63 m (207
kaki)
Rentang
Terpanjang 75 m(246 kaki)
Jumlah
Rentangan 1(Jembatan Utama) dan
1 (Keseluruhan)
Ruang
Vertikal 115 m (377
kaki)
7°11’3”S
Koordinat
112°46’48”Ekoordinat:
7°11’3”S 122°46’48”E
Jembatan
Ampera adalah sebuah
Jembatan diKota Palembang,Propinsi Sumatera Selatan. Jembatan Ampera, yang telah
menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang,
menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Struktur
Lebar : 22 m
Tinggi : 11.5 m dari permukaan
air
Tinggi Menara : 63 m dari
permukaan tanah
Jarak antara menara : 75 m
Berat : 944 ton
Sejarah
Pemandangan Kota Palembang dari atas salah satu tower
Jembatan Ampera. Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang
Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan
Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali
mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa
jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek
itu tidak pernah terealisasi.
Pada masa kemerdekaan, gagasan itu
kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan
pembangunan jembatan kala itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk na-ma Sungai Musi yang dilintasinya, pada sidang
pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Usulan ini sebetulnya tergolong
nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal
hanya sekitar Rp 30.000,00. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang
terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar,
dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari. Pendampingnya, Walikota Palembang,
M. Ali Amin, dan Indra Caya. Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu.
Usaha yang dilakukan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang, yang didukung penuh oleh Kodam
IV/Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil. Bung Karno kemudian menyetujui
usulan pembangunan itu. Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan
masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, yang berarti posisinya di
pusat kota, Bung Karno kemudian mengajukan syarat. Yaitu, penempatan boulevard
atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. Dilakukanlah penunjukan
perusahaan pelaksana pembangunan, dengan penandatanganan kontrak pada 14
Desember 1961, dengan biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp
200,00).
Pembangunan jembatan ini dimulai
pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno.
Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perangJepang.
Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara
tersebut.
Pada awalnya, jembatan ini, dinamai
Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut
sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara
sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah
jembatan di atas Sungai Musi.
Peresmian pemakaian jembatan
dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama
jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia
tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan
anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera
(Amanat Penderitaan Rakyat). Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan
nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak
mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.[1]
Keistimewaan
Pada awalnya, bagian tengah badan
jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak
tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan
peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua
menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total
waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.
Pada saat bagian tengah jembatan
diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50
meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak
diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya
sembilan meter dari permukaan air sungai.
Sejak tahun 1970, aktivitas turun
naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu
yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu
lintas di atasnya. Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan
ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.
Jembatan
Ampera
|
|
Jembatan ini dibangun diatas sungai Musi dengan panjang
1.177 meter, lebar 22 meter dan tinggi diatas permukaan air 11, 50 meter,
dengan dana pampasan perang dari Pemerintah Jepang atas perintah Soekarno
pada bulan April 1962 dan diresmikan Mei 1965.
Orang menyebutnya Jembatan AMPERA karena pemakaiannya secara resmi dilakukan pada saat masa menegakkan Orde Baru yang sebelumnya bernama Jembatan "Musi". Jembatan AMPERA berarti jembatan Amanat Penderitaan Rakyat. Bagian tengan jembatan ini dulu dapat diangkat dan dilalui kapal yang tingginya maksimum 44,50 meter , sedangkan bila tidak diangkat hanya 9 meter, namun pada saat ini mobilitas penduduk semakin tinggi dan jumlah kendaraan bertambah banyak serta dasar lain yang bersifat teknis maka pada tahun 1977 jembatan tersebut tidak dapat lagi dinaikkan bagian tengahnya. Pada tahun 2004 jembatan ini direnovasi. |
|
|
Pantai Parai Tenggiri
(Kab.
Bangka Belitung)
Pada awalnya, masyarakat sungailiat menyebut pantai ini
sebagai pantai Hakok, kmudian sebagai pantai Tenggiri. Pantai Parai
merupakan pantai paling indah dideretan pantai timur Pulau Bangka. Sejak dulu
ketika masih disebut Hakok, pantai ini merupakan kawasan yang paling digemari
untuk dikunjunggi oleh masyarakat setempat. Bebatuan yang banyak terdapat di
pantai ini, bagaikan sebuah dekorasi alam yang sangat indah. Pantai ini
memiliki sebauh resort dengan hotel bintang 4 yakni parai beach resort.
Merupakan satu-satunya kawasan tujuan wisata pantai bertarap internasional yang
patut dibanggakan dipulau bangka. Hampir
semua fasilitas tersedia, mulai dari akomodasi, restauran, bar and grill, café,
kolam renang, bahkan sport and leisure.
|
|
|
|
Di
ujung kiri pantai, terdapat sebuah gugusan bebatuan yang di tata dengan apik
dan di namakan Rock Island. Pada malam hari, pengunjung dapat bersantai sambil
menikmati hidangan lezat dan minuman bar, sambil mendengarkan deburan ombak
yang menerpa bebatuan tanpa henti. Akses menuju ke sana melalui sebuah jembatan
dengan penerangan lampu di sepanjang tepi kanan dan kirinya. Pengunjung dapat
berjalan kaki menuju ke Rock Island sambil menikmati pemandangan laut dan
riakan ombak. Untuk menunjang sektor pariwisata Pantai Pasir Padi,
sejumlah akomodasi yang berupa hotel berbintang, dengan fasilitas lengkap,
seperti restoran, dan ruang konferensi, pameran dan lain-lain, tersedia. Selain
itu warung-warung tradisional yang menyajikan berbagai hidangan laut menambah
variasi akomodasi pantai itu.
Bunga Rafflesia Arnoldi
(Bengkulu)
Bunga
besar ini adalah simbol dari kota Bengkulu sendiri tapi sayang bunga ini tumbuh
dan mekar di tempat yng berpindah-pindah dan musiman tapi tetap di wilayah
pegunungan liku sembilan Bengkulu. Raflesia tumbuh di jaringan tumbuhan
merambat dan tidak berdaun tidak bertangkai sehingga tidak mampu
berfotosintesis. Rafflesia Arnoldii berukuran raksasa dan diketahui hanya
terdapat di Sumatera dan penyebarannya berada di sepanjang punggung Bukit
Barisan dari Aceh sampai Lampung dengan pusat ekologi di Bengkulu.
Mengenal Rafflesia Arnoldi (Rafflesia arnoldii)
beserta gambar dan cirinya.
Ini sebagai pelengkap artikel
terdahulu tentang bunga raksasa bernama latin Rafflesia arnoldii yang
oleh masyarakat sering disebut Rafflesia Arnoldi (dengan satu “i” saja). Selain
itu bunga ini juga dikenal sebagai Patma Raksasa.
Bunga raksasa berbau busuk ini
ditetapkan sebagai Puspa Langka Indonesia, salah satu dari tiga Puspa
Nasional Indonesia di samping Melati
(Puspa Bangsa) dan Anggrek Bulan
(Puspa Pesona).
Kenapa Dinamakan Rafflesia
arnoldii?.
Penamaan bunga raksasa
ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di
hutan tropis Sumatera. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold
yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri
saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles.
Jadi penamaan bunga Rafflesia
arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles
sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.
Mengenal Ciri (diskripsi)
dan gambar Rafflesia Arnoldi.
Sebagaimana jenis
Rafflesia lainnya merupakan tumbuhan parasit obligat. Ia tumbuh di dalam batang
liana (tumbuhan merambat) dari genus Tetrastigma.
Rafflesia arnoldii
tidak memiliki daun sehingga tidak mampu ber-fotosintesis sendiri. Nutrisi yang
dibutuhkan bunga ini diambil dari pohon inangnya.
Selain
tidak memiliki daun, bunga yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi
Bengkulu dan sebagai puspa langka (satu dari tiga bunga nasional) Indonesia ini
juga tidak memiliki batang maupun akar. Praktis bagian tanaman Rafflesia
Arnoldi yang tampak hanyalah bunganya saja yang berkembang dalam kurun waktu
tertentu.
Bunga Rafflesia Arnoldi (Rafflesia arnoldii)
memiliki bunga yang melebar dengan 5 mahkota bunga. Saat mekar diameter bunga
ini dapat mencapai antara 70-110 cm dengan tinggi mencapai 50 cm dan berat
mencapai 11 kg.
Di dasar bunga di
bagian tengah berbentuk gentong terdapat benang sari atau putik, tergantung
jenis kelamin bunga. keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu
rumah membuat presentase keberhasilan pembuahan yang dibantu oleh serangga
lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam
waktu bersamaan di tempat yang berdekatan.
Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu
sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan
layu dan mati.
Habitat, Persebaran, dan
Konservasi.
Sejumlah pihak
meyakini bunga Rafflesia Arnoldi atau Patma Raksasa merupakan tumbuhan endemik
Sumatera. Bunga raksasa ini hanya dapat dijumpai di Bengkulu. Meskipun di
beberapa tempat lain seperti di Aceh dan Malaysia pernah dilaporkan tumbuhnya
bunga Rafflesia arnoldii,
namun dimungkinkan itu ada Rafflesia dari jenis lainnya.
Beberapa lokasi yang
sering ditemui tumbuh bunga Rafflesia Arnoldi antara lain di Taman Nasional
Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Pusat
Pelatihan Gajah (PLG) Seblat (kabupaten Bengkulu Utara), dan Padang Guci
Kabupaten Kaur. TNBBS sendiri telah ditetapkan sebagai pusat konservasi
tumbuhan ini.
Bunga
Rafflesia Arnoldi memang tanaman langka, sulit ditemukan, serta endemik.
Apalagi keberadaannya yang seakan bersembunyi selama berbulan-bulan di dalam
tubuh inangnya hingga akhirnya tumbuh bunga yang mekarnya hanya seminggu.
Lantaran itu, bunga ini ditetapkan sebagai puspa langka, mendampingi puspa bangsa,
dan puspa pesona
(3 bunga nasional Indonesia)
berdasarkan Kepres No 4 Tahun 1993
tentang Satwa dan Bunga Nasional.
Rafflesia Arnoldi hingga saat ini belum pernah berhasil dikembangbiakan secara
eks-situ (di luar habitat aslinya). Dari 30-an jenis Rafflesia, hanya Rafflesia patma
saja yang telah dapat berkembang biak di luar habitatnya dan pada 2010 kemarin
berbunga di Kebun Raya Bogor.
Taman Nasional Way Kambas
(Lampung)
|
Taman nasional Way Kambas merupakan perwakilan
ekosistem hutan daratan rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang
alang-alang/semak belukar, dan hutan dipantai Sumatera. Jenis tumbuhan di taman
nasional tersebut antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia
sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron),
salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis),
ketapang (Terminalia cattapa),cemara laut (Casuarina equisetifolia),
pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea
sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus
bancanus).
Taman Nasional Way Kambas memliki 50
jenis mamalia diantaranya Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis
sumatrensis), Gajah Sumatera ((Elephas maximus sumatranus), Harimau
Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Tapir (Tapirus indicus),
Anjing Hutan (Cuon alpinus sumatrensis), Siamang (Hylobates
syndactylus syndactylus); 406 jenis Burung Diantaranya Bebek Hutan (Cairina
scutulata), Bangau Sandang Lawe (Ciconia episcopus stormi), Bangau
Tong-Tong (Leptoptilos javanicus), Sempidan Biru (Lophura ignita),
Kuau (Argusianus argus argus), Pecuk Ular (Anhinga melanogaster);
Berbagai Jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.
Gajah-gajah
liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang Plang Ijo)
dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak
sawah. Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih mendidik
dan melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah main bola, menari, berjabat
tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak
atraksi lainnya.
|
|
|
Pusat latihan
gajah ini didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil mendidik
dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik
untuk dikunjungi:
Pusat Latihan Gajah Karangsari. Atraksi gajah. Way Kambas. Untuk kegiatan berkemah.Way Kanan. Penelitian dan penangkaran badak sumatera dengan fasilitas laboratorium alam dan wisma peneliti.Rawa Kali Biru, Rawa Gajah, dan Kuala Kambas. Menyelusuri sungai Way Kanan, pengamatan satwa (bebek hutan, kuntul, rusa, burung migran), padang rumput dan hutan mangrove.
Atraksi budaya di luar taman
nasional:Festival
Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juli s/d September setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi :
Cara pencapaian lokasi: Bandar
Lampung-Metro-Way Jepara menggunakan mobil sekitar dua jam (112 km),
Branti-Metro-Way Jepara sekitar satu jam 30 menit (100 km),
Bakauheni-Panjang-Sribawono-Way Jepara sekitar tiga jam (170 km),
Bakauheni-Labuan Meringgai-Way Kambas sekitar dua jam.
|
|
|
Kantor: Jl. Raya Way Jepara
Labuan Ratu Lama, Lampung Telp. (0725) 44220 |
Dinyatakan Menteri Pertanian,
Tahun 1982
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 14/Menhut- II/1989 dengan luas 130.000 hektar Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 670/Kpts-II/1999 dengan luas 125.621,3 hektar Letak Kab. Lampung Tengah dan Kab. Lampung Timur, Provinsi Lampung Temperatur udara 28° - 37° C Curah hujan 2.500 - 3.000 mm/tahun Ketinggian tempat 0 - 60 m. dpl Letak geografis 4°37’ - 5°15’ LS, 106°32’ - 106°52’ BT |
Taman Mini Indonesia Indah
(DKI Jakarta)
Taman Mini Indonesia Indah adalah
sebuah taman yang berbasis budaya, menampilkan miniatur yang menggambarkan
keindahan dan keragaman Indonesia dalam lahan yang kecil di daerah Jakarta
Timur.
Secara
populer di kenal sebagai Taman Mini, isi taman ini adalah 26 replika rumah adat
tradisional yang ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia dari Aceh ke
Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Papua. Miniatur- miniatur ini mengambarkan
sejarah, kesenian, kerajinan dan tradisi dari setiap provinsi. Dibangun untuk
pendidikan dan rekreasi keluarga, Taman Mini memiliki area luas untuk rekreasi
keluarga, sejumlah taman flora dan fauna, museum, teater pertunjukan, teater
Imax dan fasilitas-fasilitas akomodasi.
Untuk lebih mengekspresikan
toleransi di Indonesia dan hidup berdampingan secara damai di antara
pemeluk-pemeluk agama di seluruh kepulauan, di taman ini juga didirikan
rumah-rumah ibadah sampai saat ini masih aktif digunakan seperti: masjid, pura,
vihara, gereja Katolik dan gereja Protestan. Tidak jauh ada sebuah danau besar
dengan bentuk pulau-pulau asli Indonesia di dalamnya. Dari udara para
pengunjung dapat melihat bentuk keseluruhan peta Indonesia di danau. Taman Mini
Indonesia Indah adalah gagasan Ibu Tien Soeharto, mantan wanita pertama di
Indonesia. Kontruksi Taman Mini dimulai tahun 1971 dan diresmikan pada 20 April
1975. TMII ini Juga memiliki luas sekitar 150 Hektar.
Untuk para pengunjung yang hanya
memiliki waktu terbatas untuk menjelajah pulau-pulau Indonesia, Taman Mini
adalah perkenalan terbaik untuk keanekaragaman budaya negara ini. Taman
Mini adalah taman yang ideal untuk keluarga agar lebih mengenal budaya-budaya
regional.
Taman Mini Indonesia Indah
Berikut
ini, beberapa tempat menarik yang dapat dikunjungi di TMII, dengan berbagai
macam harga tiket masuk, yang bisa menjadi pilihan alternatif murah meriah untuk
liburan keluarga.
1.
Miniatur Kepulauan Indonesia
Jika ingin menyaksikan bentuk asli
Indonesia dalam skala mini, dari seluruh 33 provinsi mulai Aceh hingga Papua,
TMII adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi. Gugusan kepulauan yang
membentang luas dari Sabang hingga Merauke, tertata apik di danau buatan yang
dibangun 30 Juni 1972 itu.
Untuk bisa mengelilingi kepulauan
Nusantara dengan perahu angsa, pengunjung cukup membayar Rp 7.500. Atau, jika
ingin melihat lebih jelas dari udara, terdapat kereta gantung yang tarifnya
sedikit lebih mahal, Rp 25.000. Selain itu, tersedia juga alat transportasi
lainnya di darat, seperti Kereta Api Rp 10.000, dan bis keliling Rp 3.000.
Gugusan Kepulauan Sumatera dilihat
dari anjungan Sumatera Barat
Pulau
Kalimantan, dengan Istana Anak-anak Indonesia terlihat dari kejauhan
Kereta
gantung
2.
Rumah Adat
Jika
kita ingin mengenalkan lebih jauh rumah adat (anjungan) yang terdapat di
Indonesia, kepada anak dan keluarga, tidak perlu jauh-jauh. Sebab, di TMII
terdapat 33 anjungan dari kepulauan Nusantara, yang dapat dikunjungi dengan
gratis. Cukup membayar Rp 3.000 untuk tiket masuk, serta tambahan Rp 6.000 bagi
yang membawa sepeda motor.
Mulai
dari anjungan Nanggroe Aceh Darussalam, yang di sisinya terdapat pesawat Dakota
RI 001 Suelawah, yang merupakan simbol perjuangan rakyat Aceh pada perang pasca
kemerdekaan. Kemudian anjungan Sumatera Barat, dengan Rumah Gadang yang
khas dan hampir mirip aslinya di Batusangkar. Hingga terdapat 31 lagi anjungan
dari setiap provinsi yang tersebar di sisi danau buatan miniatur kepulauan
Indonesia.
Anjungan
Sumatera Barat dengan Rumah Gadang
3.
Tempat Ibadah
Dalam Pancasila, terdapat sila
pertama yaitu, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kalimat tersebut merupakan bukti
bahwa sedari dahulu saat Indonesia merdeka, pemerintah telah menjamin kebebasan
memeluk agama dan keyakinan masing-masing bagi setiap warga.
Untuk itu, di TMII terdapat tujuh
bangunan yang mempresentasikan tempat ibadah di Indonesia. Mulai dari Masjid
Pangeran Diponegoro bagi umat Muslim, Gereja Katolik Santa Chatarina bagi umat
Katolik, Gereja Protestan Haleluya bagi umat Kristiani, Pura Penataran Agung
Kertabhumi bagi umat Hindu, Wihara Arya Dwipa Arama bagi umat Budha, Sasana
Adirasa Pangeran Samber Nyawa bagi pemeluk ajaran keyakinan di Jawa, dan
Klenteng Kong Miau bagi pemeluk Kong Hu Chu.
Dengan
adanya tujuh tempat ibadah tersebut, pengunjung dapat mengajarkan kepada buah
hatinya makna saling menghormati antar pemeluk agama di Indonesia.
Tempat
ibadah Umat Kong Hu Chu, Klenteng Kong Miau
4.
Museum
Di TMII terdapat 16 museum yang
dapat dikunjungi secara umum. Mulai dari museum Prangko, yang saya datangi pada
Kamis (16/8) lalu, hingga museum Timur yang dahulunya merupakan sebuah anjungan
saat Indonesia masih terbagi dalam 27 provinsi.
Kecuali museum Komodo yang tiketnya
seharga Rp 10.000. Untuk ke 15 museum lainnya, harga tiket masuknya rata-rata
hanya berkisar Rp 2.000 - Rp 5.000. Dengan hanya mengeluarkan biaya tidak lebih
dari Rp 50.000, sebuah keluarga dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang
memadai kepada anak-anaknya melalui berkunjung ke dua atau tiga museum di TMII.
Museum Listrik
Museum
Transportasi dan Museum Keprajuritan Indonesia
5.
Taman
Sejatinya, di TMII, terdapat 10
taman yang mempresentasikan keindahan flora dan fauna Indonesia. Sayangnya,
karena keterbatasan waktu dan lebih pada hobi, saya hanya bisa mendatangi taman
burung dan taman budaya Tionghoa, untuk bisa memuaskan hobi memotret.
Harga tiket masuk, keduali taman
budaya Tionghoa yang gratis, untuk taman lainnya sangat bervariatif. Mulai dari
Rp 5.000 (taman bunga keong mas), Rp 13.000 (taman burung), Rp 15.000 (taman
air tawar dan serangga). Dengan harga tiket masuk yang relatif terjangkau bagi
sebagian masyakarta, tentunya mengunjungi beberapa taman merupakan salah satu
ritual wajib saat berwisata ke TMII.
Taman
Burung
6.
Arena Rekreasi
Di TMII tidak hanya Istana Anak-anak
Indonesia saja, melainkan banyak lagi tempat rekreasi dan hiburan lainnya.
Kendati untuk harga tiket sangat relatif, alias bervariasi mulai dari yang
termurah Rp 7.500 (perahu angsa) hingga Rp 120.000 (balon raksasa). Namun,
sebuah keluarga dapat memilah dan memilih, mana yang cocok dengan kondisi
keuangannya sendiri. Berdasarkan beberapa pengunjung yang sempat saya tanyakan,
bila membawa keluarga (dua orang tua dan dua anak) biaya yang dihabiskan untuk
mengunjungi arena rekreasi, naik angkutan seperti kereta gantung, museum
sekaligus makan, tidak kurang dari Rp 150.000 - Rp 200.000.
Untuk masuk ke Istana Anak-anak
Indonesia, Rp 5.000, sedangkan di dalamnya rata-rata suatu keluarga memainkan
komidi putar, giring ombak, kolam renang atau mandi bola, yang rata-rata
tiketnya seharga Rp 5.000 - Rp 15.000 setiap main. Sedangkan untuk bisa
menonton di teater Keong Mas, untuk umum adalah Rp 30.000. Gedung yang sekilas
jika dilihat dari udara melalui kereta gantung, nampak seperti seekor keong/
siput, yang berkilauan dengan warna keemasan yang menjadi ciri khas dari TMII.
Teater
Keong Mas
Tangkuban Perahu
(Jawa
Barat)
Gunung Tangkuban Perahu atau juga sering disebut Tangkuban
Parahu merupakan salah satu gunung terbesar di dataran Parahyangan. Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban
Perahu
berada di utara kota Lembang, sebelah utara kota Bandung. Udara
sejuk, hamparan kebun teh, lembah dan tingginya pohon pinus menemani perjalanan
Anda menuju pintu gerbang kawasan Tangkuban Perahu. Ada dua jalan menuju kawah-kawah yang ada di
gunung ini. Jalan yang pertama atau jalan lama dengan kondisi jalan yang lebih
sulit untuk dilalui dan biasanya akan ditutup sehabis hujan atau saat dirasa
membahayakan untuk dilewati. Penjaga loket akan memberi petunjuk untuk melewati
jalan baru yang terletak lebih ke atas jika jalan ini ditutup. Sebelum tiket
pembayaran di jalan pertama ini, terdapat pondok-pondok yang disewakan untuk
tempat menginap.
Melewati jalan baru, jalan beraspal memudahkan perjalanan
kendaraan Anda. Pada sisi jalan yang berkelok-kelok terdapat bunga-bunga
terompet dan pohon lainnya yang akan menyejukkan perjalanan Anda. Di kawasan
gunung Tangkuban Perahu terdapat tiga kawah yang menarik untuk dikunjungi.
Kawah tersebut adalah Kawah Domas, Kawah Ratu dan Kawah Upas.
Kawah yang paling besar diantara ketiganya dan paling banyak dikunjungi adalah
Kawah Ratu. Dengan beberapa jam berjalan kaki, Anda bahkan dapat mengitari
Kawah Ratu yang begitu luas sambil menikmati keindahan panorama Gunung Tangkuban Perahu.
KAWAH RATU
KAWAH RATU
Jika Anda datang menggunakan bus, tersedia tempat parkir
khusus bus sebelum mencapai Kawah Ratu. Perjalanan dilanjutkan dengan mobil ELF
yang akan mengantarkan Anda ke Kawah Ratu. Tetapi, jika Anda menggunakan
kendaraan pribadi, Anda dapat terus menggunakannya sampai ke Kawah Ratu.
Tersedia tempat parkir kendaraan di seberang kawah ini, sehingga tanpa melalui
medan yang sulit dan menghabiskan banyak energi, Anda dapat melihat kawah ini.
Mungkin ini juga menjadi salah satu alasan, kebanyakan pengunjung ada di kawah
ini.
Kawah Ratu langsung terlihat dari atas dengan
pembatas pagar kayu untuk mencegah pengunjung terjatuh. Melihat dalamnya kawah,
dinding-dinding kawah dan asap yang masih keluar dari kawah ini menciptakan
pemandangan yang menggetarkan hati. Tanah di sekitar Kawah Ratu umumnya
berwarna putih dengan beberapa batu belerang berwarna kuning. Batu-batuan dan
suasana kering dan gersang terasa di kawah ini. Anda dapat mencoba mendaki ke
daerah yang lebih tinggi jika ingin melihat kawasan Kawah Ratu secara
menyeluruh. Di tempat ini banyak toko-toko sederhana yang menjual berbagai
souvenir seperti syal, topi kupluk, tas dan topi bulu, berbagai pajangan dari
kayu dan berbagai aksesories lainnya. Ada juga penjual makanan dan minuman
hangat seperti mie rebus, bandrek dan lainnya. Anda juga dapat menunggang kuda
untuk mengitari sebagian kawah ini. Kegiatan ini biasanya disukai anak-anak.
KAWAH UPAS
KAWAH UPAS
Kawah Upas terletak di sebelah Kawah Ratu.
Tetapi, untuk dapat melihat kawah ini harus melalui medan yang berbahaya, Anda
harus melewati jalan yang berpasir untuk mencapai kawah ini. Maka, sangat
jarang pengunjung yang datang melihat kawah ini. Bentuk Kawah Upas berbeda
dengan Kawah Ratu. Kawah Upas lebih dangkal dan mendatar.
KAWAH DOMAS
KAWAH DOMAS
Kawah Domas terletak lebih bawah daripada Kawah
Ratu. Jika Anda dating melalui jalan baru, Anda akan menemukan pintu gerbang
menuju Kawah Domas terlebih dahulu sebelum menuju Kawah Ratu. Jika pada Kawah
Ratu Anda hanya akan melihat kawah dari kejauhan, pada Kawah Domas, Anda dapat
lebih dekat dengan kawah. Bahkan, Anda dapat mencoba merebus telur dengan
memasukkannya ke dalam kawah. Jika Anda ingin melihat Kawah Domas melewati jam
16.00 WIB, Anda diharuskan menggunakan jasa pemandu wisata.
MANARASA
MANARASA
Pohon yang banyak terlihat di sekitar kawah adalah pohon
yang disebut oleh warga sekitar dengan nama Manarasa. Daun tanaman ini akan berwarna
kemerah-merahan jika daun sudah tua. Daun yang sudah berwarna merah dapat
dimakan dengan rasa mirip seperti daun jambu dengan sedikit rasa asam. Daun ini
dapat mengobati diare dan dipercaya akan membuat awet muda. Mungkin daun ini
dipercaya oleh masyarakat sekitar selalu dimakan oleh Dayang Sumbi yang awet
muda dalam legenda terjadinya Gunung Tangkuban Perahu.
Pada
jaman dahulu kala, di tatar Parahyangan, berdiri sebuah kerajaan yang gemah
ripahlohjinawi kerta raharja. Tersebutlah sang prabu yang gemar olah raga
berburu binatang, yang senantiasa ditemani anjingnya yang setia, yang bernama
“Tumang”. Pada suatu ketika sang Prabu berburu rusa, namun telah seharian
hasilnya kurang menggembirakan. Binatang buruan di hutan seakan lenyap ditelan
bumi. Ditengah kekecewaan tidak mendapatkan binatang buruannya, sang Prabu
dikagetkan dengan nyalakan anjing setianya “Tumang” yang menemukan seorang bayi
perempuan tergeletak diantara rimbunan rerumputan. Alangkah gembiranya sang
Prabu, ketika ditemukannya bayi perempuan yang berparas cantik tersebut,
mengingat telah cukup lama sang Prabu mendambakan seorang putri, namun belum
juga dikaruniai anak. Bayi perempuan itu diberi nama Putri Dayangsumbi. Alkisah
putri Dayangsumbi nan cantik rupawan setelah dewasa dipersunting seorang pria,
yang kemudian dikarunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang
yang juga kelak memiliki kegemaran berburu seperti juga sang Prabu. Namun
sayang suami Dayangsumbi tidak berumur panjang. Suatu saat, Sangkuriang yang
masih sangat muda belia, mengadakan perburuan ditemani anjing kesayangan sang
Prabu yang juga kesayangan ibunya, yaitu Tumang. Namun hari yang kurang baik
menyebabkan perburuan tidak memperoleh hasil binatang buruan. Karena
Sangkuriang telah berjanji untuk mempersembahkan hati rusa untuk ibunya,
sedangkan rusa buruan tidak didapatkannya, maka Sangkuriang nekad membunuh si
Tumang anjing kesayangan ibunya dan juga sang Prabu untuk diambil hatinya, yang
kemudian dipersembahkan kepada ibunya.Ketika Dayangsumbi akhirnya mengetahui
bahwa hati rusa yang dipersembahkan putranya tiada lain adalah hati “si Tumang”
anjing kesayangannya, maka murkalah Dayangsumbi. Terdorong amarah, tanpa
sengaja, dipukulnya kepala putranya dengan centong nasi yang sedang
dipegangnya, hingga menimbulkan luka yang berbekas. Sangkuriang merasa usaha
untuk menggembirakan ibunya sia-sia, dan merasa perbuatannya tidak bersalah.
Pikirnya tiada hati rusa, hati anjingpun jadilah, dengan tidak memikirkan
kesetiaan si Tumang yang selama hidupnya telah setia mengabdi pada majikannya.
Sangkuriangpun minggat meninggalkan kerajaan, lalu menghilang tanpa karana.
Setelah kejadian itu Dayangsumbi merasa sangat menyesal, setiap hari ia selalu
berdoa dan memohon kepada Hyang Tunggal, agar ia dapat dipertemukan kembali
dengan putranya. Kelak permohonan ini terkabulkan, dan kemurahan sang Hyang
Tunggal jualah maka Dayangsumbi dikaruniai awet muda. Syahdan Sangkuriang yang
terus mengembara, ia tumbuh penjadi pemuda yang gagah perkasa, sakti mandraguna
apalgi setelah ia berhasil menaklukan bangsa siluman yang sakti pula, yaitu
Guriang Tujuh. Dalam suatu saat pengembaraannya, Sangkuriang tanpa disadarinya
ia kembali ke kerajaan dimana ia berasal. Dan alur cerita hidup mempertemukan ia
dengan seorang putri yang berparas jelita nan menawan, yang tiada lain ialah
putri Dayangsumbi. Sangkuriang jatuh hati kepada putri tersebut, demikianpula
Dayangsumbi terpesona akan kegagahan dan ketampanan Sangkuriang, maka hubungan
asmara keduanya terjalinlah. Sangkuriang maupun Dayangsumbi saat itu tidak
mengetahui bahwa sebenarnya keduanya adalah ibu dan anak. Sangkuriang akhirnya
melamar Dayangsumbi untuk dipersunting menjadi istrinya. Namun lagi lagi alur
cerita hidup membuka tabir yang tertutup, Dayangsumbi mengetahui bahwa pemuda
itu adalah Sangkuriang anaknya, sewaktu ia melihat bekas luka dikepala
Sangkuriang, saat ia membetulkan ikat kepala calon suaminya itu. Setelah merasa
yakin bawa Sangkuriang anaknya, Dayangsumbi berusaha menggagalkan pernikahan
dengan anaknya. Untuk mempersunting dirinya, Dayangsumbi mengajukan dua syarat
yang harus dipenuhi Sangkuriang dengan batas waktu sebelum fajar menyingsing.
Syarat pertama, Sangkuriang harus dapat membuat sebuah perahu yang besar.
Syarat kedua, Sangkuriang harus dapat membuat danau untuk bisa dipakai
berlayarnya perahu tersebut. Sangkuriang menyanggupi syarat tersebut, ia
bekerja lembur dibantu oleh wadiabalad siluman pimpinan Guriang Tujuh untuk
mewujudkan permintaan tersebut. Kayu kayu besar untuk perahu dan membendung
sungai Citarum, ia dapatkan dari hutan di sebuah gunung yang menurut legenda
kelak diberi nama Gunung Bukit Tunggul. Adapun ranting dan daun dari pohon yang
dipakai kayunya, ia kumpulkan disebuah bukit yang diberi nama gunung Burangrang.
Sementara itu Dayangsumbi-pun memohon sang Hyang Tunggal untuk menolongnya,
menggagalkan maksud Sangkuriang untuk memperistri dirinya. Sang Hyang Tunggal
mengabulkan permohonan Dayangsumbi, sebelum pekerjaan Sangkuriang selesai,
ayampun berkokok dan fajar menyingsing. Sangkuriang murka, mengetahui ia gagal
memenuhi syarat tersebut, ia menendang perahu yang sedang dibuatnya. Perahu
akhirnya jatuh menelungkup dan menurut legenda kelak jadilah Gunung
Tangkubanparahu, sementara aliran Sungai Citarum yang dibendung sedikit demi sedikit
membentuk danau Bandung.
Pulau Dua/Pulau Burung
(Banten)
Banten, provinsi yang satu ini
memang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Berbagai wisata alam
banyak terdapat di provinsi yang baru saja berdiri ini. Mulai dari Pulau
Umang, Pantai
Anyer, Pantai
Carita, Rawa
Dano,
dan masih banyak lagi. Semua tempat itu banyak menarik wisatawan asing maupun
lokal untuk mengunjunginya. Dan kali ini juga kita akan membahasa satu pulau
yang masih terletak di provinsi Banten, yang memiliki keindahan alam yang luar
biasa pula. Lebih tepatnya keindahan lautnya yaitu Pulau Dua
atau biasa disebut pulau Burung.
Secara administratif Pulau Dua
termasuk Desa Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Provinsi
Banten, dengan letak geografisnya 106°-21’ BT dan 6°01 LS. Curah hujan
rata-rata 1500-2000 mm per tahun yang terbasah. Januari dan Agustus merupakan
bulan terkering dengan temperatur rata-rata 26°C. Ketinggian pulau antara 0-10
m dpl. Tanah bagian barat pulau agak kering sedangkan timur umumnya rendah dan
berawa. Tanah dengan kandungan pasir yang tinggi tidak mampu menahan air hujan
sehingga tanah di pulau ini umumnya kering. Sumber air tawar tidak ada. Air
rawa berasal dari laut yang menggenang ketika pasang.
Pulau ini merupakan cagar alam yang
dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) (bukan) Provinsi
Banten? Entah mengapa di pos jaga yang berada di tengah pulau tersebut masih
tertulis Provinsi Jawa Barat. Saking kurangnya perhatian Pemerintah Provinsi
Banten? Belakangan baru saya tahu bahwa kendati Banten sudah menjadi provinsi
sendiri, gaji bulanan jagawana di pulau ini ternyata masih dibayar oleh BKSDA
Provinsi Jawa Barat
Wisata Indonesia Surga Dunia.
Wisata Indonesia Surga Dunia.
Obyek wisata pulau burung ini atau sering disebuh juga dengan
pulau burungdaya memiliki daya tarik yang unik dibandingkan dengan obyek wisata
lainnya. Keunikan itu tidaklah lain dan tidaklah bukan keindahan alam bawah
lautnya yang mempesona. Gugusan karang yang indah, berbagai macam jenis ikan
laut, serta berbagai jenis burung yang ada di pulau ini. Luas pulau ini sekitar
30 Ha. Dimana setiap bulan april dan agustus pulau ini akan didatangi sekitar
1.000 jenis burung. Yang dimana 60 dari jenis burung itu adalah dari negara
lain. Pada bulan ini juga tempat wisata pulau burung ini akan sangat
ramai dikunjungi para wisatawan baik asing maupun lokal. Karena di waktu inilah
kita mempunyai kesempatan untuk menikmati alam di pulau ini sambil mempelajari
dan melihat beraneka ragam jenis burung.
Untuk mencapai pulau ini kita bisa
menggunakan perahu tradisional atau perahu motor nelayan setempat sekitar 15
sampai 30 menit dari Sawah luhur, Kaseman – Banten. Jadi jika kalian datang
dari Jakarta, kalian bisa menuju desa sawah luhur, kaseman – Banten. Setelah
itu kalian bisa menitipkan atau meninggalkan mobil disitu dan naik perahu
menuju pulau dua atau pulau burung. Dan setelah itu kalian bisa menikmati keindahan
pulau burung ini.
Candi Borobudur
(Jawa Tengah)
Candi
Borobodur adalah monumen Budha terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja
Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun
300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral
agung di Eropa.
Candi
Borobudur memiliki luas 123x123 m² dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang
dan 1 stupa induk. Bentuk candi ini beraksitektur Gupta yang mencerminkan
pengaruh India. Setelah berkunjung ke sini Anda akan memahami mengapa Borobudur
memiliki daya tarik bagi pengunjung dan merupakan ikon warisan budaya Indonesia. Candi ini seakan puzzle raksasa yang
tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik, dipahat sedemikian rupa sehingga
saling mengunci satu dengan yang lain.
Lembaga internasional dari PBB yaitu
UNESCO mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah satu monumen
Budha terbesar di dunia. Di Candi ini ada 2672 panel relief yang apabila
disusun berjajar maka panjangnya mencapai 6 km. Ansambel reliefnya merupakan
yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi nilai seninya serta setiap
adegannya adalah mahakarya yang utuh.
Sejak pertengahan abad ke-9 hingga
awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarah umat Budha dari China,
India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur menjadi salah satu jejak sejarah
paling penting dalam perkembangan peradaban manusia. Kemegahan dan keagungan
arsitektur Candi Borobudur merupakan harta karun dunia yang mengagumkan dan tak
ternilai harganya.
Borobudur terdiri dari 1460 panel
relief dan 504 stupa. Namun, panel yang selama ini terlihat ternyata belum
lengkap karena ada 160 panel yang sengaja ditimbun karena reliefnya dianggap
vulgar dan cabul. Panel-panel itu terletak di bagian paling bawah, berisi
adegan Sutra Karmawibhangga (hukum sebab-akibat). Ada pula yang menyatakan
bahwa penimbunan bagian bawah tersebut untuk menguatkan bagian pondasi yang
sejak awal ditemukan sudah sangat rusak.
Candi Borobudur dibangun selama 75
tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan 60.000 meter kubik batuan
vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur
candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang yang digunakan
untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara
merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi
hingga dasar dagu.
Berdasarkan prasasti Karangtengah dan
Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah
raja Mataram kuno dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga, dan membangunan
candi ini sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan
pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan
memakan waktu setengah abad.
Pada awalnya, candi ini diperkirakan
sebagai tempat pemujaan. J.G. de Casparis memperkirakan bahwa BhÅ«mi SambhÄra
BhudhÄra dalam bahasa Sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan
sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur. Sebagian
sejarawan juga ada yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu "Vihara Buddha Uhr” yang artinya “Biara Buddha di
Bukit”.
Candi ini berada di Jawa Tengah, di
puncak bukit menghadap ke sawah yang subur di antara bukit-bukit yang renggang.
Cakupan wilayahnya sangat besar, yakni berukuran 123 x 123 meter. Candi
Borobudur ternyata dibangun di atas sebuah danau purba. Dulu, kawasan tersebut
merupakan muara dari berbagai aliran sungai. Karena tertimbun endapan lahar
kemudian menjadi dataran. Pada akhir abad ke VIII, Raja Samaratungga dari
Wangsa Syailendra lantas membangun Candi Borobudur yang dipimpin arsitek bernama
Gunadharma hinggga selesainya tahun 746 Saka atau 824 Masehi. Monumen ini merupakan sebuah arsitektur
Budha yang menakjubkan dan terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di
Kamboja.
Luas bangunan Candi Borobudur ialah
15.129 m² yang tersusun dari 55.000 m³ batu, terdiri dari 2 juta potongan
batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 x 10 x 15 cm. Panjang potongan batu
secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton.
Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang
merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel
masing-masing 2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang
lebih panjang relief seluruhnya mencapai 3 km. Candi ini memiliki 10 tingkat,
dimana tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk
bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah.
Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya
42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir. Bagian
paling atas di tingkat ke-10 terdapat stupa besar berdiameter 9,90 m, dengan
tinggi 7 m. Candi Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir,
bedanya, Borobudur memiliki pola kepunden berundak.
Arsitektur dan bangunan batu candi ini
sungguh tiada bandingannya. Candi ini dibangun tanpa menggunakan semen.
Strukturnya seperti sebuah kesatuan deretan lego yang saling mengukuhkan dan
dibuat bersamaan tanpa lem sedikitpun.
Sir Thomas Stanford Raffles menemukan
Borobudur pada tahun 1814 dalam kondisi rusak dan memerintahkan supaya situs
tersebut dibersihkan dan dipelajari secara menyeluruh. Keberadaan Borobudur
sebenarnya telah diketahui penduduk lokal di abad ke-18 dimana sebelumnya
tertimbun material Gunung Merapi.
Proyek restorasi Borobudur secara
besar-besaran kemudian dimulai dari tahun 1905 sampai tahun 1910. Dengan
bantuan dari UNESCO, restorasi kedua untuk menyelamatkan Borobudur dilaksanakan
dari bulan Agustus 1913 sampai tahun 1983. Candi ini tetap kuat meski selama
sepuluh abad tak terpelihara.
Tahun 1970-an Pemerintah Indonesia dan
UNESCO bekerja sama untuk mengembalikan keagungan Borobudur. Perbaikan yang
dilakukan memakan waktu delapan tahun sampai dengan selesai dan saat ini
Borobudur adalah salah satu keajaiban dan harta Indonesia dan dunia yang
berharga.
Berbagai disiplin ilmu pengetahuan
terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus
van Erp tahun 1911, Prof. Dr. C. Coremans tahun 1956, dan Prof.Ir.
Roosseno tahun 1971. Kita patut menghargai usaha mereka memimpin pemugaran
candi mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi tidaklah mudah.
Tahun 1991 akhirnya Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.
Candi Borobudur dihiasi dengan
ukiran-ukiran batu pada reliefnya yang mewakili gambaran dari kehidupan Budha.
Para arkeolog menyatakan bahwa candi Borobudur memiliki 1.460 rangkaian relief
di sepanjang tembok dan anjungan. Relief ini terlengkap dan terbesar di dunia
sehingga nilai seninya tak tertandingi. Pembacaan cerita-cerita relief ini
senantiasa dimulai dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap
tingkatnya. Cerita dimulai dari sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan
pintu gerbangnya.
Monumen ini adalah tempat suci dan tempat berziarah kaum Budha. Tingkat sepuluh candi melambangkan tiga divisi sistem kosmik agama Budha. Ketika Anda memulai perjalanan mereka melewati dasar candi untuk menuju ke atas, mereka akan melewati tiga tingkatan dari kosmologi Budhis dan hakekatnya merupakan “tiruan” dari alam semesta yang menurut ajaran Budha terdiri atas 3 bagian besar, yaitu: (1) Kamadhatu atau dunia keinginan; (2) Rupadhatu atau dunia berbentuk; dan (3) Arupadhatu atau dunia tak berbentuk.
Monumen ini adalah tempat suci dan tempat berziarah kaum Budha. Tingkat sepuluh candi melambangkan tiga divisi sistem kosmik agama Budha. Ketika Anda memulai perjalanan mereka melewati dasar candi untuk menuju ke atas, mereka akan melewati tiga tingkatan dari kosmologi Budhis dan hakekatnya merupakan “tiruan” dari alam semesta yang menurut ajaran Budha terdiri atas 3 bagian besar, yaitu: (1) Kamadhatu atau dunia keinginan; (2) Rupadhatu atau dunia berbentuk; dan (3) Arupadhatu atau dunia tak berbentuk.
Seluruh
monumen itu sendiri menyerupai stupa raksasa, namun dilihat dari atas membentuk
sebuah mandala. Stupa besar di puncak candi berada 40 meter di atas tanah.
Kubah utama ini dikelilingi oleh 72 patung Budha yang berada di dalam stupa
yang berlubang.
KRATON
(YOGYAKARTA)
Lonceng Kyai Brajanala berdentang
beberapa kali, suaranya tidak hanya memenuhi Regol Keben namun terdengar hingga
Siti Hinggil dan Bangsal Pagelaran Kraton Yogyakarta. Sedangkan di Sri Manganti
terdengar lantunan tembang dalam Bahasa Jawa Kuna yang didendangkan oleh
seorang abdi dalem. Sebuah kitab tua, sesaji, lentera, dan gamelan terhampar di
depannya. Beberapa wisatawan mancanegara tampak khusyuk mendengarkan tembang
macapat, sesekali mereka terlihat menekan tombol shutter untuk mengambil
gambar. Meski tidak tahu arti tembang tersebut, saya turut duduk di deretan
depan. Suara tembang jawa yang mengalun pelan bercampur dengan wangi bunga dan
asap dupa, menciptakan suasana magi yang melenakan. Di sisi kanan nampak 4
orang abdi dalem lain yang bersiap untuk bergantian nembang. Di luar pendopo,
burung-burung berkicau dengan riuh sambil terbang dari pucuk pohon sawo kecik
yang banyak tumbuh di kompleks Kraton Yogyakarta kemudian hinggap di atas
rerumputan.
Kraton
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang sekarang lebih dikenal dengan
nama Kraton Yogyakarta merupakan pusat dari museum hidup kebudayaan Jawa yang
ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya menjadi tempat tinggal raja dan
keluarganya semata, Kraton juga menjadi kiblat perkembangan budaya Jawa,
sekaligus penjaga nyala kebudayaan tersebut. Di tempat ini wisatawan dapat
belajar dan melihat secara langsung bagaimana budaya Jawa terus hidup serta
dilestarikan. Kraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada tahun
1755, beberapa bulan setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti. Dipilihnya
Hutan Beringin sebagai tempat berdirinya kraton dikarenakan tanah tersebut
diapit dua sungai sehingga dianggap baik dan terlindung dari kemungkinan
banjir. Meski sudah berusia ratusan tahun dan sempat rusak akibat gempa besar pada
tahun 1867, bangunan Kraton Yogyakarta tetap berdiri dengan kokoh dan terawat
dengan baik.
Mengunjungi
Kraton Yogyakarta akan memberikan pengalaman yang berharga sekaligus
mengesankan. Kraton yang menjadi pusat dari garis imajiner yang menghubungakn Pantai
Parangtritis dan Gunung Merapi ini memiliki 2 loket masuk, yang pertama di
Tepas Keprajuritan (depan Alun-alun Utara) dan di Tepas Pariwisata (Regol
Keben). Jika masuk dari Tepas Keprajuritan maka wisatawan hanya bisa memasuki
Bangsal Pagelaran dan Siti Hinggil serta melihat koleksi beberapa kereta kraton
sedangkan jika masuk dari Tepas Pariwisata maka Anda bisa memasuki Kompleks Sri
Manganti dan Kedhaton di mana terdapat Bangsal Kencono yang menjadi balairung
utama kerajaan. Jarak antara pintu loket pertama dan kedua tidaklah jauh,
wisatawan cukup menyusuri Jalan Rotowijayan dengan jalan kaki atau naik becak.
Ada
banyak hal yang bisa disaksikan di Kraton Yogyakarta, mulai dari aktivitas abdi
dalem yang sedang melakukan tugasnya atau melihat koleksi barang-barang Kraton.
Koleksi yang disimpan dalam kotak kaca yang tersebar di berbagai ruangan
tersebut mulai dari keramik dan barang pecah belah, senjata, foto, miniatur dan
replika, hingga aneka jenis batik beserta deorama proses pembuatannya. Selain
itu, wisatawan juga bisa menikmati pertunjukan seni dengan jadwal berbeda-beda
setiap harinya. Pertunjukan tersebut mulai dari wayang orang, macapat, wayang
golek, wayang kulit, dan tari-tarian. Untuk menikmati pertunjukkan seni
wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. Jika datang pada hari selasa
wage, Anda bisa menyaksikan lomba jemparingan atau panahan gaya Mataraman di
Kemandhungan Kidul. Jemparingan ini dilaksanakan dalam rangka tinggalan dalem
Sri Sultan HB X. Keunikan dari jemparingan ini adalah setiap peserta wajib
mengenakan busana tradisional Jawa dan memanah dengan posisi duduk.
Usai
menikmati pertunjukan macapat, YogYES pun beranjak mengitari kompleks kraton
dan masuk ke Museum Batik yang diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada tahun 2005.
Koleksi museum ini cukup beragam mulai dari aneka kain batik hingga peralatan
membatik dari masa HB VIII hingga HB X. Selain itu di museum ini juga disimpan
beberapa koleksi hadiah dari sejumlah pengusaha batik di Jogja maupun daerah
lain. Saat sedang menikmati koleksi museum, pandangan YogYES tertuju pada salah
satu sumur tua yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono VIII. Di atas sumur
yang telah ditutup menggunakan kasa alumunium tersebut terdapat tulisan yang
melarang pengunjung memasukkan uang. Penasaran dengan maksud kalimat tersebut
YogYES pun mendekat dan melihat ke dalam sumur, ternyata di dasar sumur
terdapat kepingan uang logam dan uang kertas yang berhamburan.
Puas
berjalan mengitari Kraton Yogyakarta, YogYES pun melangkahkan kaki keluar regol
dengan hati riang. Dalam perjalanan menuju tempat parkir, terlihat sebuah papan
nama yang menawarkan kelas belajar nembang / macapat, menulis dan membaca huruf
jawa, menari klasik, serta belajar mendalang. Rupanya di Kompleks Kraton
Yogyakarta ada beberapa tempat kursus atau tempat belajar budaya serta kesenian
Jawa. YogYES pun berjanji dalam hati, suatu saat akan kembali untuk belajar
mengeja dan menulis huruf hanacaraka maupun belajar menari.
GUNUNG BROMO
(JAWA TIMUR)
Gunung Bromo sudah sangat terkenal
sebagai objek wisata yang tersohor di Indonesia khususnya jawa timur. Gunung
Bromo merupakan gunung berapi aktif yang berada di ketinggian 2.392 meter di
atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten
Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung
Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir
seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan
garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat).
Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat
kawah Bromo. Menurut sejarah, gunung ini telah beberapa kali meletus, Selama
abad XX, gunung yang terkenal sebagai tempat wisata itu meletus sebanyak tiga
kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar
terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2011.
Gunung Bromo berasal dari bahasa
sanskerta yaitu Brahma, merupakan
seorang dewa utama Hindu. Yang membuat menarik objek wisata ini adalah status
gunung bromo yang merupakan gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Bila
kita pertama kali kita mengunjungi objek wisata gunung bromo kita akan
merasakan dingin karena memang suhu disini mencapai 10 hingga 0 derajat
celsius.
Legenda
Asal Usul Gunung Bromo
Sebelum Rara Anteng dinikahi Joko Seger, banyak pria yang naksir. Maklum, kecantikannya sangat alami sebagaimana Dewi. Di antara pelamarnya, terdapat Kyai Bima, penjahat sakti. Rara Anteng tidak bisa menolak begitu saja lamaran itu. Ia menerimanya dengan syarat, Kyai Bima membuatkan lautan di atas gunung dan selesai dalam waktu semalam.
Kyai Bima menyanggupi persyaratan
tersebut dan bekerja keras menggali tanah untuk membuat lautan dengan menggunakan
tempurung (batok) yang bekasnya sampai sekarang menjadi Gunung Bathok, dan
lautan pasir (segara wedhi) terhampar luas di sekitar puncak Gunung Bromo.
Untuk mengairi lautan pasir tersebut, dibuatnya sumur raksasa, yang bekasnya
sekarang menjadi kawah Gunung Bromo.
Rara
Anteng cemas melihat kesaktian dan kenekatan Kyai Bima. Ia segera mencari akal
untuk menggagalkan minat Kyai Bima atas dirinya. Ia pun menumbuk jagung
keras-keras seolah fajar telah menyingsing, padahal masih malam. Mendengar suara
orang menumbuk jagung, ayam-ayam bangun dan berkokok. Begitu pula burung. Kyai
Bima terkejut. Dikira fajar telah menyingsing. Pekerjaannya belum selesai. Kyai
Bima lantas meninggalkan Bukit Penanjakan. Ia meninggalkan tanda-tanda:
1. Segara Wedhi, yakni hamparan pasir
di bawah Gunung Bromo
2. Gunung Batok, yakni sebuah bukit
yang terletak di selatan Gunung Bromo, berbentuk seperti tempurung yang
ditengkurapkan.
3. Gundukan tanah yang tersebar di
daerah Tengger, yaitu: Gunung Pundak-lembu, Gunung Ringgit, Gunung Lingga.
Gunung Gendera, dan lain-lain.
Di masa kerajaan Majapahit, di
sekitar gunung Bromo, tepatnya Gunung Pananjakan bersemayamlah seorang pertapa.
Suatu ketika istrinya melahirkan anak pria dinamakan Joko Seger (Joko yang
sehat dan kuat).
Di sekitar tempat itu, lahirlah seorang anak perempuan, titisan dewa. Ketika dilahirkan tak menangis (bukannya berarti pertanda bisu lho!), maka dinamakanlah Rara Anteng. Selanjutnya Rara Anteng menjadi gadis yang cantik. Banyak pemuda yang terpikat dengannya.
Salah seorang yang terpikat adalah seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat. Kehalusan perasaan Rara Anteng tak mampu menolak lamarannya karena hatinya sudah terpikat oleh Joko Seger. Maka, Rara Anteng mau menimanya asal dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Ia beranggapan permintaan yang aneh itu tak akan disanggupi.karena mesti diselesaikan dalam waktu semalam, yang diawali ketika matahari terbenam dan selesai ketika matahari terbit.
Pelamar sakti tersebut mengerjakan permintaan Rara Anteng dengan alat sebuah tempurung (batok kelapa) dan pekerjaannya hampir selesai. Kenyataan ini membuat Rara Anteng gelisah dan berupaya menggagalkannya.
Di tengah malam itu ia menumbuk padi. Pelan-pelan gesekan alu membangunkan ayam-ayam. Kokokan ayam pun seolah menyambut fajar teah tiba. Si Bajak mendengar semuanya dan merenungi nasibnya akan kegagalan upayanya. Sebagai ungkapan kekesalannya, ia melemparkan batok kelapa yang digunakan untuk membuat lautan tersebut di samping Gunung Bromo, dan tempat tersebut berubah menjadi Gunung Batok.
Selanjutnya Rara Anteng melanjutkan hubungannya dengan Joko Seger dan berakhir menuju ke pelaminan. Pasangan ini membangun pemukiman di sekitar Gunung Tengger dengan sebutan Purbawasesa Mangkurat Ing Tengger (Penguasa Tengger yang Budiman). Nama Tengger diambil dari suka kata akhir dari nama Rara Anteng dan Joko Seger. Arti Tengger sediri mempunyai arti Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi.
Di sekitar tempat itu, lahirlah seorang anak perempuan, titisan dewa. Ketika dilahirkan tak menangis (bukannya berarti pertanda bisu lho!), maka dinamakanlah Rara Anteng. Selanjutnya Rara Anteng menjadi gadis yang cantik. Banyak pemuda yang terpikat dengannya.
Salah seorang yang terpikat adalah seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat. Kehalusan perasaan Rara Anteng tak mampu menolak lamarannya karena hatinya sudah terpikat oleh Joko Seger. Maka, Rara Anteng mau menimanya asal dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Ia beranggapan permintaan yang aneh itu tak akan disanggupi.karena mesti diselesaikan dalam waktu semalam, yang diawali ketika matahari terbenam dan selesai ketika matahari terbit.
Pelamar sakti tersebut mengerjakan permintaan Rara Anteng dengan alat sebuah tempurung (batok kelapa) dan pekerjaannya hampir selesai. Kenyataan ini membuat Rara Anteng gelisah dan berupaya menggagalkannya.
Di tengah malam itu ia menumbuk padi. Pelan-pelan gesekan alu membangunkan ayam-ayam. Kokokan ayam pun seolah menyambut fajar teah tiba. Si Bajak mendengar semuanya dan merenungi nasibnya akan kegagalan upayanya. Sebagai ungkapan kekesalannya, ia melemparkan batok kelapa yang digunakan untuk membuat lautan tersebut di samping Gunung Bromo, dan tempat tersebut berubah menjadi Gunung Batok.
Selanjutnya Rara Anteng melanjutkan hubungannya dengan Joko Seger dan berakhir menuju ke pelaminan. Pasangan ini membangun pemukiman di sekitar Gunung Tengger dengan sebutan Purbawasesa Mangkurat Ing Tengger (Penguasa Tengger yang Budiman). Nama Tengger diambil dari suka kata akhir dari nama Rara Anteng dan Joko Seger. Arti Tengger sediri mempunyai arti Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi.
Masyarakat Tengger hidup makmur dan damai namun penguasanya tidak merasa bahagia karena belum dikarunia anak. Selanjutnya diputuskan untuk menaiki puncak Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepecayaan Yang Maha Kuasa agar dikaruniai keturunan.
Ada suara gaib yang menyatakan akan mengabulkan angan-angannya dengan syarat anak yang bungsu kelak mesti dikorbankan ke kawah gunng Bromo. Mereka dikaruniai 25 anak. Pendek kata pasangan ini ingkar janji. Keingkarannya ini membuat Dewa marah dan keadaan menjadi gelap gulita.dan kawah gunung Bromo menyemburkan api.
Anak bungsunya yang bernama Kesuma terjilat api dan masuk kawah Gunung Bromo. Bersama hilangnya Kesuma, terdengarlah suara ghaib, "Saudara-saudarku yang kucintai, aku telah dikorbankan orang tua kita dan Syang Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah dengan tentram dan damai. Aku ingtakan kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji kepada Hyang Widi di kawah Gunung Bromo". Kebiasaan ini diikuti oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah GunungBromo.
Ringkasan ini diambil dari kumpulan cerita rakyat. Beberapa cerita rakyat, mempunyai beberapa kesamaan di awal, namun kerap diakhiri dengan penyelesaiann yang berbeda. Begitulah salah satu mitos tentang Gunung Bromo yang dikisahkan secara turun temurun. Namanya juga mitos, tak ada yang tahu kebenaran pastinya. Yang pasti, keberadaan Gunung Bromo dan tradisi budaya lokal serta suku Tengger, mampu menarik wisata lokal maupun mancanegara. Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70.000,- atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang berterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.
Keindahan alam gununung bromo
Obyek wisata Gunung Bromo merupakan fenomena alam dengan
kekhasan gejala alam yang tidak ditemukan di tempat lain adalah adanya kawah di
tengah kawah (creater in the creater) dengan hamparan laut pasir yang
mengelilinginya. Lautan pasirTaman Nasional Bromo-Semeru merupakan satu-satunya
kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas
5.250 hektar, yang berada pada ketinggian 2392 m dari permukaan laut. Selain
padang pasir dan rerumputan yang luas, dari puncak gunung Bromo yang masih
aktif ini, Anda juga bisa menyaksikan kemegahan gunung Semeru yang
menjulang tinggi menembus awan. Para wisatawan yang berkunjung ke Bromo
biasanya juga ingin menikmati pemandangan spektakular matahari
terbit. Bukit Pananjakan merupakan titik tertinggi di Bromo-Tengger sehingga
menjadi tempat paling tepat untuk melihat sunrise. Dari Pananjakan ini sunrise
memang akan kelihatan jelas sekali dan sangat indah. Selain itu Anda akan
menjumpai sebuah Pura yang sampai saat ini masih digunakan oleh suku Tengger
untuk beribadah. Anda juga dapat menyaksikan dari dekat kegiatan bercocok tanam
kentang, wortel dan kubis yang dilakukan oleh masyarakat di tebing-tebing
bukit yang curam.
Untuk menikmati seluruh keindahan Bromo tersebut di atas,
Anda harus bangun pada jam 03.00 pagi. Demi kenyamanan Anda, perjalanan
sebaiknya menggunakan mobil jeep karena medan yang terjal dan jurang di
kiri-kanan. Tujuan pertama adalah ke Bukit Pananjakan untuk melihat sunrise.
Pananjakan merupakan lokasi terbaik untuk menikmati matahari terbit dengan
latar belakang Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Setelah sunrise,
Anda akan mengarungi rute lautan pasir hingga berhenti tepat di lembah Gunung
Bromo. Selanjutnya Anda bisa memilih berjalan kaki atau menaiki kuda untuk
menuju ke puncak Kawah Bromo. Bagi Anda yang staminanya kurang begitu bagus,
naik kuda merupakan pilihan terbaik untuk mengarungi lautan pasir tersebut.
Selama perjalanan menuju kawah, Anda juga akan menemui Gunung Batok dan sebuah
pura yang menjadi tempat ibadah bagi penduduk asli Bromo yaitu suku Hindu
Tengger. Posisi pura sekitar 1 km jalan kaki dari pangkalan jeep kawah
Bromo, dan 2 km dari anak tangga Bromo. Selanjutnya Anda akan mendaki 223
tangga sampai ke tepi kawah yg masih aktif. Dan nikmatilah panorama indah di
kawah Gunung Bromo yang selalu mengeluarkan asap putih. Setelah menikmati
panorama Kawah Bromo, perjalanan kembali ke hotel Anda akan mengarungi rute offroad
melewati jajaran pegunungan Tengger, bukit, padang savana, dan lautan pasir.
Setelah menikmati perjalanan offroad ini, Anda bisa menikmati sarapan
pagi dan mandi di hotel sebelum check out.
Pengunjung biasa mengunjungi kawasan
ini sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari. Untuk melihatnya,
Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan
ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang
berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang
menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung
Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam tentu membutuhkan
ketrampilan menyetir yang tinggi. Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih
menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh
masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah
dengan para pengunjung.
Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk
menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang
menyewakan pakaian hangat. Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan
peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5
pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment ini. Anda pun
tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan
matahari ini tidak terlihat secara jelas. Namun, saat langit cerah, Anda dapat
melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api,
perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi
penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di
kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang
merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.
Selain menyaksikan keindahan
panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang
tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh
masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga
dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo
[ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa. Upacara Kesodo merupakan upacara untuk
memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas
berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan
melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat
Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan
ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.
Rute Menuju Gunung Bromo :
Dari wilayah seluruh indonesia
menuju Gunung Bromo bisa ditempuh dengan tiga cara. Melalui udara langsung beli
tiket pesawat jurusan Surabaya. Hampir semua maskapai penerbangan nasional membuka
jalur menuju Surabaya.
Sampai di Bandara Juanda ada pilihan
bus Damri yang mengantar kita ke terminal bus Bungurasih Surabaya. PIlih bus
jurusan Jember atau Banyuwangi. Kepada kondektur bus, katakan bahwa Anda ingin
turun di Probolinggo. Sampai Terminal Probolinggo, Anda bisa naik angkutan desa
ke jurusan Kecamatan Ngadisari, biayanya sekitar 25 ribu rupiah. Tetapi jangan
kaget. Angkutan desa ini menunggu penumpang hingga penuh, barulah kemudian ia
mau berangkat. Jadi agak lama menunggu mobil jenis colt lama itu untuk
berangkat.
Melalui jalur kereta api, banyak
pilihan untuk Anda, mulai dari kelas eksekutif sampai ekonomi. Anda bisa naik
kereta api eksekutif Agro Angrek atau kereta api ekonomi non-AC Gaya Baru
sampai Surabaya.
Dari Stasiun Kereta Api Gubeng,
Surabaya, Anda bisa naik Kereta Api Mutiara Timur jurusan Surabaya-Banyuwangi
yang berangkat pukul 09.00 WIB setiap harinya. Anda beli tiket sampai Stasiun
Probolinggo saja. Dari Stasiun Probolinggo bisa naik angkutan kota ke Terminal
Bus Probolinggo untuk ganti angkutan desa ke Kecamatan Ngadisari, kota terakhir
sebelum ke Gunung Bromo.
Apabila ingin naik bus eksekutif
langsung ke Probolinggo, ada pilihan beberapa bus eksekutif di Terminal Bus
Lebakbulus Jakarta jurusan Jember atau Banyuwangi. Anda cukup beli tiket jurusan
Jakarta-Probolinggo saja.
Penginapan
Di Kecamatan Ngadisari banyak
pilihan tempat menginap. Bisa di hotel atau rumah-rumah penduduk yang sekamar
hanya 100 hingga 200 ribu rupiah saja. Urusan perut tak perlu khawatir. Ada
banyak warung-warung makan yang menjual minuman dan makanan panas untuk
mengurangi dinginnya udara Gunung Bromo.
Tempat Bersantap
Agak sedikit sulit untuk menemukan tempat makan di area ini terutama pada malam hari. Akan tetapi, apabila Anda menginap di desa Wonokitri, sekitar 3 km ke bawah tepatnya di pasar Tosari dapat ditemui beberapa warung makanan yang buka dan menjajakan makanannya hingga pukul 9 malam.
Berkeliling
Anda dapat berkeliling ke sekitar areal Taman Nasional dengan menyewa kendaraan jenis jeep 4x4. Atau, jika hanya ingin berkeliling di sekitar area lautan pasir Bromo, Anda dapat menyewa kuda yang banyak tersedia disana.
Anda dapat berkeliling ke sekitar areal Taman Nasional dengan menyewa kendaraan jenis jeep 4x4. Atau, jika hanya ingin berkeliling di sekitar area lautan pasir Bromo, Anda dapat menyewa kuda yang banyak tersedia disana.
Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Adapun hal-hal lain yang dapat dilihat atau dilakukan di area ini adalah
Untuk melihat matahari terbit ke
Gunung Bromo lokasinya berada di Penanjakan. Anda perlu menyewa mobil jip
hardtop untuk mengantar Anda menyeberangi lautan pasir. Harga sewa sekitar 300
hingga 400 ribu rupiah per mobil.
Untuk sewa mobil ini Anda bisa
patungan dengan beberapa wisatawan. Satu mobil cukup untuk tujuh orang. Anda
harus sudah memesan mobil jip ini pada malam hari. Pemilik hotel jam 03.00 WIB
akan membangunkan Anda untuk berangkat melihat matahari terbit. Supir jip
disini sangat mahir menyetir mobilnya di lautan pasir yang gelap.
Jangan lupa membawa jaket, syal,
sarung tangan, dan topi penutup telinga. Karena selain dinginnya udara, juga
angin kencang membuat Anda kedinginan. Sangat beruntung apabila Anda datang
tidak dalam keadaan cuaca mendung sehingga leluasa melihat matahari terbit.
Sekitar pukul 04.45 WIB matahari
akan terbit perlahan-lahan. Sekitar 30 menit Anda akan takjub melihat keindahan
matahari terbit sampai akhirnya matahari terang berendang dan puncak Gunung
Bromo terlihat bersebelahan dengan Gunung Batok.
Jangan kaget banyak pengunjung yang
bertepuk tangan saat matahari muncul perlahan-lahan tersebut karena
keindahannya memiliki sensasi tersendiri. Kita akan merasa berada di atas awan
melihat kabut di bawah menari-nari diatas Gunung Bromo. Puncak Gunung Semeru
juga kelihatan dari kejauhan membelakangi Gunung Bromo.
Setelah puas foto-foto bersama di
Penanjakan, Anda bisa langsung ke kawah Gunung Bromo. Mobil jip sewaan akan
mengantar Anda sampai pemberhentian terakhir di dekat pura di kaki Gunung
Bromo.
Untuk naik ke puncak kawah Gunung
Bromo Anda bisa naik tangga sampai puncaknya. Apabila tidak mau capai, Anad
bisa sewa kuda dengan ongkos 100 ribu rupiah. Anda akan naik kuda dengan
dituntun pemilik kuda sehingga Anda bisa aman di atas pelana kuda tanpa
khawatir kudanya lari.
Dari puncak Gunung Bromo Anda akan
melihat langsung kawah yang sedikit berbau belerang. Pemandangan di bawah
berupa keindahan lautan pasir dan Pura Hindu tampak anggun di kejauhan kaki
gunung.
Kuda-kuda yang parkir menunggu
pengunjung menyewa juga menambah keindahan pemandangan. Di sisi sebelah Gunung
Bromo juga bisa dilihat Gunung Batok yang terlihat seperti bentuk kue berlapis
raksasa karena bentuk gunungnya seperti berlapis-lapis.
Buah Tangan
Anda dapat membeli oleh-oleh atau cinderamata di sekitar point area yang biasa digunakan untuk melihat matahari terbit. Di area ini banyak terdapat kios cinderamata yang menjajakan dagangan mereka seperti kaos atau t-shirt, topi kupluk, syal dan lainnya. Selain itu, di sekitar area laut pasir juga terdapat beberapa penjaja cinderamata yang menjual kaos atau t-shirt yang bertuliskan Gunung Bromo-Semeru.
Tips
·
Musim
kunjungan terbaik adalah sekitar bulan Juni s/d Oktober dan bulan Desember s/d
Januari.
·
Perlu
disiapkan kesehatan prima dan perbekalan penahan dari udara dingin seperti:
baju hangat, penutup kepala, kaus tangan penahan udara dingin, serta bekal
makanan-minuman secukupnya
·
Perlu
diingat bahwa di puncak Penanjakan tidak ada pengginapan maka dari penginapan
terdekat harus berangkat pagi-pagi sekitar pukul 03.00-04.00 pagi dini hari.
Mengingat sulitnya mencari makanan pada malam hari, akan lebih baik apabila Anda membeli persediaan makanan dan minuman sebagai bekal Anda.
Mengingat sulitnya mencari makanan pada malam hari, akan lebih baik apabila Anda membeli persediaan makanan dan minuman sebagai bekal Anda.
Monumen
Garuda Wisnu Kencana (GWK)
(Bali)
Ini
merupakan Venue Land mark yang ada di Bali yang saya kunjungi ketika
backpackeran kemarin ke Bali. Monumen
Garuda wisnu Kencana atau ada yang menyebutnya Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana atau disingkat GWK merupakan salah satu tujuan obyek
wisata yang ada di Bali. Monumen Budaya
Garuda Wisnu Kencana ini terletak di Jalan Uluwatu, di daerah Badung
Bali. Satu jalur dengan obyek wisata Pantai
Dream land dan Pura Uluwatu yang terkenal. Jaraknya hanya
beberapa puluh menit dari Bandara Ngurah Rai.
Garuda
Wisnu kencana
merupakan monumen taman budaya yang terdapat patung dewa Wisnu yang mengendarai
Garuda yang tingginya bisa mencapai 150
Meter yang bisa melebihi tingginya patung Liberty yang ada di New
york, Amerika yang tingginya hanya 120 meter. Patungnya sampai sekarang belum selesai, tidak tahu
kapan selesainya. Hanya baru yang dikerjakan patung Kepala tubuh dan tangan dewa Wisnu, dan Kepala Burung Garuda.
Garuda Wisnu Kencana kalau sudah
jadi bisa melebihi patung liberty. Padahal kalo patung ini jadi, dari pantai Kuta, tanah
lot, pantai Sanurbisa melihat patung ini dengan
jelas. Monumen ini bisa menjadi ikonnya Pulau Bali seperti halnya patung
liberty yang ada di New york.
Untuk
membuat patung ini sampai jadi diperlukan 4000 ton tembaga dan kuningan serta
mengambil beberapa bukit batu kapur yang ada di sekitar daerah tersebut. Patung
ini merupakan karya I Nyoman Nuarta,
pemahat patung modern yang terkenal di Indonesia.
Patung Garuda Wisnu Kencana menceritakan tentang Dewa Wisnu merupakan Dewa dalam agama
Hindu yang menjadi dewa Pemelihara. Dewa Wisnu ini mengendarai burung Garuda.
Patung
Garuda Wisnu Kencana Bali jika sudah jadi. tingginya bisa mencapai 150 m.
Momen yang menarik di sana tidak
hanya melihat patung dewa Wisnu tapi kita juga bisa menikmati performansi
pertunjukan seni tari dan musik ( antara pagi sampai siang), menikmati
pemandangan bukit yang bisa memandang laut dan kota di Bali, Menikmati makan di
restoran yang ada di GWK tersebut dengan pemandangan yang indah tersebut.
Harga tiket masuk untuk melihat
pertunjukan seni dan melihat patung lebih dekat harganya Rp 30 Ribu. Namun kita bisa menikmati seni pertunjukan
yang ada. Namun yang ingin melihat tanpa membeli tiket bisa menuju ke pintu
keluar. Nanti kita bisa melihat patungnya dengan jelas. Seperti foto yang saya
ambil ini dari pintu keluar tanpa masuk membeli tiket.
Untuk menuju ke sini kemarin saya
menyewa motor yang ada di Hotel tempat saya menginap. Dengan membayar 50 ribu
untuk satu hari. Sebenarnya banyak persewaan motor yang bisa disewa. Jaminannya
hanya menyerahkan Kartu identitas (KTP). Setelah menyewa kita bisa mengitari
pulau Bali dengan bebas. Untuk transport yang lain bisa menggunakan taksi di
Bali tapi harganya mahal. Saya tidak tahu ada angkot sampai GWK nggak, tapi kayaknya gak ada. Kalo ikut travel enak,
bisa sampai obyek wisata yang ada.
Tempat
saya menginap di salah satu hotel daerah denpasar
Untuk
Menuju ke Garuda Wisnu Kencana ini harus sejalur dan mengunjungi obyek wisata
yang disekitarnya juga seperti Uluwatu, pantai Dreamland, Kompleks Kuta dan
Legian, Pantai Jimbaran.
Selamat
berpetualang dan jalan-jalan. Semoga pengerjaan GWK cepat selesai agar bisa
tingginya mengalahkan patung Liberty.
Bagian
kepala patung yang belum selesai dan Garuda Plaza
Taman
Budaya Garuda Wisnu Kencana
(bahasa
Inggris:
Garuda Wisnu Kencana Cultural Park),
disingkat GWK, adalah sebuah
taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten
Bandung,
kira-kira 40 km di sebelah selatan Denpasar, Ibukota provinsi Bali. Di areal
taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau
maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya,
Garuda,
setinggi 12 meter. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian
146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
Di kawasan itu terdapat juga Patung
Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung
setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza
menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang
mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond.
Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat
ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga
7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai
tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.
Terdapat
juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini
merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patungGaruda Wisnu
Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta
Agung.
Tempat
Rekreasi di GWK
GWK
mempunyai beberapa tempat rekreasi di antaranya:
- Wisnu Plaza
Wisnu
Plaza adalah tanah tertinggi di daerah GWK dimana tempat kita sementara
merupakan bagian paling penting dari patung Garuda Wisnu Kencana patung Wisnu.
Pada
waktu tertentu hari, akan ada beberapa kinerja tradisional Bali dengan megah
patung Wisnu sebagai latar belakang. Karena lokasinya yang tinggi, Anda dapat
melihat panorama sekitarnya. Patung Wisnu, sebagai titik pusat dari Wisnu
Plaza, dikelilingi oleh air mancur dan air sumur di dekatnya suci yang katanya
tidak pernah kering bahkan pada musim kemarau.
Parahyangan
Somaka Giri ditempatkan di sebelah patung Wisnu. Ini tempat air berada, yang
secara historis telah dipercaya oleh rakyat di daerah tersebut sebagai berkat
dengan kekuatan magis yang kuat untuk menyembuhkan penyakitnya dan meminta para
dewa hujan selama musim kemarau. Karena lokasinya di tanah tinggi (di atas
bukit), fenomena alam ini dianggap orang suci dan lokal diyakini itu menjadi
air suci.
- Street Theater
Street
Theater adalah titik awal dan akhir kunjungan ke Taman Budaya Garuda Wisnu
Kencana. Di sini kita dapat menemukan banyak toko dan restoran di satu tempat
dan dimana semua perayaan terjadi.
Anda
bisa mendapatkan souvenir Bali dan merchandise GWK khususnya di GWK
Souvenir Shop dan Bali Art Market. Kita bahkan dapat menemukan spa
Bali dan produk aromaterapi di toko ini. Sementara di sini, mengapa tidak
mencoba pijat refleksi kaki Bali setelah berjalan-jalan. Kita bisa mencicipi
makanan yang baik dengan harga terbaik hanya di pengadilan makanan kita,
Makanan Teater, dan restoran terbaru kami, The Beranda dengan paket all
you can eat.
Pada
beberapa kali sehari, kita dapat menikmati belanja dan makan sambil ditemani
kinerja Bali khususnya seperti barong,
rindik dan parade.
·
Lotus Pond
Lotus
Pond adalah area outdoor terbesar di Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan
Taman Budaya, kemungkinan besar, di Bali. Dengan demikian, Lotus Pond
adalah tempat yang tepat dan hanya untuk mengadakan acara outdoor skala
besar.
Selama
bertahun-tahun, GWK telah dipercaya untuk skala besar diadakan, baik nasional
maupun internasional, acara di Lotus Pond seperti konser musik,
pertemuan internasional, partai besar. Lotus Pond adalah tempat yang
unik dengan pilar batu kapur di sisi dan patung megah Garuda di latar belakang.
Lotus
Pond berawal dari teratai. Teratai adalah simbol utama
keindahan, kemakmuran, dan kesuburan. Wisnu juga selalu membawa bunga teratai
di tangannya dan hampir semua dewa dari dewa Hindu
yang duduk di teratai atau membawa bunga.
Beberapa
fakta menarik adalah bahwa tanaman teratai tumbuh di air, memiliki akar dalam
ilus atau lumpur, dan menyebarkan bunga di udara di atas. Dengan demikian,
teratai melambangkan kehidupan manusia dan juga bahwa kosmos.
Akar
teratai tenggelam dalam lumpur merupakan kehidupan material. Tangkai melewatkan
melalui air melambangkan eksistensi di dunia astral. Bunga mengambang di atas
air dan membuka ke langit adalah emblematical spiritual sedang.
- Indraloka Garden
Taman
ini diberi nama Indraloka setelah surga Dewa Indra karena pandang
panorama yang indah. Indraloka Garden adalah salah satu tempat paling
favorit di Garuda Wisnu Kencana untuk mengadakan pesta kecil menengah,
pengumpulan dan upacara pernikahan. Kita bisa melihat pemandangan Bali dari
atas Indraloka Garden
- Amphitheatre
Amphitheatre
adalah tempat di luar ruangan untuk pertunjukan khusus dengan akustik yang
dirancang dengan baik. Setiap sore Anda bisa menonton tari Kecak yang terkenal dan gratis yaitu
sekitar pukul 18.30 s/d 19.30 WITA.
Bahkan Tari Kecak ini dapat dikolaborasikan dengan tarian daerah lainnya.
- Tirta Agung
Tirta
Agung adalah ruang luar yang sempurna untuk acara menengah. Anda juga dapat
mengunjungi patung Tangan Wisnu, bagian dari patung Garuda Wisnu Kencana yang
terletak di dekatnya.
Gunung
Rinjani
(Nusa
Tenggara Barat)
Gunung Rinjani merupakan salah satu
gunung favorit di Indonesia yang sudah terkenal ke mancanegara, dengan
keindahannya banyak menarik wisatawan dan pendaki untuk menjejakan kakinya di
puncak rinjani. Gunung dengan ketinggian 3.762 m.dpl ini terletak di utara
Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung rinjani merupakan gunung tertinggi ketiga
setelah Jayawijaya di Papua dan Kerinci di Sumatera.
Keberadaan
danau kawah akan menjadi cerita indah tersendiri, danau Segara Anak dengan
airnya yang berwarna hijau kebiruan, sayang agak asam karena bercampurnya air
tawar dan air belerang, yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Bagi Suku Sasak danau segara anak merupakan tempat yang Sakral dan Suci.danau
ini juga digunakan sebagai tempat Ziarah dan Peribadatan Umat Hindu dan Islam
Wettu Telu. Di tepian danau terdapat gunung baru, yang di bernama Gunung
Barujari (2.376 m.dpl).
Jalur
Pendakian
Mataram merupakan kota persinggahan terakhir untuk menuju
Gunung Rinjani, untuk menuju kota mataram dapat ditempuh dengan menggunakan bus
atau pesawat terbang. Dari mataram kita bisa langsung menggunakan kendaraan
umum atau mencarter kendaraan untuk menuju desa terakhir menuju gunung rinjani.
Jalur Senaru
Jalur Senaru
Jalur Senaru (600 m.dpl) merupakan jalur yang disukai untuk
pendakian karena selain jaraknya lebih pendek dan lebih teduh karena kita
memasuki hutan tropika yang cukup rimbun, akan tetapi jalurnya cukup menanjak.
Untuk menuju desa senaru, dari mataram kita bisa menggunakan kendaraan umum
dengan lama perjalanan sekitar 2 jam. Di desa ini sudah banyak tersedia
penginapan beserta paket perjalanan wisata gunung rinjani. Untuk memudahkan
perjalanan sebaiknya menyewa jasa guide utuk menyamanan dalam perjalanan, untuk
informasi dan keterangan lebih lanjut kita bisa menghubungi petugas di pos jaga
Taman Nasional Gunung Rinjani.
Setelah melapor pada pos jaga taman nasional di Senaru
perjalanan diawali dengan melewati perkebunan penduduk dan mulai memasuki
hutan. Setelah melewati 3 pos yang mempunyai jarak tempuh sekitar 5 jam, dari
pos 3 (Mondokon Lolak) yang berada pada ketingian 2000 m.dpl kita akan mencapai
Pelawangan Senaru setelah berjalan selama 2 jam. Di pelawangan senaru kita bisa
melihat Segara Anak dan Puncak Rinjani. Untuk mencapai segara anak kita
menuruni bukit yang cukup terjal, dari danau kita menuju Basecamp Segara Anak
dengan jarak tempuh sekitar 2 jam.
Dari arah danau untuk mencapai puncak rinjani kita kembali
menuju pelawangan senaru, yang merupakan camp terakhir, dipagi harinya sekitar
jam 2 pagi kita bisa melanjutkankana perjalanan menuju puncak.
Jalur Sembalun
Jalur Sembalun
Sembalun
(1.150 m.dpl) merupakan jalur yang cukup mudah dijangkau dengan transportasi
umum. Di terminal Kota Mataram. tersedia kendaraan umum jurusan Mataram-Aikmel.
Sekitar 1 jam berkendara sampailah di kawasan Aikmel, kemudian dilanjutkan
dengan kendaraan umum lainnya menuju pos pendakian sembalun.
Sebagai catatan bagi pemakai kendaraan umum mataram – aikmel
sebaiknya berangkat pagi hari, karena kendaraan menuju aikmel hanya sampai pada
jam 12.00 saja.
Setelah sampai di pos sembalun kita
bisa melengkapi perlengkapan yang kita perlukan, karena disini terdapat
penyewaan peralatan pendakian serta tersedianya jasa guide dan porter untuk
membantu kenyamanan kita dalam mendaki. Setelah melakukan pendaftaran di pos
jaga, perjalanan akan diawali dengan memasuki padang savana yang luas dan akan
melewati 3 post utama, lama perjalana sekitar 4 jam.
Jalur
sembalun merupakan jalur yang landai dibandingkan dengan jalur senaru, akan
tetapi merupakan jalur yang sangat berat pula, dikerenakan jalan yang kita
lewati berupa hamparan savana yang luas membuat badan kita cepat letih karena
sengatan sinar matahari yang terik. Sebelum mencapai pos 3 atau pos Padabalang
kita akan dihadapkan pada persimpangan jalan yang memisahkan jalur kanan ke
bukit penyesalan dan kekiri ke bukit penderitaan, untuk saat ini jalur yang
bisa dipakai adalah jalur penderitaan karena jalur ke bukit penyesalan
jalannnya sudah tidak begitu jelas. Dari pos 3 ini kita akan melewati 9 bukit
sebelum mecapai Pelawangan Sembalun (2.639 m.dpl).dengan lama perjalanan
sekitar 4 jam.
Pelawangan
Sembalun merupakan pertigaan atau pos terakhir untuk mencapai puncak atau turun
menuju segara anak. Ditempat ini kita bisa medirikan tenda dengan pemandangan
danau segara anak dan gunung barujari tepat dibawah kita. Perjalanan menuju
puncak dengan meniti bibir kawah merupakan perjalanan yang melelahkan, dengan
medan berpasir yang gembur membuat langkah kita terhambat mundur karena bila
kita melangkah, setengah langkah kita akan turun, sungguh perjalanan yang
meyenangkan diakhir ketinggian 200 meter sebelum puncak.
Jalur Torean
Menuju Bayan dari teminal Cakranegara-Lombok dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum selama kurang lebih 3 jam, lemudian diteruskan menuju desa terakhir Torean, lama perjalana 1 jam dengan menggunakan ojek atau dapat juga dengan angkutan truk, akan tetapi truk ini jarang sekali melintas menuju torean.
Di desa torean sudah banyak penyedia jasa porter untuk
mempermudah pendakian, karena jarangnya pendaki yang melewati jalur ini sebaik
nya kita memakai jasa porter. Melalui jalur torean ini jarang sekali atau
bahkan bisa disebut tidak ada pos-pos pendakian seperti jalur-jalur lain. Jalur
torean merupakan jalur yang biasa dilewati oleh penduduk sekitar untuk mencapai
segara anak, untuk melakukan tradisi/prosesi Pakelem bagi Umat Hindu, jalur ini
juga dapat menuju Gua Susu dan Gua Manik yang berada sebelum segara anak.
Untuk memulai pendakian sebaiknya dilakukan pagi hari,
karena jalannya agak berbahaya bila kita lakukan perjalanan pada malam hari dan
tentu saja sangat disayangkan bila kita tidak menikmati pemandangan dan
indahnya tanjakan yang menyesakan dada. Untuk menuju segara anak kita akan
melewati satu-satunya post pendakian, yang akan kita tempuh selama 2,5 jam
perjalanan melaluai hutan taman nasional. Setelah melewati pos ini kita akan
menuju jalan yang berupa lembah yang berada pada sisi utara rinjani yang
membawa aliran air sungai dari segara anak melalui kokok putih (nama sungai).
Kita akan mengikuti aliran kokok putih, dengan melalui jalan
setapak kecil dan melewati beberapa bukit, kita akan sampai pada Pelawangan
Torean dan kita akan turun ke anak sungai kokok putih. Setelah melewati satu
bukit lagi kita akan sampai pada kawasan gua dan kolam air panas alami yang
berada di segara anak. Waktu tempuh yang diperlukan untuk sampai ke segata anak
membutuhkan watu sekitas 8 jam perjalanan.
Untuk mencapai puncak, kita menjajaki tebing selama 4 jam
untuk mencapai pelawangan sembalun, dan dari sini untuk mencapai puncak melalui
jalur normal sembalun.
Jalur Timbanuh
Jalur Timbanuh
Untuk menuju desa Timbanuh kita dapat menggunakan kendaraan umum dari mataram kita turun di Masbagik dan dilanjutkan kendaran umum lannya menuju Timbanuh, lama perjalanan kurang lebih sekitar 3 jam berkendara. Di timbanuh sudah banyak tersedia jasa guide untuk mempermudah pendakian tapi layanan paket perjalanan belum ada.
Jalur timbanuh merupakan jalur baru yang diresmikan oleh
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), dibandingkan jalur yang sudah ada,
jalur timbanuh belum mempunyai sarana yang memadai akan tetapi jalur ini
menyediakan kelebihan ketersediaannya air di sepanjang jalur pendakian serta
keaneka ragaman flora dan fauna serta jalurnya yang cukup menantang bagi
pendaki, Jalur ini hanya memperbolehkan pendaki untuk melakukan pendakian
sampai ke Pelawangan Cemoro Rompes dan puncak selatan rinjani, sedangkan untuk
jalur ke danau segara anak belum diperbolehkan karena medannya yang curam dan
berbahaya. Lama perjalanan dari timbanuh ke pelawangan cemoro rompes sekitar 9
jam perjalanan.
Gunung baru jari dapat kita lihat dengan jelas dari cemoro
rompes dibandingankan dari ketiga jalur pelawangan lainnya, karena posisinya
paling dekat dengan gunung barujari dan ditempat ini juga terdapat padang
edelweis.
Pulau Komodo
(Nusa Tenggara Timur)
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak
di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai
habitat asli hewan komodo.
Pulau ini juga merupakan kawasan Taman
Nasional Komodo
yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau
Sumbawa,
yang dipisahkan oleh Selat Sape.
Secara
administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan
Komodo, Kabupaten
Manggarai Barat,
Provinsi Nusa
Tenggara Timur,
Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung
paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Di
Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga
Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan
pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai
sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman
Nasional Komodo.
Selain
komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu
sepang
yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon
nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan
bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Pulau
Komodo juga diterima sebagai Situs
Warisan Dunia UNESCO,
karena dalam wilayah Taman
Nasional Komodo,
bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang
Sejarah
Pada tahun 1910
orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini
dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan
pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut.
Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor
untuk diteliti.
Tahun 2009, Taman Nasional Komodo
dinobatkan menjadi finalis "New Seven Wonders of Nature" yang baru
diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online di www.N7W.com.Pada
tanggal 11 November 2011, New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang sementara,
dan Taman
Nasional Komodo
masuk kedalam jajaran pemenang tersebut bersama dengan, Hutan Amazon, Teluk Halong, Air Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, dan Table Mountain. Taman
Nasional Komodo
mendapatkan suara terbanyak.
Kendurkan syaraf dan bebaskan
pikiran Anda untuk berpetualang di tempat yang menakjubkan ini. Saat
berada di Taman Nasional Komodo seakan saja Anda berada di planet lain, sebuah
pengalaman sangat mengesankan dan tak terlupakan bila mengunjunginya.
Datanglah
ke Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur. Ada keindahan menunggu
Anda di sini, belum lagi kekayaan biota bawah airnya. Sementara di atasnya
terpampang pulau-pulau indah berpasir putih hingga yang berpasir merah muda
indahnya saat disapa matahari.
Komodo adalah makhluk besar mirip
kadal raksasa dengan memiliki panjang 2-3 m dan berat mencapai 165 kg, atau 100
kg saat perut kosong. Meskipun penampilannya menyeramkan, komodo bukanlah hewan
pemburu yang aktif, mereka merupakan predator yang sabar. Di alam liar, komodo
biasanya memburu mangsa yang lemah atau sudah terluka. Mereka hanya butuh satu
gigitan untuk melumpuhkan mangsanya. Setelah mengintai mangsanya, terkadang
hingga berhari-hari, komodo akan memakan mangsanya yang tengah sekarat.
Meski
besar ukurannya, bersisik, berkuku tajam, lidah menjulur bercabang dua, serta
bentuknya yang purba tetapi Anda tidak perlu takut melihatnya seseram itu
karena setiap pengunjung termasuk Anda yang ingin melihat hewan ini akan
ditemani jagawana yang sekaligus sebagai pawang. Anda tinggal mematuhi
saja semua petunjuk dan saran pemandu berpengalaman ini.
Komodo (Varanus komodoensis)
adalah spesies langka yang hampir punah, hanya dapat Anda temukan di Taman
Nasional Komodo. Karena keunikan dan kelangkaannya, Taman Nasional Komodo
dinyatakan sebagai a World Heritage Site dan Man and Biosphere
Reserve oleh UNESCO tahun 1986. Pertama kali ditemukan dunia ilmiah tahun
1911 oleh JKH Van Steyn. Sejak saat itu kemudian memperluas tujuan
konservasinya juga untuk melindungi seluruh keanekaragaman hayati, baik laut
dan darat.
Taman ini mencakup 3 pulau utama
yaitu Pulau Komodo, Rinca, dan Padar, banyak juga pulau-pulau kecil lainnya
yang jika dijumlahkan memiliki luas tanah 603 km². Total luas Taman Nasional
Komodo saat ini adalah 1.817 km². Diperluas hingga 25 km² (Pulau Banta) dan 479
km² perairan laut akan menghasilkan total luas hingga 2.321 km². Setidaknya
2500 ekor komodo hidup di wilayah ini. Komodo berukuran besar biasanya memiliki
panjang 3 m dan berat 90 kg. Habitat komodo adalah alam terbuka dengan padang
rumput savanna, hutan hujan, pantai berpasir putih, batu karang, dan
pantai yang airnya jernih. Di kawasan ini, Anda juga dapat menemukan kuda,
banteng liar, rusa, babi hutan jantan, ular, kera, dan berbagai jenis burung.
Taman Nasional Komodo memiliki biota
bawah laut yang menakjubkan. Para penyelam mengatakan bahwa perairan Komodo
adalah salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. Memiliki pemandangan bawah laut
yang memukau. Anda dapat menemukan 385 spesies karang yang indah, hutan
mangrove, dan rumput laut sebagai rumah bagi ribuan spesies ikan, 70 jenis
bunga karang, 10 jenis lumba-lumba, 6 macam paus, penyu hijau, dan berbagai
jenis hiu dan ikan pari.
Air
Panas Sipatn Lotup
(Kalimantan Barat)
Sumber air panas Ai Sipatn Lotup
menjadi unik sebab tidak banyak sumber air panas di pulau Kalimantan.
Seperti juga sumber air panas Hantakan di Kalimantan Selatan, air panas Sajau
di Kalimantan Timur, air panas Seburuk di Kalimantan Barat dan Poring Hot
Spring di Sabah Malaysia, secara geologis pulau Kalimantan tidak mempunyai
gunung berapi sehingga sumber air panas tersebut berasal dari mata air yang
dipanaskan oleh panas bumi (geotermal).
Seperti diketahui, semakin dalam
letak batu-batuan di dalam perut bumi, semakin meningkat pula temperatur
batu-batuan tersebut. Air merembes ke dalam kerak bumi yang sangat dalam, dan
dipanaskan oleh permukaan batu yang panas. Air yang sudah dipanaskan keluar
berupa sumber air panas.
Pintu
masuk dan Kolam air panas
Lubang
tempat keluarnya air panas dari perut bumi
Tidak banyak literatur
mengenai sumber air panas ini. Tetapi diketahui Ai Sipatn Lotup
berasal dari bahasa dayak setempat. Ai artinya air, Sipatn
artinya menyimpan, Lotup artinya meletup/bergelembung akibat
panas/mendidih, sehingga Ai Sipatn Lotup bermakna tempat
penyimpanan air panas/kolam air panas. Kolam ini terletak di Desa Jangkang,
Kecamatan Balai Sebut, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, sekitar 6
jam perjalanan dari Pontianak, Ai Sipatn Lotup termasuk andalan wisata
Kabupaten Sanggau. Namun belum banyak yang mengetahui potensi wisata ini,
sehingga tidak banyak yang mengunjungi sumber air panas yang unik ini.
Pemda setempat tampaknya sudah
mengemas lokasi air panas yang mempunyai temperatur antara 52 – 55
derajat Celcius tersebut menjadi tempat yang layak untuk dikunjungi. Kolam
pemandian air hangat dan fasilitas umum penunjang telah dibangun. Namun akses
jalan menuju lokasi masih berupa jalan tanah, sehingga sulit dilewati pada
musim penghujan. Akan
tetapi merasakan sensasi berendam air hangat yang cukup langka di pedalaman
Kalimantan ini pantas di coba. Berminat?
Taman
Nasional Tanjung Puting
(Kalimantan
Tengah)
Pulau Kalimantan merupakan salah
satu paru-paru dunia yang tersisa di muka bumi. Kalimantan memiliki kekayaan
ekosistem hutan hujan tropis yang hampir setara dengan kawasan hutan Amazon di Amerika
Selatan. Penduduk asli pulau yang disebut juga Borneo ini adalah suku Dayak
dengan beberapa klan Dayak lainnya. Mereka sebagian besar hidup di alam liar
hutan Kalimantan dan bergantung kepada alam sehingga kelestarian alam
Kalimantan bisa terjaga.
Salah satu kawasan pelestarian alam
yang ada di Pulau Kalimantan adalah Taman Nasional
Tanjung Puting.
Tanjung Puting merupakan tempat wisata alam bagi perlindungan satwa langka
orang utan, beragam tumbuhan tropis, dan kekayaan hayati lainnya. Taman
Nasional Tanjung Puting terletak di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat,
provinsi Kalimantan Tengah. Inilah satu diantara sekian banyak tempat wisata di
Kalimantan yang patut Anda kunjungi di masa liburan mendatang.
Transportasi Penerbangan Menuju
Taman Nasional Tanjung Puting
Jika
Anda bertempat tinggal di Jakarta, maka jalur transportasi menuju Taman
Nasional Tanjung Puting yang pertama kali dipakai adalah pesawat terbang.
Penerbangan dari Jakarta menuju Lapangan Terbang Iskandar di Pangkalan Bun
memakai Trigana Air berangkat pukul 09.15. Tarif penerbangan kira-kira 900 ribu
per orang. Itu adalah jalur transportasi langsung ke Pangkalan Bun.
Pilihan
lain menuju Pangkalan Bun adalah naik pesawat terbang dari Jakarta menuju
ibukota provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Dari Jakarta menuju bandara
Cilikriwut, Palangka Raya, tarif penerbangan berkisar 400 ribu per orang. Dari
Palangka Raya sini, perjalanan wisata dilanjutkan dengan naik bus ke Pangkalan
Bun selama 10 jam. Jadi, silakan pilih sendiri jalur transportasi wisata menuju
Pangkalan Bun.
Jelajah
Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
Tarif Sewa Perahu Pangkalan Bun –
Tanjung Puting
Liburan dari Pangkalan Bun ke
Tanjung Puting berlanjut dengan naik perahu klotok menyusuri Sungai Sekonyer.
Petualangan wisata alam di kawasan hutan hujan tropis dimulai dari sini. Perahu
tradisional ini hanya bisa memuat maksimal 4 orang. Tarif sewa perahu sekitar
500 ribu sampai 700 ribu, tergantung kemampuan negosiasi Anda. Perjalanan
mengarungi Sungai Sekonyer berlangsung selama satu jam. Jika sebelumnya Anda
cuma bisa berkhayal berpetualang melalui film Anaconda, inilah petualangan alam
yang sebenarnya.
Disini
dikenal yang namanya feeding time, yaitu waktu-waktu tertentu perahu sewaan
akan menjemput wisatawan dari Tanjung Puting menuju Pangkalan Bun. Feeding time
yang sudah berlaku di Tanjung Puting adalah 3 kali dalam sehari, yaitu pukul 7
pagi, pukul 9 pagi, dan pukul 3 sore waktu setempat. Feeding time berlaku di 3
feeding station yang berbeda, sesuai kedekatan lokasi wisatawan waktu itu.
Pastikan Anda bisa mengelola waktu liburan dengan baik supaya bisa mengejar
feeding time sesuai rencana liburan.
Informasi Hotel di Sekitar Pangkalan
Bun dan Palangka Raya
Liburan ke Taman Nasional Tanjung
Puting membutuhkan tempat penginapan atau hotel yang nyaman dengan tarif
terjangkau. Jika perjalanan wisata alam Kalimantan ini Anda mulai dari kota
Palangka Raya, maka Anda tidak akan kesulitan mencari hotel bagus. Ibukota
provinsi Kalimantan Tengah tersebut memiliki banyak hotel yang bisa Anda pilih,
mulai dari kelas losmen melati hingga hotel berbintang.
Namun kondisi yang berbeda akan
wisatawan temui saat mencari hotel di Pangkalan Bun. Sebenarnya di dekat
pelabuhan Pangkalan Bun terdapat hotel khusus backpacker yang bisa disewa
dengan harga murah. Tapi karena kondisinya agak kumuh, lebih baik Anda
pertimbangkan kembali menginap disana. Jika Anda punya dana liburan lebih
banyak, coba pilih hotel di Pangkalan Bun.
Pilihan tempat menginap di hotel
sekitar Pangkalan Bun adalah Swiss-Belinn International Hotel. Jangan keburu
keder dengan label internatioanl hotel. Walau namanya mentereng, hotel tersebut
memiliki tarif promo sekitar 500 ribu per hari per orang. Fasilitas hotel
tersebut terbilang sederhana, mungkin disesuaikan dengan kondisi lingkungan
sekitar yang beriklim hutan hujan tropis.
Gambar
Orang Utan - Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan
Tengah
Keindahan Tempat Wisata di Pangkalan
Bun Dan Palangka Raya
Apa saja tempat wisata yang menarik
di Pangkalan Bun? Selain lokasi utama Taman Nasional Tanjung Puting dengan
balai konservasi orang utan, wisatawan bisa menyusuri Sungai Sekonyer dengan
perahu. Para turis akan berkesempatan melihat suasana pasar terapung,
berbelanja jajanan tradisional maupun membeli hasil kerajinan tangan warga setempat.
Seni kerajinan yang dijual disana antara lain tas kulit pohon, gelang anyaman,
kaus berlogo Suku Dayak dan lain-lain.
Bila wisatawan ingin mengetahui
keunikan rumah adat warga setempat, wisatawan bisa
memilih berlibur ke Pantai Kubu. Pantai Kubu terletak di selatan Pangkalan Bun,
kurang lebih satu jam perjalanan air. Kehidupan tradisional suku Dayak
dicirikan dengan keberadaan buah kapul, buah galigi, dan para wanita dewasa
yang memakai bedak tebal berwarna putih dan terasa dingin di kulit wajah.
Jika Anda masih punya waktu luang
untuk menjelajahi tempat wisata di Kalimantan Tengah, sempatkan mampir ke pasar
terapung di kota Palangkaraya. Ada wisata kuliner tradisional yang bernama wadai,
rasanya enak dan menyehatkan. Bagi Anda yang punya hobi memotret gambar tempat wisata, terlalu sayang untuk melewatkan
Istana Kuning dan pemakaman raja-raja di Palangkaraya. Masjid disana juga
memiliki seni arsitektur yang unik, yaitu terdapat seni kaligrafi pada kubah
masjid.
Tertarik
ingin menjelajahi keindahan alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan
Tengah? Siapkan dana, waktu, dan tentu saja kesehatan Anda sejak sekarang.
Mengenal alam dan budaya bangsa adalah bagian dari kecintaan terhadap tanah air
dan negara. Ayo berlibur ke tempat wisata di Pangkalan Bun dan Palangka Raya!
Pasar
Terapung
(Kalimantan
Selatan)
Pasar
Terapung Muara Kuin adalah Pasar Tradisional yang berada di atas sungai Barito
di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para pedagang dan
pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai
setelah shalat Subuh sampai selepas pukul 07:00 pagi. Matahari terbit
memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari
kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.
Suasana dan kegiatan pasar
Dengan menyaksikan panoramanya,
wisatawan seakan-akan sedang tamasya. Jukung-jukung dengan sarat muatan barang
dagangan sayur mayur, buah-buahan, segala jenis ikan dan berbagai kebutuhan
rumah tangga tersedia di pasar terapung. Ketika matahari mulai muncul
berangsur-angsur pasar pun mulai menyepi, sang pedagang pun mulai beranjak
meninggalkan pasar terapung membawa hasil yang diperoleh dengan kepuasan.
Suasana pasar terapung yang unik dan
khas adalah berdesak-desakan antara perahu besar dan kecil saling mencari
pembeli dan penjual yang selalu berseliweran kian kemari dan selalu oleng
dimainkan gelombang sungai Barito. Pasar terapung tidak memiliki organisasi
seperti pada pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang
dan pengunjung atau pembagian pedagang bersarkan barang dagangan.Para pedagang
wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya
disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual
kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering
terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa
Banjar disebut bapanduk, sesuatu yang unik dan langka.
Potensi wisata
Objek
wisata ini sering dianggap sebagai daya tarik yang fantastik, Banjarmasin
bagaikan Venesia di Timur Dunia, karena keduanya memiliki potensi wisata
sungai. Namun kedua kota berbeda alam dan latar belakang budayanya. Di
Banjarmasin masih banyak ditemui di sepanjang sungai rumah-rumah terapung yang
disebut rumah lanting, yang selalu oleng dimainkan gelombang.
Daerah
Kuin merupakan tipe permukiman yang berada di sepanjang aliran sungai
(waterfront village) yang memiliki beberapa daya tarik pariwisata, baik berupa
wisata alam, wisata budaya maupun wisata budaya. Kehidupan masyarakatnya erat
dengan kehidupan sungai seperti pasar terapung, perkampungan tepian sungai
dengan arsitektur tradisionalnya. Hilir mudiknya aneka perahu tradisional
dengan beraneka muatan merupakan atraksi yang menarik bagi wisatawan, bahkan
diharapkan dapat dikembangkan menjadi desa wisata sehingga dapat menjadi
pembentuk citra dalam promosi kepariwisataan Kalimantan Selatan. Masih di
kawasan yang sama wisatawan dapat pula mengunjungi Masjid Sultan Suriansyah dan
Komplek Makam Sultan Suriansyah, pulau Kembang, pulau Kaget dan pulau Bakut. Di
Kuin juga terdapat kerajinan ukiran untuk ornamen rumah Banjar.
Kini
pasar terapung Kuin dipastikan menyusul punah berganti dengan pasar darat.
Banyak wisatawan yang berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak
menjumpai adanya geliat eksotisme pasar di atas air.
Kepunahan
pasar tradisional di daerah "seribu sungai" ini dipicu oleh kemaruk
budaya darat serta ditunjang dengan pembangunan daerah yang selalu berorientasi
kedaratan. Jalur-jalur sungai dan kanal musnah tergantikan dengan kemudahan
jalan darat. Masyarakat yang dulu banyak memiliki jukung, sekarang telah bangga
memiliki sepeda motor atau mobil.
Pasar Terapung Buatan
Pemerintah
Kota (Pemkot) Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) akan membangun pasar
terapung tradisional yang selama ini berada di atas sungai Barito di muara
sungai Kuin, Banjarmasin ke sungai kerokan jalan Zafi Zam-Zam.
Gagasan membangun pasar terapung
buatan tersebut bertujuan untuk memudahkan wisatawan yang ingin menyaksikan
pasar terapung tanpa harus jauh-jauh ke muara kuin. Selain itu kita juga
ingin melestarikan dan terus membina para pedagang pasar terapung yang kini
terus berkurang. Sebagaimana diketahui, untuk bisa menyaksikan pasar terapung
para wisatawan harus rela bangun sebelum subuh untuk menuju ke sungai Barito
Muara Kuin Banjarmasin dengan mengendarai kapal kayu bermesin atau disebut
kelotok. Wisatawan pun juga harus rela menembus dinginnya suasana pagi dengan
perjalanan sekitar setengah jam dari dermaga pemberangkatan yang terletak di
depan masjid bersejarah Sultan Suriansyah.
Kondisi tersebut membuat sebagian
wisatawan enggan untuk bisa menikmati eksotiknya wisata pasar terapung, karena
terlambat sedikit pasar yang kini pedagangnya terus berkurang tersebut telah
bubar. Dengan adanya pasar terapung yang aksesnya lebih mudah terjangkau oleh
wisatawan akan mampu menyedot wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara
lebih banyak lagi datang ke Banjarmasin.
Saat ini pasar terapung masih
merupakan wisata andalan Kalsel, yang bila tidak dijaga kelestariannya
dikhawatirkan akan menghilang tergerus oleh pasar-pasar modern. Sekarang ini
antara wisatawan dan pedagangnya lebih banyak wisatawannya, sehingga bila
kondisi ini dibiarkan dikhawatirkan lama kelamaan pasar terapung tinggal
menjadi sejarah.
Tentang kunjungan wisatawan di
Kalsel, berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kalsel jumlahnya terus
bertambah. Namun bertambahnya jumlah tersebut apakah murni wisatawan atau
tamu yang kebetulan berkunjung untuk tugas atau perjalanan dinas atau memang
ingin menyaksikan wisata Kalsel.
Sungai Mahakam
(Kalimantan Timur)
Mahakam
merupakan nama sebuah sungai
terbesar di provinsi Kalimantan Timur yang bermuara di Selat
Makassar.
Sungai dengan panjang sekitar 920 km ini melintasi wilayah KabupatenKutai Barat di bagian hulu, hingga KabupatenKutai Kartanegara dan Kota Samarinda di bagian hilir. Di sungai hidup spesies mamalia ikan
air tawar
yang terancam punah, yakni Pesut Mahakam. Sungai Mahakam sejak dulu hingga
saat ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di sekitarnya
sebagai sumber air, potensi perikanan maupun sebagai prasarana transportasi.
Anak sungai
Aktivitas
di sungai Mahakam yang masih menjadi prasarana transportasi utama di Kalimantan
Timur
Sungai
Mahakam memiliki beberapa anak sungai, di antaranya:
- Sungai Belayan
- Sungai Kedang Pahu
- Sungai Kedang Kepala
- Sungai Telen
- Sungai Tenggarong
- Sungai Karang Mumus
Geologi
Kalimantan merupakan bagian dari
Paparan Sunda (Sunda
Plate).
Pulau ini memiliki rangkaian pegunungan di daerah perbatasan antara Indonesia
dan Malaysia tetapi di pulau ini hampir tidak ada aktivitas vulkanik. Sungai
Mahakam berawal dari Gunung Cemaru (1,681 m) di bagian tengah Pulau Kalimantan,
kemudian memotong satuan pra-tersier di sebelah timur Gunung Batuayan (1,652 m)
dan kemudian berakhir di lembah tesier Kutai (Kutai basin). Bagian tengah
daerah pengalirannya melewati dataran rendah dengan danau-danau berhutan rawa.
Di bagian tengah ini daerah aliran Sungai Mahakam dipisahkan dengan daerah
aliran sungai Barito di sebelahnya oleh perbukitan yang tingginya kurang dari
500m. Setelah daerah tersebut Sungai Mahakam memotong antiklin Samarinda dan
mengalir ke Delta Mahakam yang menyerupai kipas yang
membentang pada landas laut dengan basis sekitar 65 km dan radius sekitar
30 km.
Pada Atlas Kalimantan Timur (Voss,
1983) digambarkan bahwa di sebelah hulu dari Long Iram (daerah aliran dungai
Mahakam bagian hulu) sungai ini mengalir pada batuan tersier (tertiary
rocks).
Antara Long Iram dan Muara Kaman (daerah aliran
sungai bagian tengah) sungai ini mengalir pada batuan alluvium kuarter (quaternary alluvium), sementara di antara Muara Kaman
hingga ke hilir termasuk di Delta Mahakam, kembali ditemukan batuan tersier.
Iklim
Daerah aliran Sungai Mahakam
terletak di sekitar garis katulistiwa. Menurut klasifikasi iklim Koppen (Köppen climate classification), daerah ini memiliki tipe Af
(hutan hujan tropis) dengan suhu terendah ≥18oC dan curah hujan pada
bulan terkering pada tahun normal ≥60 mmTransfer massa dan energi di
daerah tropis terjadi melalui sirkulasi udara umum (general air circulation)
yang dikenal sebagai sel Hadley (Hadley
cell).
Pola hujan pada daerah tropis ini ditentukan oleh pola angin atmosferik skala
besar yang dapat diamati dengan beberapa cara di atmosfer. Sirkulasi ini
membawa kelembaban ke udara, menyebabkan hujan di daerah sekitar katulistiwa,
sementara pada tepi sabuk tropis lebih kering. Dalam sirkulasi ini, evaporasi
berlangsung secara intensif di sekitar katulistiwa pada pusat tekanan rendah
yang disebut zona konvergensi antar tropic (Intertropical Convergence Zone|ITCZ), ditandai dengan akumulasi
awan di daerah ini. ITCZ bergerak/berpindah seiring dengan gerak semu matahari
di antara zona garis lintang 23.5oUtara dan 23.5oSelatan,
sehingga posisinya selalu berubah sesuai gerak semu ini.
ITCZ menyebabkan adanya fenomena
muson (monsoon) Indo-Australia yang memengaruhi
iklim regional climate termasuk di daerah aliran sungai Mahakam. Pada
bulan-bulan Desember, Januari, Februari (musim dingin di belahan bumi utara)
konsentrasi tekanan tinggi di Asia dan tekanan rendah di Australia menyebabkan angina
berhembusnya angin Barat (angina muson Barat). Pada bulan-bulan Juni, Juli,
Agustus konsentrasi tekanan rendah di Asia (musim panas di belahan bumi utara)
dan konsentrasi tekanan tinggi di Australia menyebabkan angin Timur bertiup di
Indonesia (angin muson Timur). Sirkulasi udara global dan iklim regional diatas
menyebabkan daerah aliran sungai Mahakam yang terletak di sekita garis
katulistiwa memiliki pola hujan dengan dua puncak curah hujan (bimodal) yang
umumnya terjadi pada bulan Desember dan Mei. Hal ini karena ITCZ melewati
katulistiwa dua kali dalam setahun, dari belahan bumi utara pada bulan
September dan dari belahan bumi selatan pada bulan Maret.
Ekologi
Nepenthes, ataukantong semar, jenis
tumbuhan pemakan serangga yang ditemukan di daerah gambut Mahakam
Nipah
di delta Mahakam
Mahakam dan sepanjang daerah aliran
sungainya memiliki nilai ekologis penting. Sebanyak 147 spesies ikan asli
Mahakam telah teridentifikasi.Mahakam juga merupakan habitat lumba-lumba air
tawar (Orcaella brevirostris; atau Pesut) yang merupakan spesies yang terancam
punah yang dimasukkan pada Appendix I CITES
(Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and
Flora). Daerah aliran Sungai Mahakam juga merupakan habitat dan tempat
berkembang biak sekitar 298 spesies burung, 70 di antaranya dilindungi dan lima
spesies endemik yaitu: Borneo Dusky Mannikin (Lonchura fuscans), Borneo
Whistler (Pachycephala hypoxantha), Bornean Peacock-pheasant (Polyplectron
schleiermacheri), Bornean Blue-flycatcher (Cyornis superbus) dan Bornean
Bristlehead (Pityriasis gymnocephala).
Sebuah kelompok penelitian
"Upsetting the balance in the Mahakam Delta: past, present and future
impacts of sea-level rise, climate change, upstream controls and human intervention
on sediment and mangrove dynamics" melakukan penelitian secara luas di
Mahakam. Kelompok penelitian ini betujuan untuk mempelajari factor-faktor
eksternal seperti kenaikan muka air laut, perubahan iklim, sedimen dari hulu
dan pengaruh manusia terhadap pekembangan delta Mahakam pada masa lalu, saat
ini, dan pada masa yang akan datang dalam berbagai skala waktu.
Danau-danau Mahakam
Danau
Melintang di Teluk Tuk
Terdapat
sekitar 76 danau tersebar di daerah aliran Sungai Mahakam dan sekitar 30 danau
terletak di daerah Mahakam bagian tengah termasung tiga danu utamanya (danau
Jempang 15,000 Ha; Danau Semayang 13,000 Ha; Danau Melintang 11,000 Ha). Tinggi
muka air danau danau ini berfluktuasi sesuai musim dari 0.5m – 1m selama musim
kering hingga tujuh meter pada musim hujan. Danau-danau di Mahakam dan
sekitarnya berperan sebagai perangkap sedimen yang terkandung dalam air yang
mengalir ke danau-danau tersebut yang diketahui semakin dangkal pada saat ini,
kemungkinan disebabkan oleh ketidakseimbangan masukan sedimen yang berasal dari
daerah tangkapannya.
Aspek Sosial
Ponton
pengangkut batu bara di Sungai Mahakam
Sungai
Mahakam merupakan sumber penghidupan bagi penduduk, terutama nelayan dan
petani, sebagai sumber air, dan prasarana transportasi sejak dulu hingga
sekarang. Di lembah sungai inilah tempat berkembangnya kerajaan Kutai. Sejarah Kutai terbagi dalam dua
periode yaitu Kutai Martadipura (sekitar tahun 350-400) dan Kutai Kartanegara (sekitar
tahun 1300). Kutai Martadipura merupakan kerajaan Hindu yang didirikan oleh
Mulawarman sebagai raja pertamanya di Muara Kaman, yang tercatat sebagai
kerajaan tertua di Indonesia. Kutai Kartanegara didirikan oleh pemukim dari
Jawa di Kutai Lama di dekat muara Sungai Mahakam. Pada sekitar tahun 1565,
Islam menyebar secara luas di Kutai Kartanegara terutama atas usaha ulama yang
berasal dari Jawa, Tunggang Parangan dan Ri Bandang.Sebagai tambahan, sungai
Mahakam juga memiliki karakter unik. Kebanyakan permukiman berada di muara
sungai. Ada tiga pembagian nama untuk muara ini.
Mulai Samarinda sampai Kukar,
disebut dengan istilah "Loa". Sebut saja, Loa
Janan, Loa
Bakung, Loa
Kulu,
dan Loa
Buah.
Berikutnya, giliran "muara" dari pertengahan Kukar hingga Kubar.
Seperti Muara
Kaman, Muara
Muntai, Muara
Wis,
dan Muara
Pahu.
Di bagian hulu Kubar, namanya menjadi "Long", seperti Long
Bagun, Long
Pahangai
dan Long
Apari.
Baik Loa, Muara, dan Long, semuanya berarti muara.
Jembatan
- Jembatan Mahakam terletak di kota Samarinda selesai dibangun pada 1987
- Jembatan Kutai Kartanegara yang sebelumnya juga disebut Jembatan Mahakam 2, mulai dibangun pada 1997 dan selesai dibangun pada tahun 2001 menghubungkan kecamatan Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang di kabupaten Kutai Kartanegara
- Jembatan Martadipura di desa Liang, kecamatan Kota Bangun, kabupaten Kutai Kartanegara yang dibangun mulai tahun 2001 dan selesai pada tahun 2004
- Jembatan Mahakam Ulu yang selesai dibangun pada tahun 2008 menghubungkan kota Samarinda di bagian hulu, merupakan jembatan kedua di kota Samarinda
Selain
itu juga sedang dibangun Jembatan
Mahkota II
yang menghubungkan kota Samarinda di bagian hilir dan jembatan kedua di
kecamatan Kota Bangun.
Taman Laut Bunaken
(Sulawesi Utara)
Bunaken
adalah sebuah pulau dengan luas 8,08 km² di Teluk
Manado, Propinsi Sulawesi Utara. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado,
ibu kota provinsi Sulawesi Utara. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut
Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Secara
keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima
pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau
Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen.
Pecinta diving, pasti terpuaskan di Bunaken yang
sedikitnya memiliki 40 lokasi penyelaman yang menyajikan berbagai jenis ikan
tropis dan terumbu karang. Salah satunya jenis karang hidup, berupa terumbu
karang tepi dan penghalang. Paling menarik perhatian adalah terumbu tebung
karang vertikal yang membentang sepanjang 50 meter. Jenis ikan besar seperti
marlin, tuna, pari, layar, cakalang, barakuda, hiu kepala palu kadang
menyinggahi perairan ini. Maklum, kerusakan Taman Nasional Bunaken relative
lebih rendah dibanding taman laut lain yang tersebar di Indonesia. Ini yang
membuat Bunaken lebih unik dibanding tempat wisata lain.Pesona Natural Alam
Bawah Laut Bunaken telah banyak diminati wisatawan manca negara untuk kembali
datang dan menikmati keindahannya, yang patut disayangkan adalah kurangnya
promosi dan sosialisasi tentang keberadaannya sehingga belum banyak
menghasilkan dan berkontribusi menghasilkan cadangan devisa bagi negara kita.
Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem
perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang
lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir. Konon kawasan terumbu
karang dan alam bawah lautnya yang terindah di dunia.
Sedikitnya, Taman Nasional Bunaken memiliki 40 tempat
penyelaman yang kaya akan ikan-ikan tropis dan terumbu karang. Seperti ditulis
wisatamelayu.com, pengunjung dapat menyelam dan menyaksikan keindahan lebih
dari 150 spesies dari 58 genus ikan-ikan serta terumbu karang di kawasan tersebut.
Kawasan
yang diresmikan sebagai taman laut nasional sejak 1991 itu juga menawarkan
keindahan lain yaitu adanya underwater great walls atau dinding karang raksasa
yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dalam rantai makanan, dinding
karang tersebut berfungsi sebagai sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan
sekitar Pulau Bunaken.
Bunaken
memiliki keragaman kehidupan bawah laut yang sangat beragam, karena daerah
taman laut Bunaken terletak di segitiga terumbu karang dunia yang tersebar dari
Indonesia, Malaysia, phillipine, Papua Nugini, Timur Leste, dan Kepulauan
Solomon. Disini Anda bisa melihat 70% dari jenis ikan di dunia di dalam taman
laut Bunaken, dan angka ini tidak termasuk ikan-ikan laut dalam.
Taman Laut Bunaken terletak berada
sekitar 1,5 km dari Kota Manado. Untuk menuju Bunaken, anda bisa melalui
Pelabuhan Manado, Marina Nusantara Diving Centre di Kecamatan Molas, dan dari
Marina Blue Banter. Dari Pelabuhan Manado, anda bisa menggunakan perahu motor
menuju Pulau Siladen dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, ke Pulau Bunaken 30
menit, ke Pulau Montehage 50 menit, dan Pulau Nain 60 menit.
Sedangkan dari Marina Blue Banter, anda bisa menggunakan
kapal pesiar yang tersedia menuju daerah wisata di Pulau Bunaken dengan waktu
tempuh 10-15 menit, sedangkan dari Pelabuhan Nusantara Diving Centre menuju lokasi penyelaman di
Pulau Bunaken bisa menggunakan speed boat dengan waktu perjalanan sekitar 20
menit. Setiap pengunjung yang memasuki kawasan Taman Laut Bunaken dikenai biaya
tiket sebesar Rp. 50 ribu. Tarif tersebut berlaku baik bagi pengunjung yang
ingin menyelam maupun yang tidak ingin menyelam. Selain tiket reguler, ada pula
tiket yang berlaku untuk satu tahun dengan harga Rp150 ribu. Pengunjung yang
membeli tiket tahunan itu akan diberi semacam lencana khusus yang terbuat dari
plastik sebagai tanda masuk Taman Nasional Bunaken.
Taman
Nasional Laut Bunaken
- Taman Nasional Laut Bunaken
Taman Nasional Laut Bunaken sudah
terkenal di dunia dengan kekayaan alamnya dan keindahan kehidupan di bawah
lautnya. Kawasan ini luasnya 89.065 ha meliputi 3 kabupaten (Minahasa, Minahasa
Utara, dan Minahasa Selatan) dan 1 kota (Manado). Bunaken terbagi jadi 2
bagian: utara meliputi 5 pulau dan sebagian wilayah pesisir pulau Sulawesi dan
selatan meliputi seluruh wilayah daratan pesisir Pulau Sulawesi.
Bunaken adalah sebuah pulau seluas
8,08 km di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia.
Pulau ini merupakan bagian dari Kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara.
Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari
Taman Nasional Kelautan Manado Tua.
Taman Laut Bunaken memiliki 29 titik
selam (dive spot) dengan kedalaman mulai 1.344 meter. Dari 20 titik selam. 12
titik selam diantaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Ke 12 titik selam
inilah yang kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemadangan laut.
Namun, jika bukan penyelam pun, pengunjung masih bisa menikmati biota laut di
sini karena kejernihan air lautnya membuat pengunjung tetap dapat menikmati
keindahan biota laut walau hanya melihat dari atas perahu.
Bunaken
Manado Sulawesi Utara
Inilah sebuah tempat wisata memukau
di utara Sulawesi. Ketika menyebut nama Taman Nasional Bunaken maka akan
identik dengan lokasi menyelam paling menawan sedunia. Di sana surga bawah laut
terletak, di bawah teluk Manado dengan keindahan flora dan fauna yang ada.
Photo
credits – Verrianto Madjowa
Di bawah hamparan laut seluas 890,65
km2 di kawasan Teluk Manado, kita akan menemukan pesona keindahan ciptaan sang
Maha Kuasa dengan menikmati terumbu karang berwarna warni. Ada lebih dari 200
jenis spesies ikan serta beragam biota laut lainnya. Anda akan merasakan
sensasi menyelam dengan sajian pemandangan bawah laut yang mempesona pada taman
yang terletak 75 mil laut dari Pantai Manado. Lokasi menyelam ini dapat dicapai
dengan perjalanan 35 menit menggunakan perahu motor.
Tidak hanya melihat barisan ikan
bermacam rupa berseliweran dan padang rumput laut, kita juga bisa melihat
kurang lebih 390 spesies terumbu karang yang memancarkan pesona menakjubkan.
Bentuknya berlekak-lekuk unik, celah-celah hingga gua atau terowongan mungil
bawah laut yang mungkin mustahil ditemukan di tempat lain.
Secara geografis Taman Nasional
Bunaken dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian utara dan bagian selatan.
Bagian utara meliputi lima pulau, dan daerah pesisir antara Molas hingga Tiwoho
yang disebut Pesisir Molas-Wori. Bagian selatan seluruhnya terdiri daerah
pesisir antara Desa Poopoh dan Desa Popareng yang disebut Pesisir
Arakan-Wawontulap. Di wilayah ini, terdapat 22 desa dengan jumlah penduduk
sekitar 35 ribu jiwa. Sebagian besar berprofesi sebagai petani dan nelayan
serta 25%-nya bekerja pada bidang pariwisata.
Taman ini didirikan 1991 dan
merupakan salah satu taman laut pertama di dunia. Pada 2005 Bunaken menjadi
situs warisan dunia setelah didaftarkan Indonesia di UNESCO. Terjadi
peningkatan yang signifikan pada kunjungan wisatawan ke Taman Nasional ini.
Pada 2008 dikunjungi 32.760 wisatawan asing, di tahun berikutnya meningkat jadi
51 ribu wisatawan mancanegara. Bahkan, pada 2010 Pemerintah Provinsi Sulawesi
Utara berani menargetkan sebanyak 100 ribu wisatawan asing akan datang di
Bunaken. Apalagi di tahun ini sudah dicanangkan Manado Kota Pariwisata Dunia
2010, Taman Nasional Bunaken menjadi ikon pariwisata andalan Sulawesi Utara.
Menyelam memang merupakan cara
terbaik bila Anda ingin secara utuh dan jelas menikmati keindahan panorama
bawah laut Bunaken. Tersedia 23 tempat snorkeling atau penyelaman. Tak usah
repot-repot bawa alat menyelam sendiri karena di sana disewakan alat-alat
dengan harga berkisar Rp 100 ribu per hari.
Tapi menyelam memang bukan pilihan
satu-satunya. Cara lainnya adalah menggunakan kapal semi selam yang disewakan
di lepas pantai Pulau Bunaken. Kapal ini menyediakan dinding-dinding kaca untuk
bisa menikmati keindahan dan eksotisme dasar laut Bunaken. Ada pula kapal selam
Blue Banter yang hanya akan beroperasi saat air laut pasang. Pemandangan yang
didapatkan tentu saja lebih maksimal meski tarifnya jauh lebih mahal dari kapal
semi selam berdinding kaca.
Ada dua pilihan tempat persewaan
kapal dari Manado menuju Bunaken, yakni Pasar Bersehati dan Marina. Sewa kapal
dari Pasar Bersehati Manado ke Bunaken dengan tarif antara Rp 300 ribu – Rp 400
ribu. Sedangkan jika dari Marina tarif yang berlaku lebih mahal yakni sekitar
Rp 600 ribu – Rp 800 ribu. Cara lebih ekonomis adalah bergabung bersama
wisatawan-wisatawan lainnya dengan menumpang kapal tradisional bertarif Rp 50
ribu per orang. Hanya saja mesti menunggu tempat duduk di atas kapal penuh dulu
baru berangkat.
Pesona Bunaken tak hanya pada taman
lautnya saja, namun di permukaan pun kita bisa menikmati keindahan dan
eksotisme lima pulau yang melingkupi kawasan Taman Nasional tersebut. Lima
pulau itu yakni pulau Bunaken, Siladen, Manado Tua, Nain dan Mantehage. Di
pulau terakhir terdapat suku Bajo dengan budayanya yang khas.
Untuk mencapai Manado, ada banyak pilihan
maskapai penerbangan yang melayani rute tersebut, baik dari Jakarta, Denpasar,
Makassar dan Sorong.
Pantai Manakarra
(Sulawesi Barat)
|
Di Kota Mamuju, Ibu Kota Provinsi
Sulawesi Barat, terdapat sebuah tempat untuk berwisata yang cukup ramai dikunjungi
para wisatawan, yaitu kawasan Pantai Manakarra. Bagi masyarakat setempat,
Pantai Manakarra identik dengan tempat mangkal anak-anak muda. Namun, pada
kenyataannya banyak juga orang dewasa yang datang berkunjung ke pantai untuk
berekreasi.
A.
Selayang
Pandang
Di Kota Mamuju, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat, terdapat
sebuah tempat untuk berwisata yang cukup ramai dikunjungi para wisatawan, yaitu
kawasan Pantai Manakarra. Pantai ini merupakan bagian dari Teluk Mamuju, tempat
Pelabuhan Batu berada yang menjadi sentra perhubungan di Kota Mamuju.
Bagi
masyarakat setempat, Pantai Manakarra identik dengan tempat mangkal anak-anak
muda. Namun, pada kenyataannya banyak juga orang dewasa yang datang berkunjung
ke pantai untuk berekreasi. Biasanya, pantai ini mereka manfaatkan untuk tempat
melepas lelah dengan menikmati indahnya pantai. Pantai ini selalu ramai
dikunjungi oleh pelancong mulai dari pukul 16.30-24.00 WITA.
Melihat animo yang tinggi dari para pengunjung ke pantai
ini, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Barat berencana akan mengembangkan
kawasan Pantai Manakarra sebagai salah satu obyek wisata andalan yang ada di
provinsi tersebut. Pemda setempat akan melakukan reklamasi Pantai Manakarra
dengan luas areal sekitar 12 hektar yang meliputi Pelabuhan Batu hingga kawasan
pelelangan ikan di Mamuju. Di atas lahan yang akan direklamasi tersebut,
rencananya akan dibangun beberapa fasilitas penunjang pariwisata, berupa pusat
perbelanjaan, pusat hiburan, dan lain-lain. Pembangunan berbagai fasilitas ini untuk
menarik minat para wisatawan berkunjung ke kawasan pantai tersebut. Diharapkan,
dengan banyaknya wisatawan yang bertamasya ke Pantai Manakarra akan
membangkitkan gairah pariwisata di Provinsi Sulawesi Barat, khususnya di Kota
Mamuju.
B. Keistimewaan
Sejak lama Pantai Manakarra terkenal sebagai "Losarinya" (Pantai Losari Makassar)
Kota Mamuju. Hal tersebut tidaklah berlebihan, mengingat Pantai Manakarra betul-betul
mempunyai keindahan panorama pantai yang memikat. Pemandangan nan eksotik
tersebut bertambah menawan dengan latar belakang Pulau Karampuang yang
terhampar di depan mata. Di waktu malam, pantai ini dihiasi oleh kilatan
lampu-lampu kapal feri berwarna merah yang akan masuk ke Pelabuhan Mamuju
maupun yang akan bertolak ke Balikpapan. Hiasan cahaya tersebut terasa lebih
menyenangkan apabila diselingi dengan menikmati hangatnya kopi atau segarnya
buah kelapa yang terhidang di warung-warung sepanjang pantai.
Event
tahunan yang diselengarakan di Pantai Manakarra biasanya diadakan pada Hari
Ulang Tahun (HUT) Kota Mamuju dan hari kemerdekaan RI ada bulan Agustus. Pada
tahun 2007 lalu misalnya, pernah digelar pesta bakar ikan sejumlah delapan ton
ikan segar di atas bara api sepanjang 4.300 meter di pantai ini. Selain itu, di
bulan Agustus juga biasa diadakan lomba perahu sandeq yang dimulai di Pantai
Manakarra dan berakhir di Pantai Losari (Sulawesi Tenggara). Dalam lomba Perahu
Sandeq, pantai ini akan ramai dikunjungi oleh para peserta lomba maupun
penonton yang datang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari mancanegara.
C. Lokasi
Pantai
Manakara terletak di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia.
D. Akses
Untuk
mencapai lokasi, para wisatawan dapat menggunakan angkutan umum atau kendaraan
pribadi. Perjalanan dimulai dari Bandara Tampa Padang yang terletak di Kota
Mamuju, Sulawesi Barat. Dari bandara tersebut perjalanan kemudian dilanjutkan
ke Pantai Manakarra dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
E. Harga Tiket
Dalam proses konfirmasi.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di
sepanjang bibir pantai, para wisatawan yang sedang bertamasya akan dimanjakan
oleh kehadiran kios-kios yang menjual aneka makanan dan minuman, seperti soto,
nasi goreng, ikan bakar, ayam bakar, minuman ringan, dan beragam jenis makanan
lainnya. Harga makanan dan minuman ringan yang ditawarkan pun bervariasi mulai
dari kisaran Rp 4.000 sampai Rp 10.000 (Agustus 2008).
Sementara
untuk penginapan, di pantai ini belum tersedia hotel maupun losmen. Oleh sebab
itu, bagi wisatawan yang datang dari luar kota disarankan untuk mencari
penginapan di Kota Mamuju yang berjarak sekitar 30 km dari pantai ini. Tetapi,
bagi para wisatawan yang ingin menikmati terbitnya mentari (sunrise),
sebaiknya membawa perlengkapan tenda untuk berkembah di sekitar pantai ini.
Togean
– Mutiara bahari di sabuk katulistiwa
(Sulawesi
Tengah)
Perjalanan
darat ini berkelok kelok terasa tak habis habisnya melalui bukit bukit tanaman
jagung dan pesisir pantai. Mini bus yang membawa kami harus menempuh waktu
sekitar 3 jam dari Bandara udara Djalaludin Gorontalo menuju sebuah desa
pelabuhan, Marisa di teluk Tomini, Sulawesi. Ini belum usai, setibanya di
Marisa kami harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer menuju pantai, karena
kendaraan tidak bisa melewati jembatan kayu yang sedang rusak. Perkampungan
nelayan itu tampak lenggang dan sepi. Sesekali wajah wajah muncul dari balik
jendela dan pintu, melihat pendatang asing yang melintas pemukimannya.
Dari bibir laut, terhampar pasir
putih dan lautan yang rata. Diam tak bergelombang.. Teluk Tomini memang salah
satu laut paling tenang di dunia, karena topografinya yang menjorok
tersembunyi. Kami harus menaiki kapal jukung karena kapal tidak bisa merapat ke
pantai. Para porter masuk kedalam air mengangkat barang barang diatas kepalanya
menuju sebuah kapal kayu bermesin diesel berukuran 2 meter x 6 meter.
Saya
melirik ke jam tangan. Hari sudah menunjukan pukul 4 sore. Sebentar lagi malam
tiba. Sementara menurut informasi dari Zen, petugas Blue Marlin Dive Centre
yang memfasilitasi perjalanan kami, perjalanan menyeberang laut menuju
kepulauan Togean akan menempuh sekitar 5 – 7 jam lagi. Hati saya tercekat,
bagaimana mungkin kapal primitif ini mampu menembus kegelapan malam .
Ternyata dugaan saya salah. Pak Nico
asli warga Marisa kapten kapal ini mampu melihat arah jalan dengan berpatokan
bintang bintang di langit dan serta kebiasannya melaut. Kapal ini sama sekali
gelap gulita, hanya ada satu lampu 5 watt menerangi ruang kemudi yang sempit.
Kami hanya tiduran di geladak yang sambil berharap kapal ini akan secepatnya
tiba di Pulau Kadidiri, Kepulauan Togean.
Pulau Kadidiri adalah pusat dari
Kepulauan Togean, di Sulawesi Tengah. Tak jauh dari Wakai, sebuah kota
kecamatan yang menjadi sentra kepulauan ini. Pulau Kadidiri adalah yang paling
popular diantara pulau pulau yang tersebar seluas 90 km persegi di Kepulauan
Togean. Mayoritas etnik di kepulauan Togean berasal dari Gorontalo , sementara
ada etnik asli yang hidup dengan rumah di atas laut yang disebut suku bajau.
Pada tanggal 19 Oktober 2004, Kepulauan Togean telah ditetapkan sebagai Taman
nasional yang meliputi 292,000 hektar ekosistem laut dan 70.000 hektar area
darat. Karena lokasinya yang jauh dari mana mana, serta posisinya yang
terlindungi di teluk Tomini, membuat daerah ini sangat terasa terpencil
sekaligus indah dan bersih dari polusi.
Laut yang bersih, tenang, pasir
putih dan kehidupan bawah lautnya yang kaya sebanding dengan lamanya perjalanan
menuju tempat ini. Saya termenung tak percaya ketika pagi datang. Hembusan
angin pelan membawa pandangan ke sekeliling Black Marlin Resort. Sungguh indah
dan mempesona. Sebuah batu karang mencuat tepat didepan resort. Mengingatkan
Phi Phi Island di Thailand dalam film ‘ Beach ‘ yang dibintangi Leonardo di
Caprio.
Hanya kami tamu yang berkulit sawo matang di Pulau Kadidiri, lainnya adalah turis turis yang hanya menghabiskan waktu mandi sinar matahari, membaca buku, menyelam atau berjalan jalan di seluruh pulau.
Hari ini saya akan menyelam di Taipi Wall, kurang lebih 4 kilometer di luar pulau Kadidiri. Wolfgang – seorang instruktur resort – berkebangsaan Jerman sebelumnya sudah memberikan data dan karakteristik penyelaman di site itu.
Wide angle, merupakan prioritas utama tampaknya. Sehingga saya memutuskan memasang lensa Nikon10,5 mm. Ini tak salah, dalam dinding karang ini banyak coral seperti overhang dan sea fans. Kadang saya menyelusupkan di celah celah dinding untuk mendapat angle angle yang menarik.
Pada penyelaman kedua, saya menukar lensa ke makro 60 mm karena menemukan spot di atas dinding, sebuah taman terumbu karang yang berisi aneka ragam kehidupan. Nudibranch sampai Lion Fish yang dengan tenangnya memandang kami. Sementara seekor blue ribbon eel keluar dari sarangnya sambil membuka mulutnya untuk menangkap plankton plankton. Benar benar sebuah awal yang menyenangkan menyelam di Togean.
Hanya kami tamu yang berkulit sawo matang di Pulau Kadidiri, lainnya adalah turis turis yang hanya menghabiskan waktu mandi sinar matahari, membaca buku, menyelam atau berjalan jalan di seluruh pulau.
Hari ini saya akan menyelam di Taipi Wall, kurang lebih 4 kilometer di luar pulau Kadidiri. Wolfgang – seorang instruktur resort – berkebangsaan Jerman sebelumnya sudah memberikan data dan karakteristik penyelaman di site itu.
Wide angle, merupakan prioritas utama tampaknya. Sehingga saya memutuskan memasang lensa Nikon10,5 mm. Ini tak salah, dalam dinding karang ini banyak coral seperti overhang dan sea fans. Kadang saya menyelusupkan di celah celah dinding untuk mendapat angle angle yang menarik.
Pada penyelaman kedua, saya menukar lensa ke makro 60 mm karena menemukan spot di atas dinding, sebuah taman terumbu karang yang berisi aneka ragam kehidupan. Nudibranch sampai Lion Fish yang dengan tenangnya memandang kami. Sementara seekor blue ribbon eel keluar dari sarangnya sambil membuka mulutnya untuk menangkap plankton plankton. Benar benar sebuah awal yang menyenangkan menyelam di Togean.
Salah satu site terbaik di Togean
adalah wreck / reruntuhan pesawat pembom B 24 sekutu dalam PD II. Terletak 16
km timur laut dari pulau Kadidiri, ditempuh 1,5 jam dengan boat. Pesawat ini
jatuh karena kerusakan mesin dalam perjalanan pulang ke pangkalan di Morotai,
setelah menjalani misi pemboman. Sebelas awak pesawatnya selamat dan membiarkan
pesawat dengan panjang 17 meter dan lebar 22 meter terbaring di kedalaman 14 –
22 meter, tak jauh dari bibir pantai. Posisi tenggelamnya pesawat dengan
cockpitnya menghadap barat daya, dan sayap kanan menyentuh dasar pasir,
sementara sisi sayap kirinya terangkat.
Pesawat ini masih dalam kondisi utuh
dan sebagian besar sudah ditumbuhi oleh terumbu karang. Tampak coral jenis
barrel sponge tumbuh dengan suburnya di sayap pesawat. Baling baling masih
menempel pada sayap kanan. Visibility atau jarak pandang tidak begitu bagus
maksimal 15 meter. Ini disebabkan site ini berada diantara kawasan hutan bakau.
Reruntuhan ini menjadi tempat ikan ikan diantaranya batfish dan beberapa jenis pelagics seperti trevally atau lebih akrab dipanggil ikan kuwe.
Saya melongokkan kepala masuk ke dalam pintu pesawat dan membayangkan hiruk pikuk pertempuran serta komunikasi pilot dengan pangkalannya puluhan tahun yang lalu.
Esok harinya kami menuju 20 kilometer arah utara, menempuh 2 jam perjalanan untuk menyelam di Pulau Una Una. Lebih tepat dikatakan sebagai gunung berapi yang menjadi pulau vulkanik, sehingga pasir pantainya hitam karena terbentuk dari sisa abu dan lava saat letusan tahun 1983. Kadang kala sayup sayup kita mendengar suara gemuruh magma di kedalaman.
Menurut saya, area penyelaman disini adalah yang terbaik dikawasan kepulauan Togean. The pinnacle, salah satu nama site di Una Una memiliki dinding drop off sampai 60 meter dan memiliki kehidupan terumbu karang yang luar biasa sehatnya. Begitu banyak coral sponge dengan ukuran raksasa. Mulai dari jenis tube, vase, cone dan barrel.
Saya langsung meluncur ke kedalaman dan menunggu momen yang pas yakni seorang kawan penyelam melayang diatas, sehingga membentuk komposisi bagus. Sama seperti di darat, memotret dalam air juga membutuhkan kesabaran untuk mendapatkan momen momen yang tepat. Saya menekan kekuatan lampu strobe menjadi 1/8 sekedar untuk mendapatkan fill in di permukaan sponge.
Reruntuhan ini menjadi tempat ikan ikan diantaranya batfish dan beberapa jenis pelagics seperti trevally atau lebih akrab dipanggil ikan kuwe.
Saya melongokkan kepala masuk ke dalam pintu pesawat dan membayangkan hiruk pikuk pertempuran serta komunikasi pilot dengan pangkalannya puluhan tahun yang lalu.
Esok harinya kami menuju 20 kilometer arah utara, menempuh 2 jam perjalanan untuk menyelam di Pulau Una Una. Lebih tepat dikatakan sebagai gunung berapi yang menjadi pulau vulkanik, sehingga pasir pantainya hitam karena terbentuk dari sisa abu dan lava saat letusan tahun 1983. Kadang kala sayup sayup kita mendengar suara gemuruh magma di kedalaman.
Menurut saya, area penyelaman disini adalah yang terbaik dikawasan kepulauan Togean. The pinnacle, salah satu nama site di Una Una memiliki dinding drop off sampai 60 meter dan memiliki kehidupan terumbu karang yang luar biasa sehatnya. Begitu banyak coral sponge dengan ukuran raksasa. Mulai dari jenis tube, vase, cone dan barrel.
Saya langsung meluncur ke kedalaman dan menunggu momen yang pas yakni seorang kawan penyelam melayang diatas, sehingga membentuk komposisi bagus. Sama seperti di darat, memotret dalam air juga membutuhkan kesabaran untuk mendapatkan momen momen yang tepat. Saya menekan kekuatan lampu strobe menjadi 1/8 sekedar untuk mendapatkan fill in di permukaan sponge.
Tak jauh dari sana, sebuah site
bernama Apollo yang terletak di sisi barat Pulau Una Una . Berbeda dengan
Pinnacle yang berupa dinding karang, di Apollo merupakan sloping pantai. Slope
artinya topografinya landai semakin mendalam mulai dari 20 meter sampai 45
meter.
Arus sangat kencang disini, dan memang merupakan salah satu alasan utama melihat rombongan ikan ikan Baracuda. No current no life, begitu prinsip untuk melihat ikan ikan pelagics sejenis Baracuda atau tuna. Tepat dikedalaman 30 meter, saya melihat school of Baracuda yang bergerak elegan diantara arus yang kuat. Setelah cukup, kami naik ke permukaan dan melakukan safety stop di kedalaman 5 meter. Setelah kelelahan kicking melawan arus yang kuat, kami agak rileks sambil memotret beberapa ikan ikan seperti snapper dan bat fish diatas table coral yang lebar.
Setelah hampir 5 hari disini, menjelang hari terakhir kembali ke peradaban di Jakarta, saya menghabiskan waktu menyelam di depan resort. Hari masih pagi dan teman teman masih terlelap di kamarnya, saya sudah menuju laut. Ini merupakan solo dive. Saya sudah berkoordinasi dengan boatman – termasuk memberikan time limit menyelam – untuk berjaga jaga diatas boat sambil memperhatikan gelembung gelembung udara di permukaan air.
Umumnya dalam penyelaman diharuskan berpasangan, dan tidak boleh sendiri. Never Dive Alone. Ini untuk mencegah seandainya terjadi musibah. Namun penyelam diperbolehkan melakukan dive sendiri sepanjang memenuhi syarat dan standar kualifikasi tertentu. Termasuk tidak melakukan penyelaman yang dalam.
Arus sangat kencang disini, dan memang merupakan salah satu alasan utama melihat rombongan ikan ikan Baracuda. No current no life, begitu prinsip untuk melihat ikan ikan pelagics sejenis Baracuda atau tuna. Tepat dikedalaman 30 meter, saya melihat school of Baracuda yang bergerak elegan diantara arus yang kuat. Setelah cukup, kami naik ke permukaan dan melakukan safety stop di kedalaman 5 meter. Setelah kelelahan kicking melawan arus yang kuat, kami agak rileks sambil memotret beberapa ikan ikan seperti snapper dan bat fish diatas table coral yang lebar.
Setelah hampir 5 hari disini, menjelang hari terakhir kembali ke peradaban di Jakarta, saya menghabiskan waktu menyelam di depan resort. Hari masih pagi dan teman teman masih terlelap di kamarnya, saya sudah menuju laut. Ini merupakan solo dive. Saya sudah berkoordinasi dengan boatman – termasuk memberikan time limit menyelam – untuk berjaga jaga diatas boat sambil memperhatikan gelembung gelembung udara di permukaan air.
Umumnya dalam penyelaman diharuskan berpasangan, dan tidak boleh sendiri. Never Dive Alone. Ini untuk mencegah seandainya terjadi musibah. Namun penyelam diperbolehkan melakukan dive sendiri sepanjang memenuhi syarat dan standar kualifikasi tertentu. Termasuk tidak melakukan penyelaman yang dalam.
Saya memotret rombongan ikan ikan
sweet lips yang membentuk formasi berputar putar. Tak jauh dari sana sebuah
wreck bangkai kapal kayu kecil teronggok.
Menjelang akhir penyelaman saya bergerak menuju arah bibir pantai resor, dan menyaksikan formasi ikan ikan sarden yang bergerak cepat. Uniknya ikan ikan ini melingkari saya yang tiba tiba saja kebingungan menentukan arah angle memotret. Sungguh sebuah relaxation dive sebelum sarapan pagi.
Menjelang akhir penyelaman saya bergerak menuju arah bibir pantai resor, dan menyaksikan formasi ikan ikan sarden yang bergerak cepat. Uniknya ikan ikan ini melingkari saya yang tiba tiba saja kebingungan menentukan arah angle memotret. Sungguh sebuah relaxation dive sebelum sarapan pagi.
Kepulauan Togean memang sebuah
paradise yang terpencil. Konon kepulauan ini akan telah dirancang untuk menjadi
the next big hit on the travelling market. Mudah mudahan membuka kawasan ini
menjadi terbuka tidak membuat pencemaran dan kerusakan alam yang indah.
Sambil mencuci dan menjemur perlengkapan selam, karena besok kami akan kembali menempuh pelayaran yang membosankan ke Marisa. Saya bercakap cakap dengan sepasang turis backpacker asal Perancis. Mereka telah menempuh perjalanan darat yang begitu lama dari Makasar. Kini mereka belum memutuskan kapan akan pergi.
Togean telah menahan mereka. Saya percaya pada mereka. Sore ini sunset begitu indah memantulkan sinar sinar emas kemilau di pasir pasir yang lembut. Terus terang saya menyesal mengapa harus cepat cepat pergi dari tempat ini.
Sambil mencuci dan menjemur perlengkapan selam, karena besok kami akan kembali menempuh pelayaran yang membosankan ke Marisa. Saya bercakap cakap dengan sepasang turis backpacker asal Perancis. Mereka telah menempuh perjalanan darat yang begitu lama dari Makasar. Kini mereka belum memutuskan kapan akan pergi.
Togean telah menahan mereka. Saya percaya pada mereka. Sore ini sunset begitu indah memantulkan sinar sinar emas kemilau di pasir pasir yang lembut. Terus terang saya menyesal mengapa harus cepat cepat pergi dari tempat ini.
Taman Nasional Wakatobi
(Sulawesi Tenggara)
Sulawesi
Tenggara adalah salah satu provinsi dengan ibukotanya Kendari , dan mempunyai
banyak sekali obyek wisata antara lain Wisata Alam, Wisata Sejarah, Wisata
Budaya, Wisata Minat Khusus, Wisata Kuliner, Wisata Olah Raga, Wisata Belanja ,
dari sekian banyak Obyek wisata Sulawesi Tenggara yang sangat terkenal
yaitu Wisata Sejarah Benteng Buton (Benteng Kraton Sultan Buton) dan
Taman Nasional Wakatobi.
Objek Wisata Taman Nasional Wakatobi
Objek
WisataPantai Wakatobi Sulawesi Tenggara
Taman
Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara
Keindahan dan kekayaan kawasan Taman
Nasional Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah
Ekspedisi Wallacea dari Inggris pada tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan
di Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral. Di sana, terdapat 750
dari total 850 spesies koral yang ada di dunia. Konfigurasi kedalamannya
bervariasi mulai dari datar sampai melandai ke laut dan di beberapa daerah
perairan terdapat yang bertubir curam. Bagian terdalam perairannya mencapai
1.044 meter.
Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan diantaranya (Cephalopholus argus), takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.
Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan diantaranya (Cephalopholus argus), takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.
Taman Nasional Wakatobi juga menjadi
tempat beberapa jenis burung laut seperti Angsa-Batu Coklat (Sula leucogaster
plotus), Cerek Melayu (Charadrius peronii) dan Raja Udang Erasia (Alcedo
atthis) bersarang. Beberapa jenis penyu juga menjadikan taman ini sebagai rumah
mereka seperti penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta
caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Perairan Wakatobi memiliki tamu
setia yang menjadikan perairan Wakatobi sebagai taman bermainnya, tamu itu
tidak lain dan tidak bukan adalah ikan paus sperma (Physeter macrocephalus).
Biasanya, kawanan paus sperma berada di Wakatobi pada bulan November, saat
belahan bumi lain membeku. Pada bulan tersebut perairan Wakatobi relatif lebih
hangat dan berlimpah pakan yang bisa mengenyangkan perut kawanan paus. Tidak
hanya itu Wakatobi juga menjadi tempat bermain ikan pari Manta (Manta ray) yang
ukuran tubuhnya tergolong raksasa. Pari Manta merupakan salah satu jenis ikan
yang khas dan unik, yang hanya terdapat di perairan tropis.
Jembatan
Ampera
(Sumatera
Selatan)
Nama
resmi : Jembatan
Ampera
Mengangkut : 4 Jalur
Melintasi : Sungai Musi
Daerah : Kota
Palembang, Provinsi Sumatera Selatan
Panjang
Total : 1.117 m
(3,665 kaki)
Lebar : 22 m (71
kaki)
Tinggi : 63 m (207
kaki)
Rentang
Terpanjang : 75 m(246 kaki)
Jumlah
Rentangan : 1(Jembatan Utama)
dan 1 (Keseluruhan)
Ruang
Vertikal : 115 m (377
kaki)
Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi
Sumatera Selatan,
Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah
menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang,
menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Struktur
Lebar : 22 m
Tinggi : 11.5 m dari permukaan
air
Tinggi Menara : 63 m dari
permukaan tanah
Jarak antara menara : 75 m
Berat : 944 ton
Sejarah
Pemandangan Kota Palembang dari atas salah satu tower
Jembatan Ampera. Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang
Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan
Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali
mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa
jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek
itu tidak pernah terealisasi.
Pada masa kemerdekaan, gagasan itu
kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan
pembangunan jembatan kala itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk na-ma Sungai Musi yang dilintasinya, pada sidang
pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Usulan ini sebetulnya tergolong
nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal
hanya sekitar Rp 30.000,00. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang
terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar,
dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari. Pendampingnya, Walikota Palembang,
M. Ali Amin, dan Indra Caya. Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu.
Usaha yang dilakukan Pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang, yang didukung penuh oleh Kodam
IV/Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil. Bung Karno kemudian menyetujui
usulan pembangunan itu. Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan
masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, yang berarti posisinya di
pusat kota, Bung Karno kemudian mengajukan syarat. Yaitu, penempatan boulevard
atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. Dilakukanlah penunjukan
perusahaan pelaksana pembangunan, dengan penandatanganan kontrak pada 14
Desember 1961, dengan biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp
200,00).
Pembangunan jembatan ini dimulai
pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno.
Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perangJepang.
Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara
tersebut.
Pada awalnya, jembatan ini, dinamai
Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut
sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara
sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah
jembatan di atas Sungai Musi.
Peresmian pemakaian jembatan
dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama
jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia
tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan
anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera
(Amanat Penderitaan Rakyat). Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan
nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak
mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.
Keistimewaan
Pada
awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang
kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah
jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat
masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya
sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat
penuh jembatan selama 30 menit.
Pada
saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan
dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila
bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa
lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.[4]
Sejak
tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak
dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini
dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
Pada
tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk
menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.[1]
Jembatan
Ampera
|
|
Jembatan
ini dibangun diatas sungai Musi dengan panjang 1.177 meter, lebar 22 meter
dan tinggi diatas permukaan air 11, 50 meter, dengan dana pampasan perang
dari Pemerintah Jepang atas perintah Soekarno pada bulan April 1962 dan
diresmikan Mei 1965.
Orang menyebutnya Jembatan AMPERA karena pemakaiannya
secara resmi dilakukan pada saat masa menegakkan Orde Baru yang sebelumnya
bernama Jembatan "Musi". Jembatan AMPERA berarti jembatan Amanat
Penderitaan Rakyat. Bagian tengan jembatan ini dulu dapat diangkat dan
dilalui kapal yang tingginya maksimum 44,50 meter , sedangkan bila tidak
diangkat hanya 9 meter, namun pada saat ini mobilitas penduduk semakin tinggi
dan jumlah kendaraan bertambah banyak serta dasar lain yang bersifat teknis
maka pada tahun 1977 jembatan tersebut tidak dapat lagi dinaikkan bagian
tengahnya. Pada tahun 2004 jembatan ini direnovasi.
|
|
|
Benteng Otanaha
(Gorontalo)
Benteng Otanaha merupakan objek wisata yang
terletak di atas bukit di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota
Gorontalo. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1522. Benteng Otanaha terletak di
atas sebuah bukit, dan memiliki 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah anak
tangga ke puncak sampai ke lokasi benteng. Jumlah anak tangga tidak sama untuk
setiap persinggahan. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak
tangga, ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, ke persinggahan III
terdapat 53 anak tangga, dan ke persinggahan IV memiliki 89 anak tangga.
Sementara ke area benteng terdapat 71 anak tangga, sehingga jumlah keseluruhan
anak tangga yaitu 348.
Sejarah pembangunan Benteng
Sekitar
abad ke-15,dugaan orang bahwa sebagian besar daratan Gorontalo adalah air laut.
Ketika itu, Kerajaan Gorontalo di bawah Pemerintahan Raja Ilato, atau
Matolodulakiki bersama permaisurinya Tilangohula (1505–1585). Mereka memilik
tiga keturunan, yakni Ndoba (wanita), Tiliaya (wanita), dan Naha (pria).Waktu
usia remaja,Naha melanglang buana ke negeri seberang, sedangkan Ndoba dan
Tiliaya tinggal di wilayah kerajaan. Suatu ketika sebuah kapal layar Portugal
singgah di Pelabuhan Gorontalo Karena kehabisan bahan makanan, pengaruh cuaca
buruk, dan gangguan bajak laut. Mereka menghadap kepada Raja Ilato. Pertemuan
tersebut menghasilkan sebuah kesepakatan, bahwa untuk memperkuat pertahanan dan
keamanan negeri, akan dibangun atau didirikan tiga buah benteng di atas
perbukitan Kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat yang sekarang ini, yakni pada
tahun 1525. Ternyata, para nakhoda Portugis hanya memperalat Pasukan Ndoba dan
Tiliaya ketika akan mengusir bajak laut yang sering menggangu nelayan di
pantai.Seluruh rakyat dan pasukan Ndoba dan Tiliaya yang diperkuat empat
Apitalau, bangkit dan mendesak bangsa Portugis untuk segera meninggalkan
daratan Gorontalo.Para nakhkoda Portugis langsung meninggalkan Pelabuhan
Gorontalo. Ndoba dan Tiliaya tampil sebagai dua tokoh wanita pejuang waktu itu
langsung mempersiapkan penduduk sekitar untuk menangkis serangan musuh dan
kemungkinan perang yang akan terjadi.Pasukan Ndoba dan Tiliaya,diperkuat lagi
dengan angkatan laut yang dipimpin oleh para Apitalau atau ‘kapten laut’, yakni
Apitalau Lakoro, Pitalau Lagona, Apitalau Lakadjo, dan Apitalau Djailani. Sekitar
tahun 1585, Naha menemukan kembali ketiga benteng tersebut. Ia memperistri
seorang wanita bernama Ohihiya.Dari pasangan suami istri ini lahirlah dua
putra, yakni Paha (Pahu) dan Limonu.Pada waktu itu terjadi perang melawan
Hemuto atau pemimpin golongan transmigran melalui jalur utara. Naha dan Paha
gugur melawan Hemuto. Limonu menuntut balas atas kematian ayah dan kakaknya.
Naha, Ohihiya, Paha, dan Limonu telah memanfaatkan ketiga benteng tersebut
sebagai pusat kekuatan pertahanan. Dengan latar belakang peristiwa di atas,maka
ketiga benteng dimaksud telah diabadikan dengan nama sebagai berikut. Pertama,
Otanaha. Ota artinya benteng. Naha adalah orang yang menemukan benteng
tersebut. Otanaha berarti benteng yang ditemukan oleh Naha. Kedua,Otahiya. Ota
artinya benteng. Hiya akronim dari kata Ohihiya, istri Naha Otahiya, berarti
benteng milik Ohihiya. Ketiga Ulupahu.Ulu akronim dari kata Uwole,artinya milik
dari Pahu adalah putera Naha.Ulupahu berarti benteng milik Pahu Putra Naha.
Benteng Otanaha, Otahiya, dan Ulupahu dibangun sekitar tahun1522 atas prakarsa
Raja Ilato dan para nakhoda Portugal.
Pantai Natsepa
(Maluku)
Pantai
Natsepa tempat rekreasi wisata pantai utama di Pulau Ambon. Walaupun terletak
di Pulau Ambon tetapi sudah termasuk daerah administrasi Kabupaten Maluku
Tengah yang ibukota kabupatennya adalah Kota Masohi, terdapat di Pulau Seram.
Pantai Natsepa merupakan tujuan para wisatawan dalam maupun luar negeri yang mau menikmati pasir putih dan udara pantai yang segar.
Pantai Natsepa merupakan tujuan para wisatawan dalam maupun luar negeri yang mau menikmati pasir putih dan udara pantai yang segar.
Pemandangan
sore hari di Pantai Natsepa saat matahari akan terbenam. Duduk santai bersama
teman-teman ataupun keluarga sambil bercerita. Pembenahan terus dilakukan untuk
mempercantik Pantai Natsepa, Kios-kios penjual ditata dan diatur posisinya
dengan rapih supaya para wisatawan dapat menikmati suasana pantai dengan
nyaman. Kios-kios para penjual yang menawarkan dagangan rujak, es kelapa muda,
pisang goreng, sagu gula, jangung rebus dan lainnya. Kelapa muda terlihat
hampir di semua kios, yang nantinya dijadikan es kelapa muda setelah dicampur
dengan sirup dan susu. Dalam kondisi haus setelah berkeliling-keliling, es
kelapa muda merupakan minuman yang segar untuk mengembalikan tenaga. Bagi
pencari rejeki, ban dalam bekas dijadikan pelampung untuk anak-anak ataupun
orang dewasa yang ingin berenang dengan harga sewa per buah Rp. 5.000,-. Selain
itu disewakan juga tikar dengan harga yang sama untuk pendatang yang ingin
duduk dan bersantai di tepi pantai.
Selain berenang di Pantai
Natsepa, dapat juga berperahu secara bersama-sama dan mendayung perahu sendiri.
Kalo belum mahir mendayung sebaiknya jangan mendayung sendiri karena bisa-bisa
terbawa arus tidak bisa kembali ke pantai lagi. Banyak perahu yang tersedia
untuk disewakan. Menyewa perahu per jam sebesar Rp. 25.000 dapat mendayung sendiri
ataupun meminta orang yang mahir mendayung. Rujak Natsepa merupakan Makanan
yang khas, dan tidak lengkap kalo datang di Natsepa tetapi tidak mencicip Rujak
Natsepa. Rujak Natsepa terbuat dari buah-buahan segar dan yang membedakannya
adalah bumbu rujak yang terbuat dari gula aren tradisional dan kacang yang
banyak. Kalau ingin pedas tambahkan cabe yang banyak.
Danau Tolire
(Maluku Utara)
Selain
Pantai Sulamadaha, tempat wisata yang juga menjadi pilihan di hari libur,
yakni Danau Tolire. Danau Tolire yang berada di bawah kaki Gunung Gamalama ini
menyimpan sebuah kisah sedih. Menurut legenda, Danau Tolire terbagi menjadi dua
bagian, yakni Tolire besar dan Tolire kecil. Pecahnya danau tersebut
dikarenakan kekhilafan seorang ayah kepada anak gadisnya. Sang ayah memerkosa
anak gadisnya. Setelah tragedi memilukan tersebut, terjadi longsor dan danau
meluap. Akibatnya, desa Takome tenggelam. Anehnya, setelah surut danau seolah
terbagi menjadi dua bagian. Danau Tolire besar diperkirakan sebagai wujud dari
sang ayah. Sementara itu, Danau Tolire kecil adalah wujud sang anak.
Jarak dari Danau Tolire besar dan
Danau Tolire kecil hanya 200 meter.Danau Tolire kecil berada dekat tepi
pantai.Airnya payau, karena jaraknya dekat dengan laut, yakni sekitar 50 meter.Bila
mengunjungi Danau Tolire besar, otomatis harus melewati Danau Tolire
kecil.Sayangnya, keindahan Danau Tolire besar lebih menggiurkan ketimbang Danau
Tolire kecil.Kebanyakan wisatawan dan warga memilih Danau Tolire besar sebagai
tempat wisata. Danau Tolire besar menyerupai loyang raksasa, dengan luas
sekitar lima hektar dan kedalaman 50 meter. Keunikan lainnya adalah air Danau
Tolire besar berwana hijau saat musim panas dan coklat pada waktu hujan.Untuk
bisa menikmati pemandangan di sekitar Danau Tolire besar,,hanya saja, jarak
dari jalan besar ke Danau Tolire lumayan jauh. .
Selain menyimpan cerita memilukan,
Danau Tolire besar juga memiliki kekuatan gaib.Masyarakat setempat percaya
terdapat buaya siluman yang melindungi danau.Terlebih lagi, pada zaman dulu
Danau Tolire besar merupakan tempat penyimpanan harta Sultan Ternate.Harta
disembunyikan di dasar Danau Tolire besar, sehingga aman dari incaran Portugis
pada abad ke-15.Kekuatan gaib Danau Tolire besar bisa dibuktikan dengan cara
melempar batu ke danau. Dipastikan, batu tidak akan pernah menyentuh permukaan
air danau. Batu yang dilempar seperti hilang sebelum sampai ke permukaan
danau.Pengunjung bisa membeli batu yang sengaja disediakan oleh warga. .
Seusai
menikmati keindahan danau dan mencoba lempar batu, pengunjung bisa beristirahat
sejenak di bawah pepohonan besar. Istirahat di bawah pohon rindang akan
bertambah nikmat bila ditemani jagung rebus manis dan teh hangat. Makanan dan
minuman bisa dibeli di warung-warung kecil yang ada di sekitar Danau Tolire
besar.
Taman
Nasional Teluk Cenderawasih
(Papua)
Jangan
hanya melihat di brosur. Saksikan, dan rasakan sendiri keunikan dan kecantikan
asli Teluk Cenderawasih.
Taman
Nasional Teluk Cenderawasih
Cenderawasih, Teluknya Papua, adalah teluk terbesar di Indonesia (1.453.500 hektar) dan menjadi rumah bagi begitu banyak jenis satwa dan tumbuhan. Taman nasional ini terletak pada 01° 43’ - 03° 22‘ Lintang Selatan and 134° 06’ - 135° 10’ Bujur Timur. Secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Wondama dan Nabire, Propinsi Papua Barat. Di Nabire ada tujuh kampung dengan 2,500 penduduk, sementara di Wondama ada 21 kampung dengan 15,000 penduduk. Karena masyarakat yang hidup di sekitar dan di dalam kawasan taman nasional sangat bergantung pada sumber daya laut untuk kehidupannya, mereka memelihara sumber daya tersebut secara hati-hati dengan menerapkan larangan-larangan tradisional.
Luas tutupan terumbu karang di taman
nasional ini mencapai 80,000 hektar dengan 238 jenis karang, berupa
karang-karang berkelompok, karang tepi, karang penghalang, atol dan karang di
perairan dangkal. Terumbu karang ini adalah rumah bagi 321 jenis ikan, 38 jenis
gastrophoda dan 9 jenis lamun. Selain itu, 29 jenis bakau, 207 jenis moluska
(12 diantaranya dilindungi) dan penyu juga dapat ditemukan disini. Mamalia
seperti lumba-lumba, paus dan duyung juga sering terlihat.
Teluk Cendrawasih adalah taman
nasional dengan perairan terluas di Indonesia. Di kawasan ini berdiam kekayaan
biota laut yang amat mengagumkan. TNTC telah menjadi perwakilan ekosistem
terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika di Papua. Inilah tempat yang
dapat menjadi alasan kuat untuk Anda memperpanjang jadwal wisata selama berada
di Papua Barat dan atau Papua.
Teluk Cendrawasih menjadi surga bagi banyak tumbuhan dan
hewan baik di darat apalagi di bawah airnya. Lalu yang paling dinantikan adalah
perjumpaan dan interaksi dengan raksasa bawah laut, yaitu hiu paus yang ramah.
Bagaimana pun, perjumpaan dengan ikan terbesar di muka bumi itu begitu sangat
menggoda dan menjadi impian para penyelam. Penyingkapannya di Teluk Cendrawasih
adalah sebuah penemuan besar dalam dekade ini.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih adalah sebuah teluk yang
dikelilingi beberapa pulau, di antaranya adalah Pulau Biak, Pulau Yapen, dan
daratan utama Pulau Papua. Secara administratif wilayahnya berada di dua
kabupaten, yaitu Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat dan Kabupaten
Nabire, Provinsi Papua. Lokasinya ada di tepi Samudera Pasifik dan merupakan
daerah lempengan benua sehingga menjadikan sangat kaya flora dan fauna.
Taman nasional ini mempunyai 14 jenis flora yang dilindungi dan sebagian besar
didominasi jenis pohon kasuarina.
Apabila Anda mengira bahwa Raja Ampat adalah yang terkaya maka di Teluk
Cenderawasih menanti pemandangan yang lebih beragam dengan daya pikat utamanya
melihat langsung hiu paus. Kawasan ini meliputi 18 pulau dengan panjang
garis pantai sekira 500 kilometer. Seluruh kawasan cagar lautnya menjadi
habitat berbagai jenis burung dan satwa laut, seperti remis raksasa, kura-kura,
hiu, penyu, lumba-lumba, dan dugong.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih diresmikan tahun 1993
dengan luas sekira 1.453.500 hektar membentang dari timur Semenanjung Kwatisore
hingga Pulau Rumberpon. Kawasan TNTC meliputi luas lautan sekira 89,8% dengan
terumbu karangnya sekira 5,5%, daratan pulau-pulaunya sekira 3,8%, serta
daratan dan pesisir pantainya hanya sekira 0,9%. Anda tidak harus menjelajah
semuanya untuk menikmati keindahan Teluk Cendrawasih tetapi hanya perlu
meyambangi beberapa tempat saja di antaranya adalah: Pulau Yoop, Pulau Nusrowi,
Pulau Mioswaar, Pulau Numfor, dan Pulau Rumberpon.
Adalah sangat mengesankan apa yang ada di bawah lautnya
dimana persentase karang hidupnya mencapai 65,64% atau jika ditotal memakan
area seluas 70.000 hektare. Di sini berdiam sekira 36 jenis burung, 196 jenis
moluska, 209 jenis ikan, serta paus dan lumba-lumba. Kawasan ini juga menjadi
tempat bagi empat jenis penyu yang dilindungi, yaitu penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys
olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Perairan Teluk Cenderawasih adalah kawasan konservasi laut
terbesar di Indonesia sekaligus menjadi pusat penelitian hiu paus atau whale
shark (Rhincodon typus) di dunia dengan kerja sama antara pemerintah,
swasta, masyarakat, perguruan tinggi dan LSM dalam dan luar negeri. Pengamatan
hiu paus di Kwatisore telah dijadikan lokasi penelitian. Di sini hiu paus sering
muncul ke permukaan dan terbiasa berinteraksi dengan nelayan. Umumnya mereka
muncul di sekitar bagan (rumah terapung tempat menangkap ikan) yang banyak
ditemukan di sepanjang perairan Kwatisore.
Taman Nasional Teluk Cendrawasih telah menjadi surga bagi
para penikmat wisata bahari dan bawah laut internasional. Selain itu, kawasan
ini juga memiliki wisata jelajah gua yang ada di Pulau Mioswaar, sekaligus
merupakan sumber air panas yang mengandung belerang. Di gua ini pun terdapat
kerangka leluhur suku Wandau yang amat dijaga keberadaannya dan dipercaya
sebagai manusia pertama yang datang ke pulau ini. Hal serupa juga terdapat di
Pulau Numfor dimana terdapat tengkorak manusia serta piring antik dan peti
berukir yang sangat tinggi nilai sejarah dan budaya.
Teluk
yang Biru
Lumba-lumba mulut botol sering mengikuti kapal saat kita mengelilingi Pulau Iwari, Yoop dan Mioswar, sementara ikan-ikan terbang menjadi pemandangan yang menarik.
Lumba-lumba mulut botol sering mengikuti kapal saat kita mengelilingi Pulau Iwari, Yoop dan Mioswar, sementara ikan-ikan terbang menjadi pemandangan yang menarik.
Snorkeling dan menyelam di TN Teluk
Cenderawasih wajib hukumnya bagi mereka yang menghargai kekayaan biota perairan
tropis. Terowongan sepanjang 10 meter membawa kita memasuki laguna Pulau Purup
di sisi selatan Pulau Rumberpoon, kita bisa menikmati pemandangan terumbu
karang dengan ikan badut yang lucu ditengah anemon. Hiu paus (Rhincodon
typus ) berenang berputar-putar di Teluk Umar, Kabupaten Nabire. Kita bisa
memegang makhluk luar biasa yang panjangnya 9 meter dan berat 4.5 ton. Sebagian
kawasan ini juga di tutupi padang lamun sehingga mengundang duyung (Dugong
dugon) datang kesitu. Bila beruntung, kita bisa melihat burung Cenderawasih
yang berwarna-warni saat berkunjung ke desa.
Kima raksasa (Tridacna gigas),
spesies yang mulai sulit ditemukan ditempat lain, bisa kita temukan dalam
jumlah banyak di Napan Yaur. Teluk ini juga menjadi tempat bermain penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu
tempayan (Caretta caretta) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).
Menjelajahi keindahan alami Teluk Cenderawasih akan semakin lengkap dengan
eksplorasi bangkai pesawat terbang masa Perang Dunia II di Selat Numamurang.
Burung
yang Berwarna-warni
TN Teluk Cenderawasih adalah surga dunia untuk burung-burung endemik dan migrasi. Aneka burung berbagai warna berloncatan dari pohon ke pohon. Burung Gosong (Megapodius sp) yang pemalu membangun sarang mereka seperti piramid dari pasir. Ukurannya bisa sebesar rumah manusia. Namun karena pemalu, jarang sekali orang bisa melihat mereka di habitatnya, antara lain di Cagar Alam Wondibuoy, Wasior. Sedikit ke arah timur dari Wasior, bisa kita temukan burung endemik Junai Emas Bird (Coelonas nicobarica). Walaupun mereka membangun sarang di pucuk-pucuk pohon, mereka mencari makan diatas tanah seperti seekor ayam.
Satwa
menarik lainnya adalah burung Kakatua Jambul (Cacatua galerita) dan
Kuskus pohon (Phalanger sp) di Pulau Rumberpoon, serta burung Pelikan di
Sobey. Sensus jenis-jenis spesies masih berlangsung sampai saat ini.
Wisata
Budaya
Selain untuk eksplorasi keindahan
laut, TN Teluk Cenderawasih merupakan tempat yang ideal untuk ekspedisi
ekowisata dan wisata kebudayaan masyarakat asli pesisir Papua. Sambil menyusuri
jalan setapak ke sumber air panas di Yende, kita bisa mampir di sebuah gua
bersejarah yang menyimpan kerangka leluhur orang etnis Wandau. Diperkirakan
mereka adalah kelompok manusia pertama yang datang ke Kecamatan Mioswar,
Wondama. Untuk mengenal lebih jauh G.L. Blink, seorang misionaris, yang bekerja
keras membawa peradaban dan gereja, kita bisa mengunjungi gereja tua Isna Jedi
yang dibangun tahun 1884. Di dalamnya terdapat Injil tertua di Papua.
Pohon
sagu banyak ditemukan di wilayah Teluk Wandamen. Masyarakat mengolah sagu
menjadi makanan sehari-hari. Menarik sekali melihat proses pengolahan sagu, dan
bisa juga mencoba rasanya sedikit.
Iklim
Suhu rata-rata dikawasan ini berkisar 21-28 0C, curah hujan antara 1.295 – 3.703 mm, dan musim kunjungan terbaik adalah antara bulan April – Agustus.
Suhu rata-rata dikawasan ini berkisar 21-28 0C, curah hujan antara 1.295 – 3.703 mm, dan musim kunjungan terbaik adalah antara bulan April – Agustus.
Lain-lain
Kawasan ini adalah daerah endemik malaria, pengunjung sebaiknya membekali diri dengan anti-malaria sebelum keberangkatan.
Kawasan ini adalah daerah endemik malaria, pengunjung sebaiknya membekali diri dengan anti-malaria sebelum keberangkatan.
Cara
mencapai TN Teluk Cenderawasih
Cara termudah adalah berangkat dari Jakarta atau Makassar atau Denpasar dengan pesawat ke Manokwari. Kemudian, kapal (speed boat) sewaan atau kapal ferry reguler akan membawa kita ke Wasior, jantung Teluk Cenderawasih
(Papua
Barat)
Pegunungan Arfak yang berada di ‘kepala-otak burung Papua’
adalah sebuah kawasan cagar alam dengan luas mencapai 68.325 hektar dengan
ketinggian mencapai 2940 meter di atas permukaan laut. Cagar alam pegunungan
Arfak berada di Kabupaten Manokwari, Propinsi Papua Barat. Membentang di antara
Distrik Menyambouw Warmare, Ransiki, Anggi dan Oransbari. Wilayah ini hanya
berjarak kira-kira 35 km dari kota Manokwari. Diperlukan 2 hari berjalan kaki
untuk sampai di tempat itu. Saat ini, sudah bisa dicapai menggunakan kendaraan
roda empat jenis off-road 4X4 dengan tarif Rp. 80 ribu – Rp. 300 ribu per
orang. Bisa juga dengan menggunakan pesawat terbang jenis twin otter dan cesna
dengan waktu tempuh sekitar 25 menit dengan tarif Rp. 300 ribu per orang.
Cagar alam pegunungan Arfak masih menyimpan banyak misteri
yang sampai kini belum terungkap, mulai dari kehidupan flora-fauna, termasuk
ribuan jenis tumbuhan anggrek, legenda ikan Houn (sejenis belut) di dua danau
yang diapit oleh sebuah “perbukitan firdaus” bernama bukit Kobrey. Dua danau
itu adalah Danau Anggi Giji dan Danau Anggi Gita yang berada di ketinggian 2000
meter di atas permukaan laut. Kehidupan seputar goa-goa, termasuk goa yang
kedalamannya mencapai 2000 meter juga masih menyimpan selaksa misteri.
Menurut informasi Yoris Wanggai, salah seorang tourist guide
di Manokwari, sudah sekian banyak peneliti mancanegara mendatangi tempat-tempat
ini namun tidak membawa hasil penelitian yang maksimal oleh karena keterbatasan
waktu berkunjung. Umumnya, para para peneliti hanya memiliki waktu 1-2 minggu
saja di pegunungan Arfak, dan itu jauh dari cukup untuk mengetahui
misteri-misteri yang tersimpan rapi di Pegunungan Arfak itu. “Rasanya tidak
cukup waktu.
Pegunungan Arfak ini adalah ekosistem yang mewakili tanah
Papua oleh karena dihuni beberapa habitat yang dilindungi, seperti kehidupan
berbagai jenis satwa seperti kupu-kupu sayap-burung (ornithoptera-sp) yang
menjadi buruan kolektor kupu-kupu internasional. Kupu-kupu jenis ini oleh
masyarakat suku Arfak sudah ditangkarkan. Salah satunya di kampung Iray, di
dekat danau Anggi Giji. Kawasan ini dihuni pula oleh Cendrawasih Arfak
(Astrapia-nigra). Berbagai jenis tumbuhan antara lain pohon Arwob atau dodonia
fiscosa, tumbuhan khas pegunungan Arfak. Juga terdapat kayu Masohi yang rasanya
pedas seperti permen menthol, berguna untuk penambah selera makan. Dan masih
banyak kekayaan flora-fauna lagi yang menghuni wilayah ini.
Menurut data pemerintah kabupaten Manokwari, pegunungan
Arfak ini memiliki tidak kurang 110 jenis mamalia, 333 jenis burung, yang
beberapa jenis merupakan endemik, pegunungan Arfak. Salah satunya adalah burung
Namdur Polos (Bowerd Bird). Burung ini, oleh suku Arfak Moley dinamai burung
Mbrecew, yang berarti pintar atau pandai berkicau, oleh karena bisa menirukan suara-suara
lain dan bunyi apa saja. Burung ini juga mampu membuat sarang (bower) dari
dedaunan, rumput kering, dan tangkai anggrek hutan, yang dibuat menyerupai
rumah dan meletakkannya di atas pohon maupun di tanah. Tidaklah heran jika
sejumlah ahli yang pernah datang meneliti di kawasan ini menyatakan bahwa
sejarah telah mencatat pegunungan Arfak punya arti penting bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan pendidikan di masa mendatang dan sangat layak dijadikan
perpustakan data genetik yang bisa diolah untuk aneka jenis obat dan ramuan
tradisional. Data etno-botani menyebutkan cagar alam pegunungan Arfak juga kaya
akan aneka jenis tumbuhan yang bisa diolah menjadi obat bius dan obat
perangsang, namun sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Suhu sekitar danau sangat dingin. Apalagi di bukit Kobrey
yang bisa mencapai 6 derajat celsius. Oleh masyarakat suku Sough di kampung
Iray, bercocok tanam hortikultura seperti kentang, wortel, daun bawang,
seledri, berbagai jenis bunga antara lain Gladiol Anggi, Rhododenrum, merupakan
pilihan tepat. Mereka belum mengenal pestisida. Tanaman tumbuh subur terhindar
dari zat-zat kimia dan toxic yang berbahaya. Sayang sekali, hasil panen mereka
masih sulit untuk dipasarkan keluar areal perkampungan mereka karena biaya pengangkutan
yang tinggi, tidak menutupi ongkos pergi-pulang seperti ke Ransiki atau kota
Manokwari. Mereka masih sangat berharap jika pedagang dari luar datang membeli
hasil panen mereka.
Keunikan lain yang dapat dijumpai di pegunungan Arfak adalah
kehidupan sosial masyarakat asli Mandacan yang terdiri dari beberapa suku
seperti suku Meyakh, suku Sough, suku Hatam dengan beragam bahasa serta tradisi
yang masih dipertahankan hingga saat ini. Di antaranya, seorang lelaki wajib
berjalan di belakang perempuan baik anaknya maupun istrinya. Kita juga dapat
menjumpai budaya Arfak yang berkenaan dengan prosesi ritual pengucapan syukur
yang disimbolkan dengan tarian Magasa, sejenis tari ular. Biasanya, hampir
setiap musim panen, perkawinan atau menyambut tamu, tarian ini dipertunjukkan.
Rumah tradisional Arfak disebut Igkojei, yang oleh suku Sough disebut Tumisen, terkenal dengan tahan lama dan kokoh, karena tiang yang banyak terbuat dari jenis kayu bua yang tidak mudah patah meskipun hanya berdiameter 5-10 cm. Rumah Tumisen ini juga sering disebut rumah kaki seribu karena tiangnya yang banyak. Saat ini keaslian rumah Igkojei atau Tumisen sudah mulai langkah apalagi atap yang asli dari rumput ilalang rat-rata sudah diganti menggunakan seng. Masih tersimpan banyak keunikan dan keindahan lainnya lagi yang bisa kita dapatkan di kawasan pegunungan Arfak.
Jika Anda peneliti atau mahasiswa, petualang, professional
ataupun hobbies fotografi flora-fauna, ataupun Anda tergolong “wisatawan
modern/minat khusus”, segera datang di Papua Barat. Jelajahi pegunungan Arfak,
telusuri goa terdalam di dunia, berkeliling di dua danau Anggi dan buktikan
kepada dunia bahwa Anda-pun turut serta berperan “menyelamatkan” hutan Papua.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Banyak objek wisata di indonesia ini
yang sudah berkembang dan bahkan dalam proses pengembangan yang sangat di sukai
dan di minati oleh masyarakat sekitar untuk di jadikan sebuah tempat refreshing
dan kegiatan-kegiatan yang lain dapat membuat masyarakat tersebut senang.
Oleh karena itu, kita sebagai pelajar
harus bisa mempertahankan keindahan-keindahan yang dimiliki oleh setiap daerah
dinegara kita ini. Dan itu merupakan harat yang dimiliki oleh daerah kita dan
juga harus mampu mengembangkan lebih baik lagi agar banyak masyarakat atau
wisatawan dari negara asing datang untuk melihat objek yang di miliki negara
kita, jangankan mengembangkan objek wisata dinegara kita, dengan kita menjaga
dan melestarikan keindahan objek wisata di negara kita itu sudah menjadi upaya
kita yang sangat baik dan beberapa objek wisata disetiap propinsi ini, masih
ada objek wisata yng perkembangannya sangat kurang. Untuk itu marilah kita
berikan himbauan kepada masyarakat sekitar agar dapat di kembangkan seperti
objek lain yang sudah berkembang, karena
apabila objek wisata dinegara kita tidak ada pengembangan dan pelestarian sama
sekali, maka dapat membuat objek tersebut rusak atau tidak memiliki
ketertarikan wisatawan, dan dapat membuat generasi-generasi berikut tidak
mengenal objek wisata yang dimiliki oleh negaranya sendiri.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
-
-
-
-
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar