Kamis, 06 Juni 2013

makalah objek wisata di sumatera utara (indonesia)


KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan, atas berkat dan hidirat-Nya kepada kami kelompok 2 dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Objek Wisata Favorit Di Setiap Provinsi Di Indonesia”.
Dalam upaya membantu mewujudkan pengetahuan yang lebih, mengenai objek wisata diseluruh indonesia maka kami kelompok 2 memberi informasi tentang objek wisata tersebut kepada anda. Kami tahu itu semua tidak sesuai dengan objek yang anda harapkan, maka kami memohon pengertian kepada anda sekalian sebab tak ada gading yang tak retak. Adapun pepatah juga mengatakan “Semakin pisau diasah maka akan semakin tajam pula pisaunya” maka demikian juga dengan makalah kami ini, semoga bermanfaat untuk menambah wawasan ilmu anda dibidang objek wisata.
            Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami didalam penyelesaian makalah ini. Terlebih-lebih kepada Guru Pembimbing yang memberikan arahan sehingga makalah ini pun sesuai dengan keinginan kita semua. Dan tidak lupa juga kami berterimakasih sebanyak-banyaknya didalam media massa, media cetak, sehingga kami dapat mendapatkan informasi mengenai objek wisata disetiap provinsi diwilayah indonesia.
            Akhirnya kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang ikut berpartisipasi didalam makalah ini.


                                                                                                                                                            Gunungsitoli, November 2012

                                                                                                                                                            Kelompok 2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Map Of Indonesia...............................................................................................
Propinsi beserta Objek Wisata di Indonesia
1.    Propinsi Di Sumatera Indonesia
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Mesjid Raya Baiturrahman).......... 2
Propinsi Sumatera Utara (Danau Toba).....................................................       6
Propinsi Sumatera Barat (Jam Gadang)....................................................       8
Propinsi Riau (Candi Muara Takus)...........................................................       12
Propinsi Kepulauan Riau (Pulau Penyengat).............................................    14
Propinsi Jambi (Candi Muaro)....................................................................        16
Propinsi Sumatera Selatan (Jembatan Ampera)........................................     18
Propinsi Bangka Belitung (Pantai Parai Tenggiri)......................................    22
Propinsi Bengkulu (Bunga Rafflesia Arnoldi).............................................    23
            Propinsi Lampung (Way Kambas).............................................................25

2.    Propinsi di Jawa Indonesia
Propinsi DKI Jakarta (Taman Mini Indah Idonesia)...................................     28
Propinsi Jawa Barat (Tangkuban Perahu)................................................       35
Propinsi Banten (Pulau Dua/Pulau Burung)..............................................    39
Propinsi Jawa Tengah (Candi Borobudur)................................................                   42
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Kraton)........................................   45
Propinsi Jawa Timur (Gunung Bromo)......................................................   48
3.    Propinsi di Nusa Tenggara dan Bali Indonesia
Propinsi Bali (Garuda Wisnu Kencana).....................................................       57
Propinsi Nusa Tenggara Barat (Gunung Rinjani)......................................    63
Propinsi Nusa Tenggara Timu (Pulau Komodo)........................................     67
4.    Propinsi di Kalimantan Indonesia
Propinsi Kalimantan Barat (Air Panas Sipatn Lotup)................................     71
Propinsi Kalimantan Tengah (Taman Nasional Tanjung Puting).............. 73
Propinsi Kalimantan Selatan (Pasar Terapung).......................................      77
Propinsi Kalimantan Timur (Sungai Mahakam).......................................       80
5.    Propinsi di Sulawesi Indonesia
Propinsi Sulawesi Utara (Taman Laut Bunaken).....................................      85
Propinsi Sulawesi Barat (Pantai Manakkara)...........................................       90
Propinsi Sulawesi Tengah (Pulau Togean)..............................................       92
Propinsi Sulawesi Tenggara (Taman Nasional Wakatobi).......................     97
Propinsi Sulawesi Selatan (Jembatan Ampera).......................................      99
Propinsi Gorontalo (Benteng Otahana)....................................................        104
6.    Propinsi di Maluku dan Papua Indonesia
Propinsi Maluku (Pantai Natsepa)............................................................         105
Propinsi Maluku Utara (Danau Tolire)......................................................         107
Propinsi Papua (Taman Nasional Teluk Cendrawasih)............................    108
Propinsi Papua Barat (Pegunungan Arfak)...............................................      113
Kesimpulan dan Saran........................................................................................













Map Of Indonesia 




















MESJID RAYA BAITURRAHMAN
(Nanggroe Aceh Darussalam)

Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) adalah sebuah provinsi diujung Pulau Sumatera  beribu kota Banda Aceh. Berbatasan dengan Sumatera Utara dan Laut Cina Selatan. NAD terdiri dari 23 kabupaten / kota dengan total luas 56.500 km2. NAD memiliki suku asli Aceh, Gayo Alas, Tamiang & Siemeleu. Jika ekuitas di era saat ini masing-masing suku yang berbaur dengan suku-suku lain, baik dengan atau dengan imigran asli. Populasi hampir 99% dari NAD beragama Islam. Karena hal tersebut provinsi ini disebut Serambi Mekkah, karena secara historis  pertama kalinya Islam masuk ke Indonesia melalui Aceh. NAD yang sekarang Anda akan melihat jauh berbeda, lebih modern, pembangunan yang lebih cepat, meskipun pada 26 Desember 2004 Provinsi ini dihancurkan oleh tsunami. Propinsi NAD masih memiliki hutan yang sangat luas, budaya masih kuat di genggaman dan memiliki sejarah yang luar biasa. Hal ini dapat Anda lihat dari banyaknya pemakaman dan Istana Raja, Sultan, Syekh, dan Ketua wilayah di masa lalu. NAD juga memiliki alam yang luar biasa indahnya, banyak air terjun, sumber air panas alam dan keindahan panorama pantai dari awal Kota Langsa sampai kota Banda Aceh.
"objek wisata masjid baiturrahman aceh"
Masjid Baiturrahman Banda Aceh
Belum lengkap jika anda ke kota Banda Aceh belum mengunjungi Masjid raya Baiturrahman. Masjid ini merupakan kebanggaan masyarakat Aceh, yang merupakan landmark dan ikon Banda Aceh. Ini adalah masjid bersejarah karena masjid ini dibakar beberapa kali oleh Belanda, untuk pesta masjid menjadi simbol perjuangan Aceh melawan penjajah Belanda. Masjid Baiturrahman juga merupakan sejarah tsunami pada bulan Desember 2004, karena pada peristiwa Tsunami masjid Baiturrahman masih berdiri kokoh meski dihantam gelombang tsunami.
Sejarah Berdirinya Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, yang kini merupakan Masjid Negara yang berada di jantung kota Propinsi Nanggro Aceh Darussalam. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr2mDyL4IpcZDlMVKa3y92cLpjdnucpBhm71NbvX8R9lSdGgV-tEkXFJnQ-4IkqstmXvBLoWwSxhXIrL0dft5OvH2Rv0V03_uidyzzPWiFqmDK7Dqg6hwwjH0je2SI1cLcVKiYXjQz4-I/s640/masjid-raya-baiturrahman.jpg

Mesjid raya ini memang pertama kali dibangun oleh pemerintahan Sultan Iskandar Muda, namun telah terbakar habis pada agresi tentara Belanda   kedua pada bulan shafar 1290/April 1873 M, dimana dalam peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monument kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat pintu masuk sebelah utara mesjid.
Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh. Dimana disimpulakan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama Islam. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Masjid Raya Baiturrahman ini siap dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah bersamaan dengan kubahnya hanya sebuah saja.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXl5sPBjgP7vv71vRsG4QQhvaIfENd01928u2XKmmrXPMeYF7EJQwLZJEm0rqMNBB5KFenbBnSc8fUtkMg-AspJMVIebyqdpa7NV-zzS62tku2nKgLuEMiyXiwY0DD_FL-BGMYnor57qE/s640/masjid-raya-baiturrahman-old.jpgPada tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman ini diperluas bahagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua kubah. Dan pada tahun 1975 M terjadinya perluasan kembali. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M. Dalam rangka menyambut Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-XII pada tanggal 7 s/d 14 Juni 1981 di Banda Aceh, Masjid Raya diperindah dengan pelataran, pemasangan klinkers di atas jalan-jalan dalam pekarangan Masjid Raya. Perbaikan dan penambahan tempat wudhuk dari porselin dan pemasangan pintu krawang, lampu chandelier, tulisan kaligrafi ayat-ayt Al-Qur’an dari bahan kuningan, bagian kubah serta intalasi air mancur di dalam kolam halaman depan.
Dan pada tahun 1991 M, dimasa Gubernur Ibrahim Hasan terjadi perluasan kembali yang meliputi halaman depan dan belakang serta masjidnya itu sendiri. Bagian masjid yang diperluas,meliputi penambahan dua kubah, bagian lantai masjid tempat shalat, ruang perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran, aula dan ruang tempat wudhuk, dan 6 lokal sekolah. Sedangkan. perluasan halaman meliputi, taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua buah minaret.
Dilihat dari sejarah, Masjid Raya Baiturrahman ini mempunyai nilai yang tinggi bagi rakyat Aceh, karena sejak Sultan Iskandar Muda sampai sekarang masih berdiri megah di tengah jantung kota Banda Aceh. Mesjid Raya ini mempunyai berbagai fungsi selain shalat, yaitu tempat mengadakan pengajian, perhelatan acara keagamaan seperti maulid Nabi Besar Muhammad SAW, peringatan 1 Muharram, Musabaqah Tilawatil Qur’an (yang baru selesai MTQ Telkom-Telkomsel Nasional), tempat berteduh bagi warga kota serta para pendatang, salah satu obyek wisata Islami.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGgxpk8-BLcyjtqj1b193Ij3Vz0NtvflhyyyilDEvALcZn1loNGk2hfWUqf7yxffAlJOuKeA_DDvzYONcxJIZqokWgk-AnVl8Y_WgVkWjfC6AipcCLnjNYqmM4Df_1kvM7j71DOKVThE8/s640/masjid-raya-baiturrahman-stunami.jpgWaktu gempa dan tsunami (26 Desember 2004) yang menghancurkan sebagian Aceh, mesjid ini selamat tanpa kerusakan yang berarti dan banyak warga kota yang selamat di sini. Kawasan/lingkungan mesjid ini juga dijadikan kawasan syariat Islam, jadi sebaiknya kita jaga dan jangan dikotori oleh perbuatan-perbuatan yang melecehkan mesjid serta melanggar syariat Islam.
DANAU TOBA
(Sumatera Utara)
Medan merupakan kota terbesar di sumatera. Bersama-sama dengan  denpasar dan makassar, medan di nobatkan sebagai kota besar indonesia yang memegang peranan vital bagi perekonomian bangsa. Medan merupakan pintu gerbang bagi wisatawan untuk menuju objek wisata seperti Berastagi, Bukit Lawang dan Danau Toba.
Danau Toba adalah salah satu danau terbesar di dunia, dan terbesar di Asia. Danau ini mendapat nominasi keajaiban alam. Danau ini mengelilingi satu pulau yang dinamai Samosir dan semua kawasan yang mengelilinginya disebut tanah batak atau Toba di Propinsi Sumatera Utara Indonesia.Menuju Danau Toba, anda dapat melalui kota Medan ibukota Sumatera utara. Dari Medan ke Danau Toba dengan perjalanan darat dapat ditempuh dalam waktu 4 jam. Parapat adalah kota pintu gerbang masuk Danau Toba menuju Pulau Samosir. Di kota ini ditemukan banyak hotel tempat anda menginap.
Dari Tigaraja, kota pelabuhan Parapat anda dapat menyeberang ke Samosir dengan kapal kayu atau seedboat. Bila anda dengan kenderaan roda empat, anda harus melalui kota Ajibata sekitar 1 km dari Parapat. Disana anda menemukan ferry penyeberangan setiap 2 jam sekali.
Di Samosir anda menemukan kota wisata Tomok. Dengan kapal ferry anda akan sampai di kota kecil ini. Bila dengan boat, anda dapat langsung menuju hotel pilihan anda di Tuktuk Pulau Samosir yang tidak jauh dari kota Tomok. Di Tuktuk anda mendapatkan banyak penginapan sesuai dengan kebutuhan anda.
Anda dapat menentukan pilihan lain untuk menikmati panorama danau toba yang indah ini. Kota pilihan lain adalah Balige, sekitar 1 jam perjalanan darat ke arah selatan Parapat. Balige dapat dicapai 10 menit dari bandara Silangit-Siborongborong.Disekitar ini anda dapat menikmati pemandangan di Hutaginjang, pegunungan kota Muara, lokasi pandang Sipinsur, lokasi pandang Tarabunga dan pemandangan dari Dolok Tolong. Di Balige ditemukan balairung dengan arsitektur batak yang mempesona. Di kota ini juga anda dapat mendapatkan penginapan yang memadai.
Alternatif lain menuju Danau Toba adalah melalui Tele. Dengan perjalanan darat melalui Kabanjahe ke Tele anda dapat langsung memasuki Pulau Samosir. Dari Tele ke Pangururan ibukota Samosir dapat ditempuh sekitar 1 jam. Sebelum kota Pangururan anda akan menyaksikan keindahan gunung yang disakralkan Pusuk Buhit. Di lereng gunung itu ditemukan pemandian air hangat hot spring. Dari Pangururan ke Tuktuk dapat ditempuh perjalanan darat sekitar 1 jam.
Info tambahan
Danau Toba sendiri merupakan danau vulkanik yang terjadi saat ada ledakan gunung berapi pada 69.000 - 77.000 tahun lalu, diperkirakan juga sebagai salah satu ledakan gunung berapi terbesar di dunia. Setelah ledakan tersebut, terciptalah kaledra (cekungan pada tanah sesudah letusan vulkanik) yang kemudian terisi oleh air dan kita ketahui sebagai danau toba sekarang. Ditengah danau toba juga terdapat pulau kecil yang juga disebut pulau samosir.
Kalau kawan sekalian mau pergi melihat danau toba, disarankan untuk singgah ke kota parapat. Dari sana bisa melihat keindahan danau toba yang lebih jelas. Parapat juga termasuk salah satu kota pariwisata di sumatera utara. Jadi jangan khawatir untuk urusan akomodasi, perhotelan, dan sejenisnya.  Mudah mudahan disana tersedia. Dan juga nantinya dari parapat, akses menuju kedaerah wisata toba lain disekitarnya lebih mudah, karena ada kapal, ferry, atau sejenisnya yang siap untuk mengangkut.
http://lh5.ggpht.com/_h-o00VlsN94/SUd363qWOyI/AAAAAAAAAC4/VMCothUN3gU/s144/Danau-Toba_12-web.jpghttp://lh4.ggpht.com/_h-o00VlsN94/SUd7A2w1BWI/AAAAAAAAAEY/SmHTenbPzeU/s144/Danau-Toba_26-web.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_h-o00VlsN94/SUeMcBlcX0I/AAAAAAAAAIg/FvSI8VYLnIs/s200/Meat_11-web.jpgMayoritas etnis penduduk di sekitar daerah danau toba adalah batak. Pada umumnya masyarakat disana bermatapencaharian sebagai petani, pedagang, dan nelayan. Sy pribadi sebenarnya cukup kagum dengan danau toba dan potensi alamnya terlepas dari fakta yang bilang bahwa jumlah turis sudah menurun disana akibat kurang perhatian dan perawatan dari pihak yang bertanggungjawab. Apapun itu danau toba memang akan jadi tanggung jawab kita bersama dan wajib untuk dilestarikan.






JAM GADANG
(SUMATERA BARAT)








Padang adalah salah satu kota yang terkenal akan masakannya, seperti Gulai Kakap, Rendang, Terung Balado, dll. Selain masakan padang juga menyimpan sejuta sejarah. Contohnya jam gadang.Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, jam gadang berarti jam besar; gadang (Bahasa Minang) = besar. Jam gadang Bukittingi merupakan objek wisata unggulan Sumatera Barat yang cukup terkenal. Sebuah menara dimana  pada puncaknya diletakkan sebuah jam besar bagai Big Ben yang berada di London. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh. Jam Gadang sendiri adalah sebuah hadiah pemberian Ratu Belanda kepada Sekretaris Kota (controleur) Bukittinggi pada masa pemerintahan Hindia Belanda saat itu, yaitu Rook Maker. Pada pembangunannya, peletakan batu pertama dilakukan oleh putra Rook Maker yang baru berusia 6 tahun. Total biaya untuk mendirikan bangunan tersebut mencapai 3.000 gulden.
Apabila kita memperhatikan dengan seksama, terdapat keunikan penulisan angka Romawi pada jam gadang ini. Angka empat (4) jika ditulis dengan angka romawi menggunakan simbol "IV", akan tetapi penulisan angka empat (4) pada Jam Gadang menggunakan simbol "IIII"
Bangunan Menara Jam Gadang yang setinggi 26 meter telah beberapa kali mengalami perubahan, diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Pada awal dibangun berbentuk bulat dan berdiri patung ayam jantan pada puncaknya. 
  • Jaman pendudukan Jepang puncak menara diubah berbentuk klenteng
  • Pada Masa kemerdekaan Indonesia, puncaknya diubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau yang bertahan hingga saat ini.
Jam Gadang merupakan ikon bagi masyarakat Bukittinggi. Setiap pengunjung yang datang ke Bukittinggi dipastikan akan mengunjungi Jam Gadang. Di sekeliling Jam Gadang terdapat taman-taman untuk bersantai melepas lelah. Pusat perbelanjaan tradisional dan  berbagai toko yang menjual bermacam-macam souvenir sebagai buah tangan, juga tak jauh dari sekitar Jam Gadang. Selain itu, saat ini terdapat pusat perbelanjaan modern, yaitu Ramayana Dept Store. Keberadaan Jam Gadang memang strategis karena berada di jantung kota Bukittinggi. Bahkan, hanya dengan berjalan kaki kita bisa mengunjungi objek wisata lain seperti Kinantan Zoo dan Ngarai Sihanok
Jam Gadang adalah sebutan bagi sebuah menara jam yang terletak di jantung Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat. Jam Gadang adalah sebutan yang diberikan masyarakat Minangkabau kepada bangunan menara jam itu, karena memang menara itu mempunyai jam yang “gadang“, atau “jam yang besar” (jam gadang=jam besar; “gadang” berarti besar dalam bahasa Minangkabau).
Sedemikian fenomenalnya bangunan menara jam bernama Jam Gadang itu pada waktu dibangun, sehingga sejak berdirinya Jam Gadang telah menjadi pusat perhatian setiap orang. Hal itu pula yang mengakibatkan Jam Gadang dijadikan penanda atau markah tanah Kota Bukittinggi dan juga sebagai salah satu ikon provinsi Sumatera Barat.
Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, Controleur (Sekretaris Kota) Bukittinggi pada masa Pemerintahan Hindia Belanda dulu. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Denah dasar (bangunan tapak berikut tangga yang menghadap ke arah Pasar Atas) dari Jam Gadang ini adalah 13×4 meter, sedangkan tingginya 26 meter.
[Image: 

34yv9lx.jpg]





Jam Gadang ini bergerak secara mekanik dan terdiri dari empat buah jam/empat muka jam yang menghadap ke empat arah penjuru mata angin dengan setiap muka jam berdiameter 80 cm.
Menara jam ini telah mengalami beberapa kali perubahan bentuk pada bagian puncaknya. Pada awalnya puncak menara jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan. Saat masuk menjajah Indonesia, pemerintahan pendudukan Jepang mengubah puncak itu menjadi berbentuk klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau.
Pembangunan Jam Gadang ini konon menghabiskan total biaya pembangunan 3.000 Gulden, biaya yang tergolong fantastis untuk ukuran waktu itu. Namun hal itu terbayar dengan terkenalnya Jam Gadang ini sebagai markah tanah yang sekaligus menjadi lambang atau ikon Kota Bukittinggi. Jam Gadang juga ditetapkan sebagai titik nol Kota Bukittinggi.
Ada satu keunikan dari angka-angka Romawi pada muka Jam Gadang ini. Bila penulisan angka Romawi biasanya mencantumkan simbol “IV” untuk melambangkan angka empat romawi, maka Jam Gadang ini bertuliskan angka empat romawi dengan simbol “IIII” (umumnya IV).” Jika anda berkunjung kekota padang berilah waktu anda untuk mengunjungi objek wisata ini.
Istana Siak merupakan salah satu istana yang terletak di Siak, Riau, Indonesia. Kompleks Istana Siak memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi. Terdiri dari Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, Istana Baroe, gudang, serta tangki air. Istana Siak pun dijadikan salah satu objek wisata sejarah Riau. Istana Siak seluas 1.000 meter persegi, terdiri dari dua tingkat. Pada lantai dasar terdapat lima kamar utama. Ada ruang tamu, yang semula dibagi menjadi dua bagian. Tamu laki-laki menggunakan tirai hijau lumut, sedangkan yang perempuan menggunakan tirai beludru. Istana ini berdiri pada tahun 1889.
Istana Siak yang juga bernama Asserayah Hasyimiah ini dibangun oleh Sultan Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin pada tahun 1889 oleh arsitek berkebangsaan Jerman. Arsitektur bangunan merupakan gabungan antara arsitektur Melayu, Arab dan Eropa.
Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, dan satu ruangan disamping kanan adalah ruang sidang kerajaan yang juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan yang berfungsi untuk istirahat Sultan dan para tamu kerajaan. Bangunan bersejarah ini selesai pada tahun 1893. Pada dinding istana dihiasi dengan keramik yang khusus didatangkan dari Prancis. Beberapa koleksi benda antik Istana, kini disimpan di Museum Nasional di Jakarta, dan di Istananya sendiri menyimpan duplikat dari koleksi tersebut. Diantara koleksi benda antik itu adalah: Keramik dari Cina, Eropa, Kursi-kursi kristal yang dibuat tahun 1896, Patung perunggu Ratu Wihemina yang merupakan hadiah dari Kerajaan Belanda dan patung pualam Sultan Syarim Hasim I bermata berlian yang dibuat pada tahun 1889, perkakas seperti sendok, piring, gelas dan cangkir berlambangkan Kerajaan Siak masih terdapat dalam Istana. Dipuncak bangunan terdapat enam patung burung elang yang dijadikan sebagai lambang keberanian Istana. Di sekitar istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar di ke berbagai sisi-sisi halaman istana dan disebelah kiri belakang Istana terdapat bangunan kecil sebagai penjara sementara.
Disisi lain bagian dalam istana, terdapat pula alat musik Komet yang dibuat secara home industri di Jerman yang memiliki piringan dengan garis tengah sekitar 90 cm berisikan lagu-lagu klasik dari Mozard dan Bethoven. Konon barang ini hanya ada dua di dunia yaitu di Jerman sebagai pembuat dan di Istana Siak. Alat musik ini dijalankan dengan menggunakan pegas untuk memutar piringan. Piringan yang terbuat dari logam memiliki lobang-lobang








agar pengetuk suaranya berbunyi berdasarkan lobang dan panjang lobang. Piringan ini mirip dengan cara kerja compact-disc laser jaman sekarang yang menggunakan bit 0 dan 1. Komet ini bertulis Komet Goldenberg & Zetitlin Patent 95312 buatan abad XVIII. Istana Siak memiliki 17 piringan dengan berbagai lagu klasik. Alat ini sekarang tidak dimainkan lagi karena usianya telah sangat tua, ditakutkan akan merusak alat. Alat ini jika dimainkan dengan mengengkol pegas yang berada di sisi kirinya. Komet ini dibawa oleh Sultan Siak ke XI bernama Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syarifuddin (1889-1908) ketika melakukan lawatan ke Eropa di tahun 1896. Bahkan, di Istana Siak juga menyimpan pemutar piringan hitam berukuran kecil buatan Thomas Alfa Edison yang tidak dipergunakan lagi sekarang. Istana Siak juga masih banyak menyimpan manuskrip-manuskrip sejarah melayu dan Indonesia yang harus dijaga agar tidak berpindah tangan yang tidak bertanggung jawab. AWARD Wisata Riau sememanglah banyak. Dalam tulisan ini mengetengahkan 2 objek wisata di Propinsi Riau, yaitu Candi Muara Takus dan Istana Siak. Selain daripada itu, ada beberapa web dan blog yang mengetengahkan objek-objek pariwisata di Riau dan sekitarnya, salah satunya adalah http://www.sungaikuantan.com/ milik Nanlimo. Anggota Blogger Bertuah Pekanbaru ini sangat konsist dan sangat memperhatikan masalah pariwisata di Propinsi Riau. Blogger ini juga baik hati telah memberiku award seperti di bawah ini.






Candi Muara Takus
(Riau)
Candi Muara Takus merupakan sebuah candi agama Buddha yang terletak di Propinsi Riau, Indonesia. Kompleks Candi Muara Takus tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau atau 65 kilometer dari ibukota Kabupaten Kampar, Bangkinang. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan. Candi Muara Takus menjadi suatu situs sejarah di Riau yang menggambarkan bahwa agama Budha pernah berkembang pesat di wilayah Sumatera Bagian Tengah, tepatnya di Riau. Candi Muara Takus pun dijadikan salah satu objek wisata sejarah Riau. Kompleks candi Muara Takus dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter diluar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan Candi Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.

Selain dari Candi Tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka, di dalam kompleks candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran tulang manusia. Diluar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya. Kompleks Candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah Riau yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat Buddhistis ini merupakan bukti pernahnya agama Buddha berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad kesebelas, ada yang mengatakan abad keempat, abad ketujuh, abad kesembilan dan sebagainya. Yang jelas kompleks candi ini merupakan peninggalan sejarah Riau masa silam.




Pulau Penyengat
(Kepulauan Riau)

Pulau Penyengat atau Pulau Penyengat Inderasakti dari Kota Tanjung Pinang, pusat dalam sebutan sumber-sumber sejarah, adalah sebuah pulau kecil yang berjarak kurang lebih 6 km pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran kurang lebih 2.500 meter x 750 meter, dan berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam. Pulau ini dapat dituju dengan menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot pompong. Dengan menggunakan bot pompong, memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.
Pulau Penyengat merupakan salah satu obyek wisata di Kepulauan Riau. Salah satu objek yang bisa kita liat adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi. Pulau penyengat dan komplek istana di Pulau Penyengat telah dicalonkan ke UNESCO untuk dijadikan salah satu Situs Warisan Dunia
Sejarah
Pada abad ke-18, Raja Haji membangun sebuah benteng di Pulau Penyengat, benteng tersebut tepatnya berada di Bukit Kursi, disana ditempatkan beberapa meriam sebagai basis pertahanan Bintan Ia menguasai wilayah istrinya Raja Hamidah tahun 1804. Anaknya kemudian memerintah seluruh kepulauan Riau dari Pulau Penyengat. Sementara itu, saudara laki-lakinya memerintah di Pulau Lingga di sebelah selatan dan mendirikan Kesultanan Lingga-Riau. Raja Ali Haji. Bapak Bahasa Melayu.
Selain dikenal dengan Raja Ali Haji, beliau mempunyai beberapa sebutan lainnya, diantaranya Raja Ali Al-hajj ibni, Raja Ahmad Al-Hajj ibni, Raja Haji Fisabilillah atau juga Engku Raja Ali ibni, juga Engku Haji Ahmad Riau, serta beberapa nama lainnya. Raja Ali Haji salah seorang budayawan, sastrawan, ulama, dan ilmuwan Melayu yang sangat terkenal pada abad ke 19. Beliau dilahirkan di Pulau Penyengat pada tahun 1808 dan wafat pada 1873. Di Pulau Penyengat yang luasnya hanya 240 hektar inilah tempat kelahiran Raja Ali Haji, sekarang pulau kecil ini menjadi bagian dari provinsi Kepulauan Riau. Makam Raja Hamidah (Engku Putri). Selain makam Raja Ali Haji, diarea yang luasnya sekitar 500 meter  tersebut, juga terdapat makam Raja Hamidah atau terkenal dengan sebutan Engku Putri yang wafat pada 12-07-1884. Engku Putri adalah bibik dari Raja Ali Haji.
Raja Ali Haji merupakan penulis/pengarang yang paling produkti pada zamannya, terutama buku-buku yang bernafaskan Islami. Dari sekian banyak karya nya, Gurindam Dua Belas merupakan karya Raja Ali Haji yang paling terkenal, khususnya bagi kalangan orang melayu. Raja Ali Haji disebut sebagai orang yang paling berjasa dalam mepelopori tradisi besar Melayu. Beliau telah banyak mewariskan kepada dunia Melayu melalui karya-karya dibidang bahasa, sastra, pemerintahan, hukum, dan agama Islam.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/2/22/Makam_raja2.jpg/120px-Makam_raja2.jpgGaleria gambar





Makam raja-raja (Raja Ja'afar dan Raja Ali Marhum Kantor) yang berada di tengah-tengah pulau Penyengat.



http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/40/Masjid_sultan_Riau_Penyengat.JPG/120px-Masjid_sultan_Riau_Penyengat.JPG
 






Masjid raya Sultan Riau di pulau Penyengat

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/f/fb/Pulau_Penyengat.JPG/120px-Pulau_Penyengat.JPGhttp://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/4f/Makam_Engku_Putri_Raja_Hamidah.jpg/120px-Makam_Engku_Putri_Raja_Hamidah.jpgKompleks Istana Kantor sebagai objek pariwisata di pulau Penyengatdan Makam Engku Putri Raja Hamidah (wafat 12/7/1844)


Candi Muaro
(Jambi)

Desa Muaro Jambi Kecamatan Muaro Sebo adalah tempat/lokasi candi Muaro Jambi, terletak 2 km sebelah timur laut kota Jambi atau 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan darat melalui Jembatan Batanghari 2. Dikawasan ini terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi Gedong, Candi Kedato dan Candi Koto Mahligai. Dilihat dari segi arsiteknya, bangunan tersebut merupakan kebudayaan Budhis pada abad ke IV dan V masehi. Salah satu penemuan arca di Candi Gumpung memperlihatkan ciri-ciri yang banyak persamaannya dengan arca Prajnaparamita dari zaman Singosari. Beberapa meter dari candi telaga tempat pemandian para raja yang dinamakan telaga Rajo. 
Kelompok Candi Tinggi terletak kurang lebih 200 meter timur lautCandi Gumpung. Candi berukuran 75 x 92 meter yang dipagar sejak tahun 1979-1988. Pintu gerbang utamanya berada disisi timur. Didalam halaman kelompok Candi Tinggi terdapat sebuah candi Induk dan enam buah Candi Perwara (penampilan). Selain itu terdapat sisi lantai bata di depan candi induk yang memiliki denah berbentuk bujur sangkar ukuran 16 X 16 meter. Setelah dipagar, kini candi Induk memiliki dua teras dan tubuhnya cendrung mengecil keatas.
Lalu ada 6 buah candi lagi yang hanya bagian pondasi dan sedikit bagian kakinya saja. Sejumlah temuan penting yang dapat ditemukan dari kelompok Candi Tinggi adalah sebuah potongan benda dari besi dan perunggu, kaca kuno, pecahan-pecahan arca batu, pecahan-pecahan keramik yang umumnya alat-ala rumah tangga  yang berasal dari china dari abad 9-14 M serta ratusan bata bertulis, bertanda, serta ratusan bata bercap. Dan  huruf pada bata menunjukkan tertulis huruf Pallawa (Prenagari).
Dikompleks candi Muaro Jambi ini, terdapat Candi Kembar Batu, letaknya sekitar 250 meter di tenggara Candi Tinggi yang dibatasi fisik oleh pagar keliling yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran yang tidak sama setiap sisinya, namun secara kasar dapat dihitung 64 X 54 meter persegi dan terdapat struktur tiang bangunan yang terbuat dari kayu dan lantai yang terbuat dari batu bata. Gong Cina pernah ditemukan oleh para arkeolog. Gong yang berasal dari perunggu beraksara Cina ini disebut-sebut sebagai gong perang, yang kini tersimpan di Museum Negeri Jambi. Dan ada juga candi induk,berukuran 11,5 x 11,5 meter berada didepan Candi Perwara (penampil). Candi Induk ini memiliki tangga pada bagian timurnya.
Kemudian Candi Gedong yang terdiri dari dua bagian yakni Gedong 1 dan Gedong 2. Keduanya sangat berdekatan lokasinya sekitar 150 meter. Candi ini terletak sekitar 1.450 meter dari sebelah timur Candi Kedaton, sama-sama memiliki struktur tangga di sebelah timur. Candi Gedong 1 sangat unik, dibangunan yang berbentuk bujur sangkar ini banyak dijumpai temuan lepas purbakala seperti mata uang kepeng dari Cina sebanyak 161 buah, peralatan keagamaan, bata berprofil, bata bertekuk, bata bergores dan kramik Cina serta gerabah local (tembikar). Sebagian besar uang tersebut dalam keadaan aus dan sulit dibaca. Sebagian besar hurufnya berasal dari Dinasti Tang (618-907 M), dinasti Tang selatan (937-976 M), dan dinasti Sung ( 960-1280 M). Di lokasi Candi Gedong juga terdapat sebuah arca Jagopati ( Arca Prajurit) .
Tak kalah menakjubkannya, Sampai awal abad ke-21 M ini, disitus candi Muaro Jambi telah teridentifikasi kurang lebih 110 bangunan candi yang terdiri dari kurang 39 kelompok candi. Bangunan candi tersebut adalah peninggalah kerajaan melayu hingga kerajaan Sriwijaya, yang berlatar belakang kebudayaan melayu budhis. Diperkirakan candi-candi dilokasi situs sejarah candi Muaro jambi mulai dibangun sejak abad 4 M, salah satu diantara kelompok candi tersebut adalah Candi Gumpung.

Lokasi kelompok Candi gumpung berada pada 500 meter dikanan mudik sungai Batanghari. Candi Gumpung adalah candi terbesar kedua setelah candi Kedaton. Candi Gumpung tersusun dari bangunan bata dari berbagai bentuk dan ukuran. Dan disini pernah ditemukan benda purbakala yang berhasil di ketemukan oleh para arkeolog. Kelompok Candi Gumpung dibatasi pagar keliling yang membentuk bujur sangkar yang memiliki ukuran panjang keseluruhan 604,40 meter. Luas keseluruhan areal Candi Gumpung adalah 229,50 m2. Candi Gumpung memiliki Candi Perwara (penampil) sebanyak 5 buah, yang belum jelas benar wujudnya, 4 buah gapura dan 2 buah tempat yang diperkirakan bekas kolam. Gumpung berasal dari penamaan sebuah menapo gumpung dari masyarakat sekitar, dalam bahasa melayu berarti papak atau patah atau terpotong  diatasnya.


Jembatan Ampera
(Sumatera Selatan)

Nama resmi                         jembatan Ampera
Mengangkut                         4 Jalur
Melintasi                               Sungai Musi
Daerah                                  Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan   
Panjang Total                      1.117 m (3,665 kaki)
Lebar                                     22 m (71 kaki)
Tinggi                                    63 m (207 kaki)
Rentang Terpanjang          75 m(246 kaki)
Jumlah Rentangan            1(Jembatan Utama) dan 1 (Keseluruhan)
Ruang Vertikal                    115 m (377 kaki)


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/43/JembatanAMPERA.jpg/250px-JembatanAMPERA.jpg
 








7°11’3”S
Koordinat 112°46’48”Ekoordinat:
7°11’3”S 122°46’48”E
Jembatan Ampera adalah sebuah Jembatan diKota Palembang,Propinsi Sumatera Selatan. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Struktur
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/d/df/Dariatastowerampera.jpg/300px-Dariatastowerampera.jpgPanjang : 1.117 m[rujukan?] (bagian tengah 71,90 m)
Lebar : 22 m
Tinggi : 11.5 m dari permukaan air
Tinggi Menara : 63 m dari permukaan tanah
Jarak antara menara : 75 m
Berat : 944 ton
Sejarah
Pemandangan Kota Palembang dari atas salah satu tower Jembatan Ampera. Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi.
Pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan kala itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk na-ma Sungai Musi yang dilintasinya, pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Usulan ini sebetulnya tergolong nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp 30.000,00. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari. Pendampingnya, Walikota Palembang, M. Ali Amin, dan Indra Caya. Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu.
Usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang, yang didukung penuh oleh Kodam IV/Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil. Bung Karno kemudian menyetujui usulan pembangunan itu. Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, yang berarti posisinya di pusat kota, Bung Karno kemudian mengajukan syarat. Yaitu, penempatan boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. Dilakukanlah penunjukan perusahaan pelaksana pembangunan, dengan penandatanganan kontrak pada 14 Desember 1961, dengan biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp 200,00).
Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perangJepang. Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.
Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi.
Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.[1]
Keistimewaan
Pada awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.
Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.
Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya. Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.
Jembatan Ampera

http://www.sumselprov.go.id/userfiles/images/2004_0625Image0005.jpgJembatan ini dibangun diatas sungai Musi dengan panjang 1.177 meter, lebar 22 meter dan tinggi diatas permukaan air 11, 50 meter, dengan dana pampasan perang dari Pemerintah Jepang atas perintah Soekarno pada bulan April 1962 dan diresmikan Mei 1965.
Orang menyebutnya Jembatan AMPERA karena pemakaiannya secara resmi dilakukan pada saat masa menegakkan Orde Baru yang sebelumnya bernama Jembatan "Musi". Jembatan AMPERA berarti jembatan Amanat Penderitaan Rakyat.

Bagian tengan jembatan ini dulu dapat diangkat dan dilalui kapal yang tingginya maksimum 44,50 meter , sedangkan bila tidak diangkat hanya 9 meter, namun pada saat ini mobilitas penduduk semakin tinggi dan jumlah kendaraan bertambah banyak serta dasar lain yang bersifat teknis maka pada tahun 1977 jembatan tersebut tidak dapat lagi dinaikkan bagian tengahnya. Pada tahun 2004 jembatan ini direnovasi.

Pantai Parai Tenggiri
(Kab. Bangka Belitung)
Pada awalnya, masyarakat sungailiat menyebut pantai ini sebagai pantai Hakok, kmudian sebagai pantai Tenggiri. Pantai Parai merupakan pantai paling indah dideretan pantai timur Pulau Bangka. Sejak dulu ketika masih disebut Hakok, pantai ini merupakan kawasan yang paling digemari untuk dikunjunggi oleh masyarakat setempat. Bebatuan yang banyak terdapat di pantai ini, bagaikan sebuah dekorasi alam yang sangat indah. Pantai ini memiliki sebauh resort dengan hotel bintang 4 yakni parai beach resort. Merupakan satu-satunya kawasan tujuan wisata pantai bertarap internasional yang patut dibanggakan dipulau bangka. Hampir semua fasilitas tersedia, mulai dari akomodasi, restauran, bar and grill, café, kolam renang, bahkan sport and leisure.
Pantai Parai Tenggiri
Pantai Parai Tenggiri


Di ujung kiri pantai, terdapat sebuah gugusan bebatuan yang di tata dengan apik dan di namakan Rock Island. Pada malam hari, pengunjung dapat bersantai sambil menikmati hidangan lezat dan minuman bar, sambil mendengarkan deburan ombak yang menerpa bebatuan tanpa henti. Akses menuju ke sana melalui sebuah jembatan dengan penerangan lampu di sepanjang tepi kanan dan kirinya. Pengunjung dapat berjalan kaki menuju ke Rock Island sambil menikmati pemandangan laut dan riakan ombak. Untuk menunjang sektor pariwisata Pantai Pasir Padi, sejumlah akomodasi yang berupa hotel berbintang, dengan fasilitas lengkap, seperti restoran, dan ruang konferensi, pameran dan lain-lain, tersedia. Selain itu warung-warung tradisional yang menyajikan berbagai hidangan laut menambah variasi akomodasi pantai itu.

Bunga Rafflesia Arnoldi
(Bengkulu)
Bunga besar ini adalah simbol dari kota Bengkulu sendiri tapi sayang bunga ini tumbuh dan mekar di tempat yng berpindah-pindah dan musiman tapi tetap di wilayah pegunungan liku sembilan Bengkulu. Raflesia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat dan tidak berdaun tidak bertangkai sehingga tidak mampu berfotosintesis. Rafflesia Arnoldii berukuran raksasa dan diketahui hanya terdapat di Sumatera dan penyebarannya berada di sepanjang punggung Bukit Barisan dari Aceh sampai Lampung dengan pusat ekologi di Bengkulu.
Mengenal Rafflesia Arnoldi (Rafflesia arnoldii) beserta gambar dan cirinya.
Ini sebagai pelengkap artikel terdahulu tentang bunga raksasa bernama latin Rafflesia arnoldii yang oleh masyarakat sering disebut Rafflesia Arnoldi (dengan satu “i” saja). Selain itu bunga ini juga dikenal sebagai Patma Raksasa.
Bunga raksasa berbau busuk ini ditetapkan sebagai Puspa Langka Indonesia, salah satu dari tiga Puspa Nasional Indonesia di samping Melati (Puspa Bangsa) dan Anggrek Bulan (Puspa Pesona).
Kenapa Dinamakan Rafflesia arnoldii?.
Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Sumatera. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga.
Mengenal Ciri (diskripsi) dan gambar Rafflesia Arnoldi.
Sebagaimana jenis Rafflesia lainnya merupakan tumbuhan parasit obligat. Ia tumbuh di dalam batang liana (tumbuhan merambat) dari genus Tetrastigma. Rafflesia arnoldii tidak memiliki daun sehingga tidak mampu ber-fotosintesis sendiri. Nutrisi yang dibutuhkan bunga ini diambil dari pohon inangnya.
Selain tidak memiliki daun, bunga yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Bengkulu dan sebagai puspa langka (satu dari tiga bunga nasional) Indonesia ini juga tidak memiliki batang maupun akar. Praktis bagian tanaman Rafflesia Arnoldi yang tampak hanyalah bunganya saja yang berkembang dalam kurun waktu tertentu.
Bunga Rafflesia Arnoldi (Rafflesia arnoldii) memiliki bunga yang melebar dengan 5 mahkota bunga. Saat mekar diameter bunga ini dapat mencapai antara 70-110 cm dengan tinggi mencapai 50 cm dan berat mencapai 11 kg.
Di dasar bunga di bagian tengah berbentuk gentong terdapat benang sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat presentase keberhasilan pembuahan yang dibantu oleh serangga lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan.
Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan layu dan mati.

Habitat, Persebaran, dan Konservasi.
Sejumlah pihak meyakini bunga Rafflesia Arnoldi atau Patma Raksasa merupakan tumbuhan endemik Sumatera. Bunga raksasa ini hanya dapat dijumpai di Bengkulu. Meskipun di beberapa tempat lain seperti di Aceh dan Malaysia pernah dilaporkan tumbuhnya bunga Rafflesia arnoldii, namun dimungkinkan itu ada Rafflesia dari jenis lainnya.

 







Beberapa lokasi yang sering ditemui tumbuh bunga Rafflesia Arnoldi antara lain di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Seblat (kabupaten Bengkulu Utara), dan Padang Guci Kabupaten Kaur. TNBBS sendiri telah ditetapkan sebagai pusat konservasi tumbuhan ini.
Bunga Rafflesia Arnoldi memang tanaman langka, sulit ditemukan, serta endemik. Apalagi keberadaannya yang seakan bersembunyi selama berbulan-bulan di dalam tubuh inangnya hingga akhirnya tumbuh bunga yang mekarnya hanya seminggu. Lantaran itu, bunga ini ditetapkan sebagai puspa langka, mendampingi puspa bangsa, dan puspa pesona (3 bunga nasional Indonesia) berdasarkan Kepres No 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Rafflesia Arnoldi hingga saat ini belum pernah berhasil dikembangbiakan secara eks-situ (di luar habitat aslinya). Dari 30-an jenis Rafflesia, hanya Rafflesia patma saja yang telah dapat berkembang biak di luar habitatnya dan pada 2010 kemarin berbunga di Kebun Raya Bogor.


Taman Nasional Way Kambas
(Lampung)
Taman nasional Way Kambas merupakan perwakilan ekosistem hutan daratan rendah yang terdiri dari hutan rawa air tawar, padang alang-alang/semak belukar, dan hutan dipantai Sumatera. Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa),cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).
Taman Nasional Way Kambas memliki 50 jenis mamalia diantaranya Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), Gajah Sumatera ((Elephas maximus sumatranus), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Tapir (Tapirus indicus), Anjing Hutan (Cuon alpinus sumatrensis), Siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis Burung Diantaranya Bebek Hutan (Cairina scutulata), Bangau Sandang Lawe (Ciconia episcopus stormi), Bangau Tong-Tong (Leptoptilos javanicus), Sempidan Biru (Lophura ignita), Kuau (Argusianus argus argus), Pecuk Ular (Anhinga melanogaster); Berbagai Jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.



Gajah-gajah liar yang dilatih di Pusat Latihan Gajah (9 km dari pintu gerbang Plang Ijo) dapat dijadikan sebagai gajah tunggang, atraksi, angkutan kayu dan bajak sawah. Pada pusat latihan gajah tersebut, dapat disaksikan pelatih mendidik dan melatih gajah liar, menyaksikan atraksi gajah main bola, menari, berjabat tangan, hormat, mengalungkan bunga, tarik tambang, berenang dan masih banyak atraksi lainnya.

Patroli Gajah di TN Way kambas

Pusat latihan gajah ini didirikan pada tahun 1985. Sampai saat ini telah berhasil mendidik dan menjinakan gajah sekitar 290 ekor.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Pusat Latihan Gajah Karangsari. Atraksi gajah. Way Kambas. Untuk kegiatan berkemah.Way Kanan. Penelitian dan penangkaran badak sumatera dengan fasilitas laboratorium alam dan wisma peneliti.Rawa Kali Biru, Rawa Gajah, dan Kuala Kambas. Menyelusuri sungai Way Kanan, pengamatan satwa (bebek hutan, kuntul, rusa, burung migran), padang rumput dan hutan mangrove.
Atraksi budaya di luar taman nasional:Festival Krakatau pada bulan Juli di Bandar Lampung.
Musim kunjungan terbaik: bulan Juli s/d September setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi :
Cara pencapaian lokasi: Bandar Lampung-Metro-Way Jepara menggunakan mobil sekitar dua jam (112 km), Branti-Metro-Way Jepara sekitar satu jam 30 menit (100 km), Bakauheni-Panjang-Sribawono-Way Jepara sekitar tiga jam (170 km), Bakauheni-Labuan Meringgai-Way Kambas sekitar dua jam.



Kantor: Jl. Raya Way Jepara
Labuan Ratu Lama, Lampung
Telp. (0725) 44220

Dinyatakan Menteri Pertanian, Tahun 1982
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 14/Menhut- II/1989 dengan luas 130.000 hektar
Ditetapkan Menteri Kehutanan, SK No. 670/Kpts-II/1999
dengan luas 125.621,3 hektar
Letak Kab. Lampung Tengah dan Kab. Lampung
Timur, Provinsi Lampung
Temperatur udara 28° - 37° C
Curah hujan 2.500 - 3.000 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 60 m. dpl
Letak geografis 4°37’ - 5°15’ LS, 106°32’ - 106°52’ BT


Taman Mini Indonesia Indah
(DKI Jakarta)
Taman Mini Indonesia IndahTaman Mini Indonesia Indah adalah sebuah taman yang berbasis budaya, menampilkan miniatur yang menggambarkan keindahan dan keragaman Indonesia dalam lahan yang kecil di daerah Jakarta Timur.
Secara populer di kenal sebagai Taman Mini, isi taman ini adalah 26 replika rumah adat tradisional yang ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia dari Aceh ke Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Papua. Miniatur- miniatur ini mengambarkan sejarah, kesenian, kerajinan dan tradisi dari setiap provinsi. Dibangun untuk pendidikan dan rekreasi keluarga, Taman Mini memiliki area luas untuk rekreasi keluarga, sejumlah taman flora dan fauna, museum, teater pertunjukan, teater Imax dan fasilitas-fasilitas akomodasi.
Untuk lebih mengekspresikan toleransi di Indonesia dan hidup berdampingan secara damai di antara pemeluk-pemeluk agama di seluruh kepulauan, di taman ini juga didirikan rumah-rumah ibadah sampai saat ini masih aktif digunakan seperti: masjid, pura, vihara, gereja Katolik dan gereja Protestan. Tidak jauh ada sebuah danau besar dengan bentuk pulau-pulau asli Indonesia di dalamnya. Dari udara para pengunjung dapat melihat bentuk keseluruhan peta Indonesia di danau. Taman Mini Indonesia Indah adalah gagasan Ibu Tien Soeharto, mantan wanita pertama di Indonesia. Kontruksi Taman Mini dimulai tahun 1971 dan diresmikan pada 20 April 1975. TMII ini Juga memiliki luas sekitar 150 Hektar.
Untuk para pengunjung yang hanya memiliki waktu terbatas untuk menjelajah pulau-pulau Indonesia, Taman Mini adalah perkenalan terbaik untuk  keanekaragaman budaya negara ini. Taman Mini adalah taman yang ideal untuk keluarga agar lebih mengenal budaya-budaya regional.



1345423806682367044
 








Taman Mini Indonesia Indah
Berikut ini, beberapa tempat menarik yang dapat dikunjungi di TMII, dengan berbagai macam harga tiket masuk, yang bisa menjadi pilihan alternatif murah meriah untuk liburan keluarga.
1. Miniatur Kepulauan Indonesia
13454238981104368859Jika ingin menyaksikan bentuk asli Indonesia dalam skala mini, dari seluruh 33 provinsi mulai Aceh hingga Papua, TMII adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi. Gugusan kepulauan yang membentang luas dari Sabang hingga Merauke, tertata apik di danau buatan yang dibangun 30 Juni 1972 itu.
Untuk bisa mengelilingi kepulauan Nusantara dengan perahu angsa, pengunjung cukup membayar Rp 7.500. Atau, jika ingin melihat lebih jelas dari udara, terdapat kereta gantung yang tarifnya sedikit lebih mahal, Rp 25.000. Selain itu, tersedia juga alat transportasi lainnya di darat, seperti Kereta Api Rp 10.000, dan bis keliling Rp 3.000.
1345423983711250041Gugusan Kepulauan Sumatera dilihat dari anjungan Sumatera Barat

Pulau Kalimantan, dengan Istana Anak-anak Indonesia terlihat dari kejauhan




13454240632059728251
Kereta gantung
2. Rumah Adat
Jika kita ingin mengenalkan lebih jauh rumah adat (anjungan) yang terdapat di Indonesia, kepada anak dan keluarga, tidak perlu jauh-jauh. Sebab, di TMII terdapat 33 anjungan dari kepulauan Nusantara, yang dapat dikunjungi dengan gratis. Cukup membayar Rp 3.000 untuk tiket masuk, serta tambahan Rp 6.000 bagi yang membawa sepeda motor.
Mulai dari anjungan Nanggroe Aceh Darussalam, yang di sisinya terdapat pesawat Dakota RI 001 Suelawah, yang merupakan simbol perjuangan rakyat Aceh pada perang pasca kemerdekaan. Kemudian anjungan Sumatera Barat, dengan Rumah Gadang yang khas dan hampir mirip aslinya di Batusangkar. Hingga terdapat 31 lagi anjungan dari setiap provinsi yang tersebar di sisi danau buatan miniatur kepulauan Indonesia.
1345424147576718435
Anjungan Sumatera Barat dengan Rumah Gadang
3. Tempat Ibadah
Dalam Pancasila, terdapat sila pertama yaitu, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kalimat tersebut merupakan bukti bahwa sedari dahulu saat Indonesia merdeka, pemerintah telah menjamin kebebasan memeluk agama dan keyakinan masing-masing bagi setiap warga.
Untuk itu, di TMII terdapat tujuh bangunan yang mempresentasikan tempat ibadah di Indonesia. Mulai dari Masjid Pangeran Diponegoro bagi umat Muslim, Gereja Katolik Santa Chatarina bagi umat Katolik, Gereja Protestan Haleluya bagi umat Kristiani, Pura Penataran Agung Kertabhumi bagi umat Hindu, Wihara Arya Dwipa Arama bagi umat Budha, Sasana Adirasa Pangeran Samber Nyawa bagi pemeluk ajaran keyakinan di Jawa, dan Klenteng Kong Miau bagi pemeluk Kong Hu Chu.
Dengan adanya tujuh tempat ibadah tersebut, pengunjung dapat mengajarkan kepada buah hatinya makna saling menghormati antar pemeluk agama di Indonesia.
13454242292121706072
Tempat ibadah Umat Kong Hu Chu, Klenteng Kong Miau
4. Museum
Di TMII terdapat 16 museum yang dapat dikunjungi secara umum. Mulai dari museum Prangko, yang saya datangi pada Kamis (16/8) lalu, hingga museum Timur yang dahulunya merupakan sebuah anjungan saat Indonesia masih terbagi dalam 27 provinsi.
Kecuali museum Komodo yang tiketnya seharga Rp 10.000. Untuk ke 15 museum lainnya, harga tiket masuknya rata-rata hanya berkisar Rp 2.000 - Rp 5.000. Dengan hanya mengeluarkan biaya tidak lebih dari Rp 50.000, sebuah keluarga dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang memadai kepada anak-anaknya melalui berkunjung ke dua atau tiga museum di TMII.
13454243582138039093 







1345424628511631491345424435586756084Museum Listrik
Museum Transportasi dan Museum Keprajuritan Indonesia
5. Taman
Sejatinya, di TMII, terdapat 10 taman yang mempresentasikan keindahan flora dan fauna Indonesia. Sayangnya, karena keterbatasan waktu dan lebih pada hobi, saya hanya bisa mendatangi taman burung dan taman budaya Tionghoa, untuk bisa memuaskan hobi memotret.
13454247251623756884Harga tiket masuk, keduali taman budaya Tionghoa yang gratis, untuk taman lainnya sangat bervariatif. Mulai dari Rp 5.000 (taman bunga keong mas), Rp 13.000 (taman burung), Rp 15.000 (taman air tawar dan serangga). Dengan harga tiket masuk yang relatif terjangkau bagi sebagian masyakarta, tentunya mengunjungi beberapa taman merupakan salah satu ritual wajib saat berwisata ke TMII.






Taman Burung
6. Arena Rekreasi
Di TMII tidak hanya Istana Anak-anak Indonesia saja, melainkan banyak lagi tempat rekreasi dan hiburan lainnya. Kendati untuk harga tiket sangat relatif, alias bervariasi mulai dari yang termurah Rp 7.500 (perahu angsa) hingga Rp 120.000 (balon raksasa). Namun, sebuah keluarga dapat memilah dan memilih, mana yang cocok dengan kondisi keuangannya sendiri. Berdasarkan beberapa pengunjung yang sempat saya tanyakan, bila membawa keluarga (dua orang tua dan dua anak) biaya yang dihabiskan untuk mengunjungi arena rekreasi, naik angkutan seperti kereta gantung, museum sekaligus makan, tidak kurang dari Rp 150.000 - Rp 200.000.
Untuk masuk ke Istana Anak-anak Indonesia, Rp 5.000, sedangkan di dalamnya rata-rata suatu keluarga memainkan komidi putar, giring ombak, kolam renang atau mandi bola, yang rata-rata tiketnya seharga Rp 5.000 - Rp 15.000 setiap main. Sedangkan untuk bisa menonton di teater Keong Mas, untuk umum adalah Rp 30.000. Gedung yang sekilas jika dilihat dari udara melalui kereta gantung, nampak seperti seekor keong/ siput, yang berkilauan dengan warna keemasan yang menjadi ciri khas dari TMII.
13454249681349194616




Teater Keong Mas

Tangkuban Perahu
(Jawa Barat)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPw7TFZsmc1HWTRg6bMCpillWYb0HrF_3uYzrRe0RwueakHU4MQCCaGg_s51s1uSbs0V9OuizGWg4Rm7ilLffw0EaeU-b1P9YT-vvUS9zyR7NEr9ihuHZ_ee-sb-LdEwXBu0djY-ZIkeM/s1600/TANGKUBAN+PERAHU.jpg

Gunung Tangkuban Perahu atau juga sering disebut Tangkuban Parahu merupakan salah satu gunung terbesar di dataran Parahyangan. Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Perahu berada di utara kota Lembang, sebelah utara kota Bandung. Udara sejuk, hamparan kebun teh, lembah dan tingginya pohon pinus menemani perjalanan Anda menuju pintu gerbang kawasan Tangkuban Perahu.  Ada dua jalan menuju kawah-kawah yang ada di gunung ini. Jalan yang pertama atau jalan lama dengan kondisi jalan yang lebih sulit untuk dilalui dan biasanya akan ditutup sehabis hujan atau saat dirasa membahayakan untuk dilewati. Penjaga loket akan memberi petunjuk untuk melewati jalan baru yang terletak lebih ke atas jika jalan ini ditutup. Sebelum tiket pembayaran di jalan pertama ini, terdapat pondok-pondok yang disewakan untuk tempat menginap.
Melewati jalan baru, jalan beraspal memudahkan perjalanan kendaraan Anda. Pada sisi jalan yang berkelok-kelok terdapat bunga-bunga terompet dan pohon lainnya yang akan menyejukkan perjalanan Anda. Di kawasan gunung Tangkuban Perahu terdapat tiga kawah yang menarik untuk dikunjungi. Kawah tersebut adalah Kawah Domas, Kawah Ratu dan Kawah Upas. Kawah yang paling besar diantara ketiganya dan paling banyak dikunjungi adalah Kawah Ratu. Dengan beberapa jam berjalan kaki, Anda bahkan dapat mengitari Kawah Ratu yang begitu luas sambil menikmati keindahan panorama Gunung Tangkuban Perahu.

KAWAH RATU
Jika Anda datang menggunakan bus, tersedia tempat parkir khusus bus sebelum mencapai Kawah Ratu. Perjalanan dilanjutkan dengan mobil ELF yang akan mengantarkan Anda ke Kawah Ratu. Tetapi, jika Anda menggunakan kendaraan pribadi, Anda dapat terus menggunakannya sampai ke Kawah Ratu. Tersedia tempat parkir kendaraan di seberang kawah ini, sehingga tanpa melalui medan yang sulit dan menghabiskan banyak energi, Anda dapat melihat kawah ini. Mungkin ini juga menjadi salah satu alasan, kebanyakan pengunjung ada di kawah ini.
Kawah Ratu langsung terlihat dari atas dengan pembatas pagar kayu untuk mencegah pengunjung terjatuh. Melihat dalamnya kawah, dinding-dinding kawah dan asap yang masih keluar dari kawah ini menciptakan pemandangan yang menggetarkan hati. Tanah di sekitar Kawah Ratu umumnya berwarna putih dengan beberapa batu belerang berwarna kuning. Batu-batuan dan suasana kering dan gersang terasa di kawah ini. Anda dapat mencoba mendaki ke daerah yang lebih tinggi jika ingin melihat kawasan Kawah Ratu secara menyeluruh. Di tempat ini banyak toko-toko sederhana yang menjual berbagai souvenir seperti syal, topi kupluk, tas dan topi bulu, berbagai pajangan dari kayu dan berbagai aksesories lainnya. Ada juga penjual makanan dan minuman hangat seperti mie rebus, bandrek dan lainnya. Anda juga dapat menunggang kuda untuk mengitari sebagian kawah ini. Kegiatan ini biasanya disukai anak-anak.

KAWAH UPAS
Kawah Upas terletak di sebelah Kawah Ratu. Tetapi, untuk dapat melihat kawah ini harus melalui medan yang berbahaya, Anda harus melewati jalan yang berpasir untuk mencapai kawah ini. Maka, sangat jarang pengunjung yang datang melihat kawah ini. Bentuk Kawah Upas berbeda dengan Kawah Ratu. Kawah Upas lebih dangkal dan mendatar.

KAWAH DOMAS
Kawah Domas terletak lebih bawah daripada Kawah Ratu. Jika Anda dating melalui jalan baru, Anda akan menemukan pintu gerbang menuju Kawah Domas terlebih dahulu sebelum menuju Kawah Ratu. Jika pada Kawah Ratu Anda hanya akan melihat kawah dari kejauhan, pada Kawah Domas, Anda dapat lebih dekat dengan kawah. Bahkan, Anda dapat mencoba merebus telur dengan memasukkannya ke dalam kawah. Jika Anda ingin melihat Kawah Domas melewati jam 16.00 WIB, Anda diharuskan menggunakan jasa pemandu wisata.

MANARASA
Pohon yang banyak terlihat di sekitar kawah adalah pohon yang disebut oleh warga sekitar dengan nama Manarasa. Daun tanaman ini akan berwarna kemerah-merahan jika daun sudah tua. Daun yang sudah berwarna merah dapat dimakan dengan rasa mirip seperti daun jambu dengan sedikit rasa asam. Daun ini dapat mengobati diare dan dipercaya akan membuat awet muda. Mungkin daun ini dipercaya oleh masyarakat sekitar selalu dimakan oleh Dayang Sumbi yang awet muda dalam legenda terjadinya Gunung Tangkuban Perahu.
http://siswa.univpancasila.ac.id/budaya/files/2010/11/tangkuban-perahu.jpegsejarah Tangkuban Perahu

Pada jaman dahulu kala, di tatar Parahyangan, berdiri sebuah kerajaan yang gemah ripahlohjinawi kerta raharja. Tersebutlah sang prabu yang gemar olah raga berburu binatang, yang senantiasa ditemani anjingnya yang setia, yang bernama “Tumang”. Pada suatu ketika sang Prabu berburu rusa, namun telah seharian hasilnya kurang menggembirakan. Binatang buruan di hutan seakan lenyap ditelan bumi. Ditengah kekecewaan tidak mendapatkan binatang buruannya, sang Prabu dikagetkan dengan nyalakan anjing setianya “Tumang” yang menemukan seorang bayi perempuan tergeletak diantara rimbunan rerumputan. Alangkah gembiranya sang Prabu, ketika ditemukannya bayi perempuan yang berparas cantik tersebut, mengingat telah cukup lama sang Prabu mendambakan seorang putri, namun belum juga dikaruniai anak. Bayi perempuan itu diberi nama Putri Dayangsumbi. Alkisah putri Dayangsumbi nan cantik rupawan setelah dewasa dipersunting seorang pria, yang kemudian dikarunia seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang yang juga kelak memiliki kegemaran berburu seperti juga sang Prabu. Namun sayang suami Dayangsumbi tidak berumur panjang. Suatu saat, Sangkuriang yang masih sangat muda belia, mengadakan perburuan ditemani anjing kesayangan sang Prabu yang juga kesayangan ibunya, yaitu Tumang. Namun hari yang kurang baik menyebabkan perburuan tidak memperoleh hasil binatang buruan. Karena Sangkuriang telah berjanji untuk mempersembahkan hati rusa untuk ibunya, sedangkan rusa buruan tidak didapatkannya, maka Sangkuriang nekad membunuh si Tumang anjing kesayangan ibunya dan juga sang Prabu untuk diambil hatinya, yang kemudian dipersembahkan kepada ibunya.Ketika Dayangsumbi akhirnya mengetahui bahwa hati rusa yang dipersembahkan putranya tiada lain adalah hati “si Tumang” anjing kesayangannya, maka murkalah Dayangsumbi. Terdorong amarah, tanpa sengaja, dipukulnya kepala putranya dengan centong nasi yang sedang dipegangnya, hingga menimbulkan luka yang berbekas. Sangkuriang merasa usaha untuk menggembirakan ibunya sia-sia, dan merasa perbuatannya tidak bersalah. Pikirnya tiada hati rusa, hati anjingpun jadilah, dengan tidak memikirkan kesetiaan si Tumang yang selama hidupnya telah setia mengabdi pada majikannya. Sangkuriangpun minggat meninggalkan kerajaan, lalu menghilang tanpa karana. Setelah kejadian itu Dayangsumbi merasa sangat menyesal, setiap hari ia selalu berdoa dan memohon kepada Hyang Tunggal, agar ia dapat dipertemukan kembali dengan putranya. Kelak permohonan ini terkabulkan, dan kemurahan sang Hyang Tunggal jualah maka Dayangsumbi dikaruniai awet muda. Syahdan Sangkuriang yang terus mengembara, ia tumbuh penjadi pemuda yang gagah perkasa, sakti mandraguna apalgi setelah ia berhasil menaklukan bangsa siluman yang sakti pula, yaitu Guriang Tujuh. Dalam suatu saat pengembaraannya, Sangkuriang tanpa disadarinya ia kembali ke kerajaan dimana ia berasal. Dan alur cerita hidup mempertemukan ia dengan seorang putri yang berparas jelita nan menawan, yang tiada lain ialah putri Dayangsumbi. Sangkuriang jatuh hati kepada putri tersebut, demikianpula Dayangsumbi terpesona akan kegagahan dan ketampanan Sangkuriang, maka hubungan asmara keduanya terjalinlah. Sangkuriang maupun Dayangsumbi saat itu tidak mengetahui bahwa sebenarnya keduanya adalah ibu dan anak. Sangkuriang akhirnya melamar Dayangsumbi untuk dipersunting menjadi istrinya. Namun lagi lagi alur cerita hidup membuka tabir yang tertutup, Dayangsumbi mengetahui bahwa pemuda itu adalah Sangkuriang anaknya, sewaktu ia melihat bekas luka dikepala Sangkuriang, saat ia membetulkan ikat kepala calon suaminya itu. Setelah merasa yakin bawa Sangkuriang anaknya, Dayangsumbi berusaha menggagalkan pernikahan dengan anaknya. Untuk mempersunting dirinya, Dayangsumbi mengajukan dua syarat yang harus dipenuhi Sangkuriang dengan batas waktu sebelum fajar menyingsing. Syarat pertama, Sangkuriang harus dapat membuat sebuah perahu yang besar. Syarat kedua, Sangkuriang harus dapat membuat danau untuk bisa dipakai berlayarnya perahu tersebut. Sangkuriang menyanggupi syarat tersebut, ia bekerja lembur dibantu oleh wadiabalad siluman pimpinan Guriang Tujuh untuk mewujudkan permintaan tersebut. Kayu kayu besar untuk perahu dan membendung sungai Citarum, ia dapatkan dari hutan di sebuah gunung yang menurut legenda kelak diberi nama Gunung Bukit Tunggul. Adapun ranting dan daun dari pohon yang dipakai kayunya, ia kumpulkan disebuah bukit yang diberi nama gunung Burangrang. Sementara itu Dayangsumbi-pun memohon sang Hyang Tunggal untuk menolongnya, menggagalkan maksud Sangkuriang untuk memperistri dirinya. Sang Hyang Tunggal mengabulkan permohonan Dayangsumbi, sebelum pekerjaan Sangkuriang selesai, ayampun berkokok dan fajar menyingsing.  Sangkuriang murka, mengetahui ia gagal memenuhi syarat tersebut, ia menendang perahu yang sedang dibuatnya. Perahu akhirnya jatuh menelungkup dan menurut legenda kelak jadilah Gunung Tangkubanparahu, sementara aliran Sungai Citarum yang dibendung sedikit demi sedikit membentuk danau Bandung.

Pulau Dua/Pulau Burung
(Banten)
Banten, provinsi yang satu ini memang memiliki keindahan alam  yang luar biasa. Berbagai wisata alam banyak terdapat di provinsi yang baru saja berdiri ini. Mulai dari Pulau Umang, Pantai Anyer, Pantai Carita, Rawa Dano, dan masih banyak lagi. Semua tempat itu banyak menarik wisatawan asing maupun lokal untuk mengunjunginya. Dan kali ini juga kita akan membahasa satu pulau yang masih terletak di provinsi Banten, yang memiliki keindahan alam yang luar biasa pula. Lebih tepatnya keindahan lautnya yaitu Pulau Dua atau biasa disebut pulau Burung.
Secara administratif Pulau Dua termasuk Desa Sawah Luhur, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, dengan letak geografisnya 106°-21’ BT dan 6°01 LS. Curah hujan rata-rata 1500-2000 mm per tahun yang terbasah. Januari dan Agustus merupakan bulan terkering dengan temperatur rata-rata 26°C. Ketinggian pulau antara 0-10 m dpl. Tanah bagian barat pulau agak kering sedangkan timur umumnya rendah dan berawa. Tanah dengan kandungan pasir yang tinggi tidak mampu menahan air hujan sehingga tanah di pulau ini umumnya kering. Sumber air tawar tidak ada. Air rawa berasal dari laut yang menggenang ketika pasang.
burng+island Pulau Dua Atau Pulau Burung Di Banten
Pulau ini merupakan cagar alam yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) (bukan) Provinsi Banten? Entah mengapa di pos jaga yang berada di tengah pulau tersebut masih tertulis Provinsi Jawa Barat. Saking kurangnya perhatian Pemerintah Provinsi Banten? Belakangan baru saya tahu bahwa kendati Banten sudah menjadi provinsi sendiri, gaji bulanan jagawana di pulau ini ternyata masih dibayar oleh BKSDA Provinsi Jawa Barat
Wisata Indonesia Surga Dunia.
Obyek wisata pulau burung ini atau sering disebuh juga dengan pulau burungdaya memiliki daya tarik yang unik dibandingkan dengan obyek wisata lainnya. Keunikan itu tidaklah lain dan tidaklah bukan keindahan alam bawah lautnya yang mempesona. Gugusan karang yang indah, berbagai macam jenis ikan laut, serta berbagai jenis burung yang ada di pulau ini. Luas pulau ini sekitar 30 Ha. Dimana setiap bulan april dan agustus pulau ini akan didatangi sekitar 1.000 jenis burung. Yang dimana 60 dari jenis burung itu adalah dari negara lain. Pada bulan ini juga tempat wisata pulau burung ini akan sangat ramai dikunjungi para wisatawan baik asing maupun lokal. Karena di waktu inilah kita mempunyai kesempatan untuk menikmati alam di pulau ini sambil mempelajari dan melihat beraneka ragam jenis burung.
2172060 sunset at pulau burung with nick c ukirsari Karimunjawa Pulau Dua Atau Pulau Burung Di Banten
Untuk mencapai pulau ini kita bisa menggunakan perahu tradisional atau perahu motor nelayan setempat sekitar 15 sampai 30 menit dari Sawah luhur, Kaseman – Banten. Jadi jika kalian datang dari Jakarta, kalian bisa menuju desa sawah luhur, kaseman – Banten. Setelah itu kalian bisa menitipkan atau meninggalkan mobil disitu dan naik perahu menuju pulau dua atau pulau burung. Dan setelah itu kalian bisa menikmati keindahan pulau burung ini.

Candi Borobudur
Borobudur(Jawa Tengah)
Candi Borobodur adalah monumen Budha terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa. 
Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m² dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. Bentuk candi ini beraksitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India. Setelah berkunjung ke sini Anda akan memahami mengapa Borobudur memiliki daya tarik bagi pengunjung dan merupakan ikon warisan budaya Indonesia. Candi ini seakan puzzle raksasa yang tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik, dipahat sedemikian rupa sehingga saling mengunci satu dengan yang lain.
Lembaga internasional dari PBB yaitu UNESCO mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah satu monumen Budha terbesar di dunia. Di Candi ini ada 2672 panel relief yang apabila disusun berjajar maka panjangnya mencapai 6 km. Ansambel reliefnya merupakan yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi nilai seninya serta setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarah umat Budha dari China, India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur menjadi salah satu jejak sejarah paling penting dalam perkembangan peradaban manusia. Kemegahan dan keagungan arsitektur Candi Borobudur merupakan harta karun dunia yang mengagumkan dan tak ternilai harganya.
Borobudur terdiri dari 1460 panel relief dan 504 stupa. Namun, panel yang selama ini terlihat ternyata belum lengkap karena ada 160 panel yang sengaja ditimbun karena reliefnya dianggap vulgar dan cabul. Panel-panel itu terletak di bagian paling bawah, berisi adegan Sutra Karmawibhangga (hukum sebab-akibat). Ada pula yang menyatakan bahwa penimbunan bagian bawah tersebut untuk menguatkan bagian pondasi yang sejak awal ditemukan sudah sangat rusak.
Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.
Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram kuno dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga, dan membangunan candi ini sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.
Pada awalnya, candi ini diperkirakan sebagai tempat pemujaan. J.G. de Casparis memperkirakan bahwa BhÅ«mi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur. Sebagian sejarawan juga ada yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Vihara Buddha Uhr” yang artinya  “Biara Buddha di Bukit”.
Candi ini berada di Jawa Tengah, di puncak bukit menghadap ke sawah yang subur di antara bukit-bukit yang renggang. Cakupan wilayahnya sangat besar, yakni berukuran 123 x 123 meter. Candi Borobudur ternyata dibangun di atas sebuah danau purba. Dulu, kawasan tersebut merupakan muara dari berbagai aliran sungai. Karena tertimbun endapan lahar kemudian menjadi dataran. Pada akhir abad ke VIII, Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra lantas membangun Candi Borobudur yang dipimpin arsitek bernama Gunadharma hinggga selesainya tahun 746 Saka atau 824 Masehi. Monumen ini merupakan sebuah arsitektur Budha yang menakjubkan dan  terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. 
Luas bangunan Candi Borobudur ialah 15.129 m²  yang tersusun dari 55.000 m³ batu, terdiri dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 x 10 x 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton. Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya mencapai 3 km. Candi ini memiliki 10 tingkat, dimana tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir. Bagian paling atas di tingkat ke-10 terdapat stupa besar berdiameter 9,90 m, dengan tinggi 7 m. Candi Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir, bedanya, Borobudur memiliki pola kepunden berundak.
Arsitektur dan bangunan batu candi ini sungguh tiada bandingannya. Candi ini dibangun tanpa menggunakan semen. Strukturnya seperti sebuah kesatuan deretan lego yang saling mengukuhkan dan  dibuat bersamaan tanpa lem sedikitpun. 
BorobudurSir Thomas Stanford Raffles menemukan Borobudur pada tahun 1814 dalam kondisi rusak dan memerintahkan supaya situs tersebut dibersihkan dan dipelajari secara menyeluruh. Keberadaan Borobudur sebenarnya telah diketahui penduduk lokal di abad ke-18 dimana sebelumnya tertimbun material Gunung Merapi. 
Proyek restorasi Borobudur secara besar-besaran kemudian dimulai dari tahun 1905 sampai tahun 1910. Dengan bantuan dari UNESCO, restorasi kedua untuk menyelamatkan Borobudur dilaksanakan dari bulan Agustus 1913 sampai tahun 1983. Candi ini tetap kuat meski selama sepuluh abad tak terpelihara. 
Tahun 1970-an Pemerintah Indonesia dan UNESCO bekerja sama untuk mengembalikan keagungan Borobudur. Perbaikan yang dilakukan memakan waktu delapan tahun sampai dengan selesai dan saat ini Borobudur adalah salah satu keajaiban dan harta Indonesia dan dunia yang berharga. 
Berbagai disiplin ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van Erp tahun 1911,  Prof. Dr. C. Coremans tahun 1956, dan Prof.Ir. Roosseno tahun 1971. Kita patut menghargai usaha mereka memimpin pemugaran candi mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi tidaklah mudah. Tahun 1991 akhirnya Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.
Candi Borobudur dihiasi dengan ukiran-ukiran batu pada reliefnya yang mewakili gambaran dari kehidupan Budha. Para arkeolog menyatakan bahwa candi Borobudur memiliki 1.460 rangkaian relief di sepanjang tembok dan anjungan. Relief ini terlengkap dan terbesar di dunia sehingga nilai seninya tak tertandingi. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya. Cerita dimulai dari sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbangnya.
Monumen ini adalah tempat suci dan tempat berziarah kaum Budha. Tingkat sepuluh candi melambangkan tiga divisi sistem kosmik agama Budha. Ketika Anda memulai perjalanan mereka melewati dasar candi untuk menuju ke atas, mereka akan melewati tiga tingkatan dari kosmologi  Budhis dan hakekatnya merupakan “tiruan” dari alam semesta yang menurut ajaran Budha terdiri atas 3 bagian besar, yaitu: (1) Kamadhatu atau dunia keinginan; (2) Rupadhatu atau dunia berbentuk; dan (3) Arupadhatu atau dunia tak berbentuk.
Seluruh monumen itu sendiri menyerupai stupa raksasa, namun dilihat dari atas membentuk sebuah mandala. Stupa besar di puncak candi berada 40 meter di atas tanah. Kubah utama ini dikelilingi oleh 72 patung Budha yang berada di dalam stupa yang berlubang.


KRATON
(YOGYAKARTA)
Lonceng Kyai Brajanala berdentang beberapa kali, suaranya tidak hanya memenuhi Regol Keben namun terdengar hingga Siti Hinggil dan Bangsal Pagelaran Kraton Yogyakarta. Sedangkan di Sri Manganti terdengar lantunan tembang dalam Bahasa Jawa Kuna yang didendangkan oleh seorang abdi dalem. Sebuah kitab tua, sesaji, lentera, dan gamelan terhampar di depannya. Beberapa wisatawan mancanegara tampak khusyuk mendengarkan tembang macapat, sesekali mereka terlihat menekan tombol shutter untuk mengambil gambar. Meski tidak tahu arti tembang tersebut, saya turut duduk di deretan depan. Suara tembang jawa yang mengalun pelan bercampur dengan wangi bunga dan asap dupa, menciptakan suasana magi yang melenakan. Di sisi kanan nampak 4 orang abdi dalem lain yang bersiap untuk bergantian nembang. Di luar pendopo, burung-burung berkicau dengan riuh sambil terbang dari pucuk pohon sawo kecik yang banyak tumbuh di kompleks Kraton Yogyakarta kemudian hinggap di atas rerumputan.
Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kraton Yogyakarta merupakan pusat dari museum hidup kebudayaan Jawa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak hanya menjadi tempat tinggal raja dan keluarganya semata, Kraton juga menjadi kiblat perkembangan budaya Jawa, sekaligus penjaga nyala kebudayaan tersebut. Di tempat ini wisatawan dapat belajar dan melihat secara langsung bagaimana budaya Jawa terus hidup serta dilestarikan. Kraton Yogyakarta dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755, beberapa bulan setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti. Dipilihnya Hutan Beringin sebagai tempat berdirinya kraton dikarenakan tanah tersebut diapit dua sungai sehingga dianggap baik dan terlindung dari kemungkinan banjir. Meski sudah berusia ratusan tahun dan sempat rusak akibat gempa besar pada tahun 1867, bangunan Kraton Yogyakarta tetap berdiri dengan kokoh dan terawat dengan baik.
Mengunjungi Kraton Yogyakarta akan memberikan pengalaman yang berharga sekaligus mengesankan. Kraton yang menjadi pusat dari garis imajiner yang menghubungakn Pantai Parangtritis dan Gunung Merapi ini memiliki 2 loket masuk, yang pertama di Tepas Keprajuritan (depan Alun-alun Utara) dan di Tepas Pariwisata (Regol Keben). Jika masuk dari Tepas Keprajuritan maka wisatawan hanya bisa memasuki Bangsal Pagelaran dan Siti Hinggil serta melihat koleksi beberapa kereta kraton sedangkan jika masuk dari Tepas Pariwisata maka Anda bisa memasuki Kompleks Sri Manganti dan Kedhaton di mana terdapat Bangsal Kencono yang menjadi balairung utama kerajaan. Jarak antara pintu loket pertama dan kedua tidaklah jauh, wisatawan cukup menyusuri Jalan Rotowijayan dengan jalan kaki atau naik becak.
Ada banyak hal yang bisa disaksikan di Kraton Yogyakarta, mulai dari aktivitas abdi dalem yang sedang melakukan tugasnya atau melihat koleksi barang-barang Kraton. Koleksi yang disimpan dalam kotak kaca yang tersebar di berbagai ruangan tersebut mulai dari keramik dan barang pecah belah, senjata, foto, miniatur dan replika, hingga aneka jenis batik beserta deorama proses pembuatannya. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pertunjukan seni dengan jadwal berbeda-beda setiap harinya. Pertunjukan tersebut mulai dari wayang orang, macapat, wayang golek, wayang kulit, dan tari-tarian. Untuk menikmati pertunjukkan seni wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan. Jika datang pada hari selasa wage, Anda bisa menyaksikan lomba jemparingan atau panahan gaya Mataraman di Kemandhungan Kidul. Jemparingan ini dilaksanakan dalam rangka tinggalan dalem Sri Sultan HB X. Keunikan dari jemparingan ini adalah setiap peserta wajib mengenakan busana tradisional Jawa dan memanah dengan posisi duduk.
Usai menikmati pertunjukan macapat, YogYES pun beranjak mengitari kompleks kraton dan masuk ke Museum Batik yang diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada tahun 2005. Koleksi museum ini cukup beragam mulai dari aneka kain batik hingga peralatan membatik dari masa HB VIII hingga HB X. Selain itu di museum ini juga disimpan beberapa koleksi hadiah dari sejumlah pengusaha batik di Jogja maupun daerah lain. Saat sedang menikmati koleksi museum, pandangan YogYES tertuju pada salah satu sumur tua yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono VIII. Di atas sumur yang telah ditutup menggunakan kasa alumunium tersebut terdapat tulisan yang melarang pengunjung memasukkan uang. Penasaran dengan maksud kalimat tersebut YogYES pun mendekat dan melihat ke dalam sumur, ternyata di dasar sumur terdapat kepingan uang logam dan uang kertas yang berhamburan.
Puas berjalan mengitari Kraton Yogyakarta, YogYES pun melangkahkan kaki keluar regol dengan hati riang. Dalam perjalanan menuju tempat parkir, terlihat sebuah papan nama yang menawarkan kelas belajar nembang / macapat, menulis dan membaca huruf jawa, menari klasik, serta belajar mendalang. Rupanya di Kompleks Kraton Yogyakarta ada beberapa tempat kursus atau tempat belajar budaya serta kesenian Jawa. YogYES pun berjanji dalam hati, suatu saat akan kembali untuk belajar mengeja dan menulis huruf hanacaraka maupun belajar menari.







GUNUNG BROMO
(JAWA TIMUR)

            Gunung Bromo sudah sangat terkenal sebagai objek wisata yang tersohor di Indonesia khususnya jawa timur. Gunung Bromo merupakan gunung berapi aktif yang berada di ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Menurut sejarah, gunung ini telah beberapa kali meletus, Selama abad XX, gunung yang terkenal sebagai tempat wisata itu meletus sebanyak tiga kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2011.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx06bi8N7FGJrYiy-wmaUwsFFrDHEsEj0x6sVRNBFYFcSwFh5hgMVMubyedm9335pFADSqCGezvCZXer-BtuafUencNIflIz3GNn9iO2_x1ZyhcxfNPp_4sUvSj32HqwQnvVpSL7rUeCU/s400/1448453620X310.jpg








            Gunung Bromo berasal dari bahasa sanskerta yaitu  Brahma, merupakan seorang dewa utama Hindu. Yang membuat menarik objek wisata ini adalah status gunung bromo yang merupakan gunung berapi yang masih aktif di Indonesia. Bila kita pertama kali kita mengunjungi objek wisata gunung bromo kita akan merasakan dingin karena memang suhu disini mencapai 10 hingga 0 derajat celsius.            
Legenda Asal Usul Gunung Bromo

            Sebelum Rara Anteng dinikahi Joko Seger, banyak pria yang naksir. Maklum, kecantikannya sangat alami sebagaimana Dewi. Di antara pelamarnya, terdapat Kyai Bima, penjahat sakti. Rara Anteng tidak bisa menolak begitu saja lamaran itu. Ia menerimanya dengan syarat, Kyai Bima membuatkan lautan di atas gunung dan selesai dalam waktu semalam.
            Kyai Bima menyanggupi persyaratan tersebut dan bekerja keras menggali tanah untuk membuat lautan dengan menggunakan tempurung (batok) yang bekasnya sampai sekarang menjadi Gunung Bathok, dan lautan pasir (segara wedhi) terhampar luas di sekitar puncak Gunung Bromo. Untuk mengairi lautan pasir tersebut, dibuatnya sumur raksasa, yang bekasnya sekarang menjadi kawah Gunung Bromo.

Rara Anteng cemas melihat kesaktian dan kenekatan Kyai Bima. Ia segera mencari akal untuk menggagalkan minat Kyai Bima atas dirinya. Ia pun menumbuk jagung keras-keras seolah fajar telah menyingsing, padahal masih malam. Mendengar suara orang menumbuk jagung, ayam-ayam bangun dan berkokok. Begitu pula burung. Kyai Bima terkejut. Dikira fajar telah menyingsing. Pekerjaannya belum selesai. Kyai Bima lantas meninggalkan Bukit Penanjakan. Ia meninggalkan tanda-tanda:
1.    Segara Wedhi, yakni hamparan pasir di bawah Gunung Bromo
2.    Gunung Batok, yakni sebuah bukit yang terletak di selatan Gunung Bromo, berbentuk seperti tempurung yang ditengkurapkan.
3.    Gundukan tanah yang tersebar di daerah Tengger, yaitu: Gunung Pundak-lembu, Gunung Ringgit, Gunung Lingga. Gunung Gendera, dan lain-lain.
            Di masa kerajaan Majapahit, di sekitar gunung Bromo, tepatnya Gunung Pananjakan bersemayamlah seorang pertapa. Suatu ketika istrinya melahirkan anak pria dinamakan Joko Seger (Joko yang sehat dan kuat).

            Di sekitar tempat itu, lahirlah seorang anak perempuan, titisan dewa. Ketika dilahirkan tak menangis (bukannya berarti pertanda bisu lho!), maka dinamakanlah Rara Anteng. Selanjutnya Rara Anteng menjadi gadis yang cantik. Banyak pemuda yang terpikat dengannya.

            Salah seorang yang terpikat adalah seorang bajak yang terkenal sakti dan kuat. Kehalusan perasaan Rara Anteng tak mampu menolak lamarannya karena hatinya sudah terpikat oleh Joko Seger. Maka, Rara Anteng mau menimanya asal dibuatkan lautan di tengah-tengah gunung. Ia beranggapan permintaan yang aneh itu tak akan disanggupi.karena mesti diselesaikan dalam waktu semalam, yang diawali ketika matahari terbenam dan selesai ketika matahari terbit.

            Pelamar sakti tersebut mengerjakan permintaan Rara Anteng dengan alat sebuah tempurung (batok kelapa) dan pekerjaannya hampir selesai. Kenyataan ini membuat Rara Anteng gelisah dan berupaya menggagalkannya.

            Di tengah malam itu ia menumbuk padi. Pelan-pelan gesekan alu membangunkan ayam-ayam. Kokokan ayam pun seolah menyambut fajar teah tiba. Si Bajak mendengar semuanya dan merenungi nasibnya akan kegagalan upayanya. Sebagai ungkapan kekesalannya, ia melemparkan batok kelapa yang digunakan untuk membuat lautan tersebut di samping Gunung Bromo, dan tempat tersebut berubah menjadi Gunung Batok.

            Selanjutnya Rara Anteng melanjutkan hubungannya dengan Joko Seger dan berakhir menuju ke pelaminan. Pasangan ini membangun pemukiman di sekitar Gunung Tengger dengan sebutan Purbawasesa Mangkurat Ing Tengger (Penguasa Tengger yang Budiman). Nama Tengger diambil dari suka kata akhir dari nama Rara Anteng dan Joko Seger. Arti Tengger sediri mempunyai arti Tenggering Budi Luhur atau pengenalan moral tinggi, simbol perdamaian abadi.

            Masyarakat Tengger hidup makmur dan damai namun penguasanya tidak merasa bahagia karena belum dikarunia anak. Selanjutnya diputuskan untuk menaiki puncak Bromo untuk bersemedi dengan penuh kepecayaan Yang Maha Kuasa agar dikaruniai keturunan.

            Ada suara gaib yang menyatakan akan mengabulkan angan-angannya dengan syarat anak yang bungsu kelak mesti dikorbankan ke kawah gunng Bromo. Mereka dikaruniai 25 anak. Pendek kata pasangan ini ingkar janji. Keingkarannya ini membuat Dewa marah dan keadaan menjadi gelap gulita.dan kawah gunung Bromo menyemburkan api.

            Anak bungsunya yang bernama Kesuma terjilat api dan masuk kawah Gunung Bromo. Bersama hilangnya Kesuma, terdengarlah suara ghaib, "Saudara-saudarku yang kucintai, aku telah dikorbankan orang tua kita dan Syang Hyang Widi menyelamatkan kalian semua. Hiduplah dengan tentram dan damai. Aku ingtakan kalian setiap bulan Kasada pada hari ke-14 mengadakan sesaji kepada Hyang Widi di kawah Gunung Bromo". Kebiasaan ini diikuti oleh masyarakat Tengger dan setiap tahun diadakan upacara Kasada di Poten lautan pasir dan kawah GunungBromo.

            Ringkasan ini diambil dari kumpulan cerita rakyat. Beberapa cerita rakyat, mempunyai beberapa kesamaan di awal, namun kerap diakhiri dengan penyelesaiann yang berbeda. Begitulah salah satu mitos tentang Gunung Bromo yang dikisahkan secara turun temurun. Namanya juga mitos, tak ada yang tahu kebenaran pastinya. Yang pasti, keberadaan Gunung Bromo dan tradisi budaya lokal serta suku Tengger, mampu menarik wisata lokal maupun mancanegara. Untuk mencapai kaki Gunung Bromo, Anda tidak dapat menggunakan kendaraan. Sebaliknya, Anda harus menyewa kuda dengan harga Rp 70.000,- atau bila Anda merasa kuat, Anda dapat memilih berjalan kaki. Tapi, patut diperhatikan bahwa berjalan kaki bukanlah hal yang mudah, karena sinar matahari yang terik, jarak yang jauh, debu yang berterbangan dapat membuat perjalanan semakin berat.

Keindahan alam gununung bromo






Obyek wisata Gunung Bromo merupakan fenomena alam dengan kekhasan gejala alam yang tidak ditemukan di tempat lain adalah adanya kawah di tengah kawah (creater in the creater) dengan hamparan laut pasir yang mengelilinginya. Lautan pasirTaman Nasional Bromo-Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar, yang berada pada ketinggian 2392 m dari permukaan laut. Selain padang pasir dan rerumputan yang luas, dari puncak gunung Bromo yang masih aktif ini, Anda juga bisa menyaksikan  kemegahan gunung Semeru yang menjulang tinggi menembus awan. Para wisatawan yang berkunjung ke Bromo biasanya juga  ingin  menikmati pemandangan spektakular matahari terbit. Bukit Pananjakan merupakan titik tertinggi di Bromo-Tengger sehingga menjadi tempat paling tepat untuk melihat sunrise. Dari Pananjakan ini sunrise memang akan kelihatan jelas sekali dan sangat indah. Selain itu Anda akan menjumpai sebuah Pura yang sampai saat ini masih digunakan oleh suku Tengger untuk beribadah. Anda juga dapat menyaksikan dari dekat kegiatan bercocok tanam kentang, wortel  dan kubis yang dilakukan oleh masyarakat di tebing-tebing bukit yang curam.
Untuk menikmati seluruh keindahan Bromo tersebut di atas, Anda harus bangun pada jam 03.00 pagi. Demi kenyamanan Anda, perjalanan sebaiknya menggunakan mobil jeep karena medan yang terjal dan jurang di kiri-kanan. Tujuan pertama adalah ke Bukit Pananjakan untuk melihat sunrise. Pananjakan merupakan lokasi terbaik untuk menikmati matahari terbit dengan latar belakang Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Setelah sunrise,  Anda akan mengarungi rute lautan pasir hingga berhenti tepat di lembah Gunung Bromo. Selanjutnya Anda bisa memilih berjalan kaki atau menaiki kuda untuk menuju ke puncak Kawah Bromo. Bagi Anda yang staminanya kurang begitu bagus, naik kuda merupakan pilihan terbaik untuk mengarungi lautan pasir tersebut. Selama perjalanan menuju kawah, Anda juga akan menemui Gunung Batok dan sebuah pura yang menjadi tempat ibadah bagi penduduk asli Bromo yaitu suku Hindu Tengger. Posisi pura sekitar 1 km jalan kaki dari pangkalan jeep kawah Bromo, dan 2 km dari anak tangga Bromo. Selanjutnya Anda akan mendaki 223 tangga sampai ke tepi kawah yg masih aktif. Dan nikmatilah panorama indah di kawah Gunung Bromo yang selalu mengeluarkan asap putih. Setelah menikmati panorama Kawah Bromo, perjalanan kembali ke hotel Anda akan mengarungi rute offroad melewati jajaran pegunungan Tengger, bukit, padang savana, dan lautan pasir. Setelah menikmati perjalanan offroad ini, Anda bisa menikmati sarapan pagi dan mandi di hotel sebelum check out.
            Pengunjung biasa mengunjungi kawasan ini sejak dini hari dengan tujuan melihat terbitnya matahari. Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk menuju Gunung Pananjakan merupakan medan yang berat. Untuk menuju kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah yang menyerupai gurun yang dapat membuat Anda tersesat. Saat harus menaiki Gunung Pananjakan, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam tentu membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi. Untuk itu, banyak pengunjung yang memilih menyewa mobil hardtop (sejenis mobil jeep) yang dikemudikan oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung.
Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk menghangatkan tubuh sambil menunggu waktu tebitnya matahari. Ada pula toko yang menyewakan pakaian hangat. Menyaksikan terbitnya matahari memang merupakan peristiwa yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan moment ini. Anda pun tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas. Namun, saat langit cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk bulatan utuh dan memberi penerangan sehingga kita dapat melihat pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa.
            Selain menyaksikan keindahan panorama yang ditawarkan oleh Bromo-Semeru, apabila Anda datang di waktu yang tepat, maka Anda dapat menyaksikan Upacara Kesodo, yang diadakan oleh masyarakat Tengger. Upacara ini biasanya dimulai pada saat tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo [ke-sepuluh] menurut penanggalan Jawa. Upacara Kesodo merupakan upacara untuk memohon panen yang berlimpah atau meminta tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit, yaitu dengan cara mempersembahkan sesaji dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Saat prosesi berlangsung, masyarakat Tengger lainnya beramai-ramai menuruni tebing kawah dan sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah, sebagai perlambang berkah dari Yang Maha Kuasa.
Rute Menuju Gunung Bromo :
            Dari wilayah seluruh indonesia menuju Gunung Bromo bisa ditempuh dengan tiga cara. Melalui udara langsung beli tiket pesawat jurusan Surabaya. Hampir semua maskapai penerbangan nasional membuka jalur menuju Surabaya. 
            Sampai di Bandara Juanda ada pilihan bus Damri yang mengantar kita ke terminal bus Bungurasih Surabaya. PIlih bus jurusan Jember atau Banyuwangi. Kepada kondektur bus, katakan bahwa Anda ingin turun di Probolinggo. Sampai Terminal Probolinggo, Anda bisa naik angkutan desa ke jurusan Kecamatan Ngadisari, biayanya sekitar 25 ribu rupiah. Tetapi jangan kaget. Angkutan desa ini menunggu penumpang hingga penuh, barulah kemudian ia mau berangkat. Jadi agak lama menunggu mobil jenis colt lama itu untuk berangkat.
            Melalui jalur kereta api, banyak pilihan untuk Anda, mulai dari kelas eksekutif sampai ekonomi. Anda bisa naik kereta api eksekutif Agro Angrek atau kereta api ekonomi non-AC Gaya Baru sampai Surabaya.
            Dari Stasiun Kereta Api Gubeng, Surabaya, Anda bisa naik Kereta Api Mutiara Timur jurusan Surabaya-Banyuwangi yang berangkat pukul 09.00 WIB setiap harinya. Anda beli tiket sampai Stasiun Probolinggo saja. Dari Stasiun Probolinggo bisa naik angkutan kota ke Terminal Bus Probolinggo untuk ganti angkutan desa ke Kecamatan Ngadisari, kota terakhir sebelum ke Gunung Bromo.
            Apabila ingin naik bus eksekutif langsung ke Probolinggo, ada pilihan beberapa bus eksekutif di Terminal Bus Lebakbulus Jakarta jurusan Jember atau Banyuwangi. Anda cukup beli tiket jurusan Jakarta-Probolinggo saja.
Penginapan
            Di Kecamatan Ngadisari banyak pilihan tempat menginap. Bisa di hotel atau rumah-rumah penduduk yang sekamar hanya 100 hingga 200 ribu rupiah saja. Urusan perut tak perlu khawatir. Ada banyak warung-warung makan yang menjual minuman dan makanan panas untuk mengurangi dinginnya udara Gunung Bromo.

Tempat Bersantap

            Agak sedikit sulit untuk menemukan tempat makan di area ini terutama pada malam hari. Akan tetapi, apabila Anda menginap di desa Wonokitri, sekitar 3 km ke bawah tepatnya di pasar Tosari dapat ditemui beberapa warung makanan yang buka dan menjajakan makanannya hingga pukul 9 malam.
Berkeliling
            Anda dapat berkeliling ke sekitar areal Taman Nasional dengan menyewa kendaraan jenis jeep 4x4. Atau, jika hanya ingin berkeliling di sekitar area lautan pasir Bromo, Anda dapat menyewa kuda yang banyak tersedia disana.



Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Pemandangan dari Gunung Pananjakan Bromo







Adapun hal-hal lain yang dapat dilihat atau dilakukan di area ini adalah
            Untuk melihat matahari terbit ke Gunung Bromo lokasinya berada di Penanjakan. Anda perlu menyewa mobil jip hardtop untuk mengantar Anda menyeberangi lautan pasir. Harga sewa sekitar 300 hingga 400 ribu rupiah per mobil.
            Untuk sewa mobil ini Anda bisa patungan dengan beberapa wisatawan. Satu mobil cukup untuk tujuh orang. Anda harus sudah memesan mobil jip ini pada malam hari. Pemilik hotel jam 03.00 WIB akan membangunkan Anda untuk berangkat melihat matahari terbit. Supir jip disini sangat mahir menyetir mobilnya di lautan pasir yang gelap.
            Jangan lupa membawa jaket, syal, sarung tangan, dan topi penutup telinga. Karena selain dinginnya udara, juga angin kencang membuat Anda kedinginan. Sangat beruntung apabila Anda datang tidak dalam keadaan cuaca mendung sehingga leluasa melihat matahari terbit.
            Sekitar pukul 04.45 WIB matahari akan terbit perlahan-lahan. Sekitar 30 menit Anda akan takjub melihat keindahan matahari terbit sampai akhirnya matahari terang berendang dan puncak Gunung Bromo terlihat bersebelahan dengan Gunung Batok.
            Jangan kaget banyak pengunjung yang bertepuk tangan saat matahari muncul perlahan-lahan tersebut karena keindahannya memiliki sensasi tersendiri. Kita akan merasa berada di atas awan melihat kabut di bawah menari-nari diatas Gunung Bromo. Puncak Gunung Semeru juga kelihatan dari kejauhan membelakangi Gunung Bromo.
            Setelah puas foto-foto bersama di Penanjakan, Anda bisa langsung ke kawah Gunung Bromo. Mobil jip sewaan akan mengantar Anda sampai pemberhentian terakhir di dekat pura di kaki Gunung Bromo.
            Untuk naik ke puncak kawah Gunung Bromo Anda bisa naik tangga sampai puncaknya. Apabila tidak mau capai, Anad bisa sewa kuda dengan ongkos 100 ribu rupiah. Anda akan naik kuda dengan dituntun pemilik kuda sehingga Anda bisa aman di atas pelana kuda tanpa khawatir kudanya lari.
            Dari puncak Gunung Bromo Anda akan melihat langsung kawah yang sedikit berbau belerang. Pemandangan di bawah berupa keindahan lautan pasir dan Pura Hindu tampak anggun di kejauhan kaki gunung.
            Kuda-kuda yang parkir menunggu pengunjung menyewa juga menambah keindahan pemandangan. Di sisi sebelah Gunung Bromo juga bisa dilihat Gunung Batok yang terlihat seperti bentuk kue berlapis raksasa karena bentuk gunungnya seperti berlapis-lapis.

Buah Tangan

            Anda dapat membeli oleh-oleh atau cinderamata di sekitar point area yang biasa digunakan untuk melihat matahari terbit. Di area ini banyak terdapat kios cinderamata yang menjajakan dagangan mereka seperti kaos atau t-shirt, topi kupluk, syal dan lainnya. Selain itu, di sekitar area laut pasir juga terdapat beberapa penjaja cinderamata yang menjual kaos atau t-shirt yang bertuliskan Gunung Bromo-Semeru.
Tips

·         Musim kunjungan terbaik adalah sekitar bulan Juni s/d Oktober dan bulan Desember s/d Januari.
·         Perlu disiapkan kesehatan prima dan perbekalan penahan dari udara dingin seperti: baju hangat, penutup kepala, kaus tangan penahan udara dingin, serta bekal makanan-minuman secukupnya
·         Perlu diingat bahwa di puncak Penanjakan tidak ada pengginapan maka dari penginapan terdekat harus berangkat pagi-pagi sekitar pukul 03.00-04.00 pagi dini hari.
Mengingat sulitnya mencari makanan pada malam hari, akan lebih baik apabila Anda membeli persediaan makanan dan minuman sebagai bekal Anda.


Monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK)
(Bali)













Garuda Wisnu Kencana di Bali
Ini merupakan Venue Land mark yang ada di Bali yang saya kunjungi ketika backpackeran kemarin ke Bali. Monumen Garuda wisnu Kencana atau ada yang menyebutnya Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana atau disingkat GWK merupakan salah satu tujuan obyek wisata yang ada di Bali. Monumen Budaya Garuda Wisnu Kencana ini terletak di Jalan Uluwatu, di daerah Badung Bali. Satu jalur dengan obyek wisata Pantai Dream land dan Pura Uluwatu yang terkenal. Jaraknya hanya beberapa puluh menit dari Bandara Ngurah Rai.
Garuda Wisnu kencana merupakan monumen taman budaya yang terdapat patung dewa Wisnu yang mengendarai Garuda yang tingginya bisa mencapai 150 Meter yang bisa melebihi tingginya patung Liberty yang ada di New york, Amerika yang tingginya hanya 120 meter. Patungnya sampai sekarang belum selesai, tidak tahu kapan selesainya. Hanya baru yang dikerjakan patung Kepala tubuh dan tangan dewa Wisnu, dan Kepala Burung Garuda.
Garuda Wisnu Kencana kalo sudah jadi bisa melebihi patung libertyGaruda Wisnu Kencana kalau sudah jadi bisa melebihi patung liberty. Padahal kalo patung ini jadi, dari  pantai Kuta, tanah lot, pantai Sanurbisa melihat patung ini dengan jelas. Monumen ini bisa menjadi ikonnya Pulau Bali seperti halnya patung liberty yang ada di New york.
Untuk membuat patung ini sampai jadi diperlukan 4000 ton tembaga dan kuningan serta mengambil beberapa bukit batu kapur yang ada di sekitar daerah tersebut. Patung ini merupakan karya I Nyoman Nuarta, pemahat patung modern yang terkenal di Indonesia.
Patung Garuda Wisnu Kencana menceritakan tentang Dewa Wisnu merupakan Dewa dalam agama Hindu yang menjadi dewa Pemelihara. Dewa Wisnu ini mengendarai burung Garuda.



Patung Garuda Wisnu Kencana Bali jika sudah jadi




Patung Garuda Wisnu Kencana Bali jika sudah jadi. tingginya bisa mencapai 150 m.
Momen yang menarik di sana tidak hanya melihat patung dewa Wisnu tapi kita juga bisa menikmati performansi pertunjukan seni tari dan musik ( antara pagi sampai siang), menikmati pemandangan bukit yang bisa memandang laut dan kota di Bali, Menikmati makan di restoran yang ada di GWK tersebut dengan pemandangan yang indah tersebut.
tempat saya menginap di salah satu hotel daerah denpasarHarga tiket masuk untuk melihat pertunjukan seni dan melihat patung lebih dekat harganya Rp 30 Ribu. Namun kita bisa menikmati seni pertunjukan yang ada. Namun yang ingin melihat tanpa membeli tiket bisa menuju ke pintu keluar. Nanti kita bisa melihat patungnya dengan jelas. Seperti foto yang saya ambil ini dari pintu keluar tanpa masuk membeli tiket.
Untuk menuju ke sini kemarin saya menyewa motor yang ada di Hotel tempat saya menginap. Dengan membayar 50 ribu untuk satu hari. Sebenarnya banyak persewaan motor yang bisa disewa. Jaminannya hanya menyerahkan Kartu identitas (KTP). Setelah menyewa kita bisa mengitari pulau Bali dengan bebas. Untuk transport yang lain bisa menggunakan taksi di Bali tapi harganya mahal. Saya tidak tahu ada angkot sampai GWK nggak,  tapi kayaknya gak ada. Kalo ikut travel enak, bisa sampai obyek wisata yang ada.
Tempat saya menginap di salah satu hotel daerah denpasar
Untuk Menuju ke Garuda Wisnu Kencana ini harus sejalur dan mengunjungi obyek wisata yang disekitarnya juga seperti Uluwatu, pantai Dreamland, Kompleks Kuta dan Legian, Pantai Jimbaran.
Selamat berpetualang dan jalan-jalan. Semoga pengerjaan GWK cepat selesai agar bisa tingginya mengalahkan patung Liberty.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9d/GarudaPlaza1.jpg/225px-GarudaPlaza1.jpgGaruda Wisnu Kencana
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/23/GarudaWisnuKencana_head.jpg/225px-GarudaWisnuKencana_head.jpg





Bagian kepala patung yang belum selesai dan Garuda Plaza
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (bahasa Inggris: Garuda Wisnu Kencana Cultural Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Bandung, kira-kira 40 km di sebelah selatan Denpasar, Ibukota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional.
Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patungGaruda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung.
Tempat Rekreasi di GWK
GWK mempunyai beberapa tempat rekreasi di antaranya:
  • Wisnu Plaza
Wisnu Plaza adalah tanah tertinggi di daerah GWK dimana tempat kita sementara merupakan bagian paling penting dari patung Garuda Wisnu Kencana patung Wisnu.
Pada waktu tertentu hari, akan ada beberapa kinerja tradisional Bali dengan megah patung Wisnu sebagai latar belakang. Karena lokasinya yang tinggi, Anda dapat melihat panorama sekitarnya. Patung Wisnu, sebagai titik pusat dari Wisnu Plaza, dikelilingi oleh air mancur dan air sumur di dekatnya suci yang katanya tidak pernah kering bahkan pada musim kemarau.
Parahyangan Somaka Giri ditempatkan di sebelah patung Wisnu. Ini tempat air berada, yang secara historis telah dipercaya oleh rakyat di daerah tersebut sebagai berkat dengan kekuatan magis yang kuat untuk menyembuhkan penyakitnya dan meminta para dewa hujan selama musim kemarau. Karena lokasinya di tanah tinggi (di atas bukit), fenomena alam ini dianggap orang suci dan lokal diyakini itu menjadi air suci.
  • Street Theater
Street Theater adalah titik awal dan akhir kunjungan ke Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana. Di sini kita dapat menemukan banyak toko dan restoran di satu tempat dan dimana semua perayaan terjadi.
Anda bisa mendapatkan souvenir Bali dan merchandise GWK khususnya di GWK Souvenir Shop dan Bali Art Market. Kita bahkan dapat menemukan spa Bali dan produk aromaterapi di toko ini. Sementara di sini, mengapa tidak mencoba pijat refleksi kaki Bali setelah berjalan-jalan. Kita bisa mencicipi makanan yang baik dengan harga terbaik hanya di pengadilan makanan kita, Makanan Teater, dan restoran terbaru kami, The Beranda dengan paket all you can eat.
Pada beberapa kali sehari, kita dapat menikmati belanja dan makan sambil ditemani kinerja Bali khususnya seperti barong, rindik dan parade.
·         Lotus Pond
Lotus Pond adalah area outdoor terbesar di Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Taman Budaya, kemungkinan besar, di Bali. Dengan demikian, Lotus Pond adalah tempat yang tepat dan hanya untuk mengadakan acara outdoor skala besar.
Selama bertahun-tahun, GWK telah dipercaya untuk skala besar diadakan, baik nasional maupun internasional, acara di Lotus Pond seperti konser musik, pertemuan internasional, partai besar. Lotus Pond adalah tempat yang unik dengan pilar batu kapur di sisi dan patung megah Garuda di latar belakang.
Lotus Pond berawal dari teratai. Teratai adalah simbol utama keindahan, kemakmuran, dan kesuburan. Wisnu juga selalu membawa bunga teratai di tangannya dan hampir semua dewa dari dewa Hindu yang duduk di teratai atau membawa bunga.
Beberapa fakta menarik adalah bahwa tanaman teratai tumbuh di air, memiliki akar dalam ilus atau lumpur, dan menyebarkan bunga di udara di atas. Dengan demikian, teratai melambangkan kehidupan manusia dan juga bahwa kosmos.
Akar teratai tenggelam dalam lumpur merupakan kehidupan material. Tangkai melewatkan melalui air melambangkan eksistensi di dunia astral. Bunga mengambang di atas air dan membuka ke langit adalah emblematical spiritual sedang.
  • Indraloka Garden
Taman ini diberi nama Indraloka setelah surga Dewa Indra karena pandang panorama yang indah. Indraloka Garden adalah salah satu tempat paling favorit di Garuda Wisnu Kencana untuk mengadakan pesta kecil menengah, pengumpulan dan upacara pernikahan. Kita bisa melihat pemandangan Bali dari atas Indraloka Garden
  • Amphitheatre
Amphitheatre adalah tempat di luar ruangan untuk pertunjukan khusus dengan akustik yang dirancang dengan baik. Setiap sore Anda bisa menonton tari Kecak yang terkenal dan gratis yaitu sekitar pukul 18.30 s/d 19.30 WITA. Bahkan Tari Kecak ini dapat dikolaborasikan dengan tarian daerah lainnya.
  • Tirta Agung
Tirta Agung adalah ruang luar yang sempurna untuk acara menengah. Anda juga dapat mengunjungi patung Tangan Wisnu, bagian dari patung Garuda Wisnu Kencana yang terletak di dekatnya.

Gunung Rinjani
(Nusa Tenggara Barat)
Gunung Rinjani merupakan salah satu gunung favorit di Indonesia yang sudah terkenal ke mancanegara, dengan keindahannya banyak menarik wisatawan dan pendaki untuk menjejakan kakinya di puncak rinjani. Gunung dengan ketinggian 3.762 m.dpl ini terletak di utara Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung rinjani merupakan gunung tertinggi ketiga setelah Jayawijaya di Papua dan Kerinci di Sumatera.
Keberadaan danau kawah akan menjadi cerita indah tersendiri, danau Segara Anak dengan airnya yang berwarna hijau kebiruan, sayang agak asam karena bercampurnya air tawar dan air belerang, yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Bagi Suku Sasak danau segara anak merupakan tempat yang Sakral dan Suci.danau ini juga digunakan sebagai tempat Ziarah dan Peribadatan Umat Hindu dan Islam Wettu Telu. Di tepian danau terdapat gunung baru, yang di bernama Gunung Barujari (2.376 m.dpl).
http://1.bp.blogspot.com/_yrh582JL-Xs/TQDGomCtabI/AAAAAAAAA9c/gtcc1ej7C00/s1600/1+Gunung+Rinjani.jpg


Jalur Pendakian
Mataram merupakan kota persinggahan terakhir untuk menuju Gunung Rinjani, untuk menuju kota mataram dapat ditempuh dengan menggunakan bus atau pesawat terbang. Dari mataram kita bisa langsung menggunakan kendaraan umum atau mencarter kendaraan untuk menuju desa terakhir menuju gunung rinjani.

Jalur Senaru
Jalur Senaru (600 m.dpl) merupakan jalur yang disukai untuk pendakian karena selain jaraknya lebih pendek dan lebih teduh karena kita memasuki hutan tropika yang cukup rimbun, akan tetapi jalurnya cukup menanjak. Untuk menuju desa senaru, dari mataram kita bisa menggunakan kendaraan umum dengan lama perjalanan sekitar 2 jam. Di desa ini sudah banyak tersedia penginapan beserta paket perjalanan wisata gunung rinjani. Untuk memudahkan perjalanan sebaiknya menyewa jasa guide utuk menyamanan dalam perjalanan, untuk informasi dan keterangan lebih lanjut kita bisa menghubungi petugas di pos jaga Taman Nasional Gunung Rinjani.
Setelah melapor pada pos jaga taman nasional di Senaru perjalanan diawali dengan melewati perkebunan penduduk dan mulai memasuki hutan. Setelah melewati 3 pos yang mempunyai jarak tempuh sekitar 5 jam, dari pos 3 (Mondokon Lolak) yang berada pada ketingian 2000 m.dpl kita akan mencapai Pelawangan Senaru setelah berjalan selama 2 jam. Di pelawangan senaru kita bisa melihat Segara Anak dan Puncak Rinjani. Untuk mencapai segara anak kita menuruni bukit yang cukup terjal, dari danau kita menuju Basecamp Segara Anak dengan jarak tempuh sekitar 2 jam.
Dari arah danau untuk mencapai puncak rinjani kita kembali menuju pelawangan senaru, yang merupakan camp terakhir, dipagi harinya sekitar jam 2 pagi kita bisa melanjutkankana perjalanan menuju puncak.

Jalur Sembalun
http://2.bp.blogspot.com/_yrh582JL-Xs/TQDSvCYNniI/AAAAAAAAA9k/xhzOSkKU1sw/s200/2+Gunung+Rinjani.jpg
Sembalun (1.150 m.dpl) merupakan jalur yang cukup mudah dijangkau dengan transportasi umum. Di terminal Kota Mataram. tersedia kendaraan umum jurusan Mataram-Aikmel. Sekitar 1 jam berkendara sampailah di kawasan Aikmel, kemudian dilanjutkan dengan kendaraan umum lainnya menuju pos pendakian sembalun.
Sebagai catatan bagi pemakai kendaraan umum mataram – aikmel sebaiknya berangkat pagi hari, karena kendaraan menuju aikmel hanya sampai pada jam 12.00 saja.
Setelah sampai di pos sembalun kita bisa melengkapi perlengkapan yang kita perlukan, karena disini terdapat penyewaan peralatan pendakian serta tersedianya jasa guide dan porter untuk membantu kenyamanan kita dalam mendaki. Setelah melakukan pendaftaran di pos jaga, perjalanan akan diawali dengan memasuki padang savana yang luas dan akan melewati 3 post utama, lama perjalana sekitar 4 jam.
Jalur sembalun merupakan jalur yang landai dibandingkan dengan jalur senaru, akan tetapi merupakan jalur yang sangat berat pula, dikerenakan jalan yang kita lewati berupa hamparan savana yang luas membuat badan kita cepat letih karena sengatan sinar matahari yang terik. Sebelum mencapai pos 3 atau pos Padabalang kita akan dihadapkan pada persimpangan jalan yang memisahkan jalur kanan ke bukit penyesalan dan kekiri ke bukit penderitaan, untuk saat ini jalur yang bisa dipakai adalah jalur penderitaan karena jalur ke bukit penyesalan jalannnya sudah tidak begitu jelas. Dari pos 3 ini kita akan melewati 9 bukit sebelum mecapai Pelawangan Sembalun (2.639 m.dpl).dengan lama perjalanan sekitar 4 jam.
Pelawangan Sembalun merupakan pertigaan atau pos terakhir untuk mencapai puncak atau turun menuju segara anak. Ditempat ini kita bisa medirikan tenda dengan pemandangan danau segara anak dan gunung barujari tepat dibawah kita. Perjalanan menuju puncak dengan meniti bibir kawah merupakan perjalanan yang melelahkan, dengan medan berpasir yang gembur membuat langkah kita terhambat mundur karena bila kita melangkah, setengah langkah kita akan turun, sungguh perjalanan yang meyenangkan diakhir ketinggian 200 meter sebelum puncak.
http://4.bp.blogspot.com/_yrh582JL-Xs/TQDPA3dWzQI/AAAAAAAAA9g/Bumu1TaGXe0/s1600/3+Gunung+Rinjani.jpg

Jalur Torean

Menuju Bayan dari teminal Cakranegara-Lombok dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum selama kurang lebih 3 jam, lemudian diteruskan menuju desa terakhir Torean, lama perjalana 1 jam dengan menggunakan ojek atau dapat juga dengan angkutan truk, akan tetapi truk ini jarang sekali melintas menuju torean.
Di desa torean sudah banyak penyedia jasa porter untuk mempermudah pendakian, karena jarangnya pendaki yang melewati jalur ini sebaik nya kita memakai jasa porter. Melalui jalur torean ini jarang sekali atau bahkan bisa disebut tidak ada pos-pos pendakian seperti jalur-jalur lain. Jalur torean merupakan jalur yang biasa dilewati oleh penduduk sekitar untuk mencapai segara anak, untuk melakukan tradisi/prosesi Pakelem bagi Umat Hindu, jalur ini juga dapat menuju Gua Susu dan Gua Manik yang berada sebelum segara anak.
Untuk memulai pendakian sebaiknya dilakukan pagi hari, karena jalannya agak berbahaya bila kita lakukan perjalanan pada malam hari dan tentu saja sangat disayangkan bila kita tidak menikmati pemandangan dan indahnya tanjakan yang menyesakan dada. Untuk menuju segara anak kita akan melewati satu-satunya post pendakian, yang akan kita tempuh selama 2,5 jam perjalanan melaluai hutan taman nasional. Setelah melewati pos ini kita akan menuju jalan yang berupa lembah yang berada pada sisi utara rinjani yang membawa aliran air sungai dari segara anak melalui kokok putih (nama sungai).
Kita akan mengikuti aliran kokok putih, dengan melalui jalan setapak kecil dan melewati beberapa bukit, kita akan sampai pada Pelawangan Torean dan kita akan turun ke anak sungai kokok putih. Setelah melewati satu bukit lagi kita akan sampai pada kawasan gua dan kolam air panas alami yang berada di segara anak. Waktu tempuh yang diperlukan untuk sampai ke segata anak membutuhkan watu sekitas 8 jam perjalanan.
Untuk mencapai puncak, kita menjajaki tebing selama 4 jam untuk mencapai pelawangan sembalun, dan dari sini untuk mencapai puncak melalui jalur normal sembalun.

Jalur Timbanuh

Untuk menuju desa Timbanuh kita dapat menggunakan kendaraan umum dari mataram kita turun di Masbagik dan dilanjutkan kendaran umum lannya menuju Timbanuh, lama perjalanan kurang lebih sekitar 3 jam berkendara. Di timbanuh sudah banyak tersedia jasa guide untuk mempermudah pendakian tapi layanan paket perjalanan belum ada.
Jalur timbanuh merupakan jalur baru yang diresmikan oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), dibandingkan jalur yang sudah ada, jalur timbanuh belum mempunyai sarana yang memadai akan tetapi jalur ini menyediakan kelebihan ketersediaannya air di sepanjang jalur pendakian serta keaneka ragaman flora dan fauna serta jalurnya yang cukup menantang bagi pendaki, Jalur ini hanya memperbolehkan pendaki untuk melakukan pendakian sampai ke Pelawangan Cemoro Rompes dan puncak selatan rinjani, sedangkan untuk jalur ke danau segara anak belum diperbolehkan karena medannya yang curam dan berbahaya. Lama perjalanan dari timbanuh ke pelawangan cemoro rompes sekitar 9 jam perjalanan.
Gunung baru jari dapat kita lihat dengan jelas dari cemoro rompes dibandingankan dari ketiga jalur pelawangan lainnya, karena posisinya paling dekat dengan gunung barujari dan ditempat ini juga terdapat padang edelweis.


Pulau Komodo
(Nusa Tenggara Timur)
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang
Sejarah
Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti.
Tahun 2009, Taman Nasional Komodo dinobatkan menjadi finalis "New Seven Wonders of Nature" yang baru diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online di www.N7W.com.Pada tanggal 11 November 2011, New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang sementara, dan Taman Nasional Komodo masuk kedalam jajaran pemenang tersebut bersama dengan, Hutan Amazon, Teluk Halong, Air Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, dan Table Mountain. Taman Nasional Komodo mendapatkan suara terbanyak.
Taman Nasional KomodoKendurkan syaraf dan bebaskan pikiran Anda untuk berpetualang di tempat yang menakjubkan ini. Saat berada di Taman Nasional Komodo seakan saja Anda berada di planet lain, sebuah pengalaman sangat mengesankan dan tak terlupakan bila mengunjunginya.
Datanglah ke Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur. Ada keindahan menunggu Anda di sini, belum lagi kekayaan biota bawah airnya. Sementara di atasnya terpampang pulau-pulau indah berpasir putih hingga yang berpasir merah muda indahnya saat disapa matahari.
Taman Nasional KomodoKomodo adalah makhluk besar mirip kadal raksasa dengan memiliki panjang 2-3 m dan berat mencapai 165 kg, atau 100 kg saat perut kosong. Meskipun penampilannya menyeramkan, komodo bukanlah hewan pemburu yang aktif, mereka merupakan predator yang sabar. Di alam liar, komodo biasanya memburu mangsa yang lemah atau sudah terluka. Mereka hanya butuh satu gigitan untuk melumpuhkan mangsanya. Setelah mengintai mangsanya, terkadang hingga berhari-hari, komodo akan memakan  mangsanya yang tengah sekarat.  
Meski besar ukurannya, bersisik, berkuku tajam, lidah menjulur bercabang dua, serta bentuknya yang purba tetapi Anda tidak perlu takut melihatnya seseram itu karena setiap pengunjung termasuk Anda yang ingin melihat hewan ini akan ditemani jagawana yang sekaligus sebagai pawang. Anda tinggal mematuhi saja semua petunjuk dan saran pemandu berpengalaman ini.
Taman Nasional KomodoKomodo (Varanus komodoensis) adalah spesies langka yang hampir punah, hanya dapat Anda temukan di Taman Nasional Komodo. Karena keunikan dan kelangkaannya, Taman Nasional Komodo dinyatakan sebagai a World Heritage Site dan Man and Biosphere Reserve oleh UNESCO tahun 1986. Pertama kali ditemukan dunia ilmiah tahun 1911 oleh JKH Van Steyn. Sejak saat itu kemudian memperluas tujuan konservasinya juga untuk melindungi seluruh keanekaragaman hayati, baik laut dan darat.
Taman ini mencakup 3 pulau utama yaitu Pulau Komodo, Rinca, dan Padar, banyak juga pulau-pulau kecil lainnya yang jika dijumlahkan memiliki luas tanah 603 km². Total luas Taman Nasional Komodo saat ini adalah 1.817 km². Diperluas hingga 25 km² (Pulau Banta) dan 479 km² perairan laut akan menghasilkan total luas hingga 2.321 km². Setidaknya 2500 ekor komodo hidup di wilayah ini. Komodo berukuran besar biasanya memiliki panjang 3 m dan berat 90 kg. Habitat komodo adalah alam terbuka dengan padang rumput savanna, hutan hujan, pantai berpasir putih, batu karang, dan pantai yang airnya jernih. Di kawasan ini, Anda juga dapat menemukan kuda, banteng liar, rusa, babi hutan jantan, ular, kera, dan berbagai jenis burung.  
Taman Nasional Komodo memiliki biota bawah laut yang menakjubkan. Para penyelam mengatakan bahwa perairan Komodo adalah salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. Memiliki pemandangan bawah laut yang memukau. Anda dapat menemukan 385 spesies karang yang indah, hutan mangrove, dan rumput laut sebagai rumah bagi ribuan spesies ikan, 70 jenis bunga karang, 10 jenis lumba-lumba, 6 macam paus, penyu hijau, dan berbagai jenis hiu dan ikan pari.

Air Panas Sipatn Lotup
(Kalimantan Barat)
Sumber air panas Ai Sipatn Lotup menjadi unik sebab tidak banyak sumber air panas di pulau Kalimantan.  Seperti juga sumber air panas Hantakan di Kalimantan Selatan, air panas Sajau di Kalimantan Timur, air panas Seburuk di Kalimantan Barat dan Poring Hot Spring di Sabah Malaysia, secara geologis pulau Kalimantan tidak mempunyai gunung berapi sehingga sumber air panas tersebut berasal dari mata air yang dipanaskan oleh panas bumi (geotermal).
http://dreamindonesia.files.wordpress.com/2011/11/photo-0160.jpg?w=395&h=295http://dreamindonesia.files.wordpress.com/2011/11/photo-0158.jpg?w=380&h=284Seperti diketahui, semakin dalam letak batu-batuan di dalam perut bumi, semakin meningkat pula temperatur batu-batuan tersebut. Air merembes ke dalam kerak bumi yang sangat dalam, dan dipanaskan oleh permukaan batu yang panas. Air yang sudah dipanaskan keluar berupa sumber air panas.


                                                                



Pintu masuk dan Kolam air panas
http://dreamindonesia.files.wordpress.com/2011/11/sipant-lotup.jpg?w=404&h=300





Lubang tempat keluarnya air panas dari perut bumi
Tidak  banyak  literatur mengenai sumber air panas ini.  Tetapi diketahui Ai Sipatn Lotup berasal dari bahasa dayak setempat.  Ai artinya air, Sipatn artinya menyimpan, Lotup artinya meletup/bergelembung akibat panas/mendidih, sehingga Ai Sipatn Lotup  bermakna tempat penyimpanan air panas/kolam air panas.  Kolam ini terletak di Desa Jangkang, Kecamatan Balai Sebut, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, sekitar 6 jam perjalanan dari Pontianak, Ai Sipatn Lotup termasuk andalan wisata Kabupaten Sanggau.  Namun belum banyak yang mengetahui potensi wisata ini, sehingga tidak banyak yang mengunjungi sumber air panas  yang unik ini.
Pemda setempat tampaknya sudah mengemas lokasi air panas yang  mempunyai temperatur antara 52 – 55 derajat Celcius tersebut menjadi tempat yang layak untuk dikunjungi.  Kolam pemandian air hangat dan fasilitas umum penunjang telah dibangun. Namun akses jalan menuju lokasi masih berupa jalan tanah, sehingga sulit dilewati pada musim penghujan.  Akan tetapi merasakan sensasi berendam air hangat yang cukup langka di pedalaman Kalimantan ini pantas di coba. Berminat?

Taman Nasional Tanjung Puting
(Kalimantan Tengah)


Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
Pulau Kalimantan merupakan salah satu paru-paru dunia yang tersisa di muka bumi. Kalimantan memiliki kekayaan ekosistem hutan hujan tropis yang hampir setara dengan kawasan hutan Amazon di Amerika Selatan. Penduduk asli pulau yang disebut juga Borneo ini adalah suku Dayak dengan beberapa klan Dayak lainnya. Mereka sebagian besar hidup di alam liar hutan Kalimantan dan bergantung kepada alam sehingga kelestarian alam Kalimantan bisa terjaga.
Salah satu kawasan pelestarian alam yang ada di Pulau Kalimantan adalah Taman Nasional Tanjung Puting. Tanjung Puting merupakan tempat wisata alam bagi perlindungan satwa langka orang utan, beragam tumbuhan tropis, dan kekayaan hayati lainnya. Taman Nasional Tanjung Puting terletak di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah. Inilah satu diantara sekian banyak tempat wisata di Kalimantan yang patut Anda kunjungi di masa liburan mendatang.
Transportasi Penerbangan Menuju Taman Nasional Tanjung Puting
Jika Anda bertempat tinggal di Jakarta, maka jalur transportasi menuju Taman Nasional Tanjung Puting yang pertama kali dipakai adalah pesawat terbang. Penerbangan dari Jakarta menuju Lapangan Terbang Iskandar di Pangkalan Bun memakai Trigana Air berangkat pukul 09.15. Tarif penerbangan kira-kira 900 ribu per orang. Itu adalah jalur transportasi langsung ke Pangkalan Bun.
Pilihan lain menuju Pangkalan Bun adalah naik pesawat terbang dari Jakarta menuju ibukota provinsi Kalimantan Tengah, Palangka Raya. Dari Jakarta menuju bandara Cilikriwut, Palangka Raya, tarif penerbangan berkisar 400 ribu per orang. Dari Palangka Raya sini, perjalanan wisata dilanjutkan dengan naik bus ke Pangkalan Bun selama 10 jam. Jadi, silakan pilih sendiri jalur transportasi wisata menuju Pangkalan Bun.
Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
Tarif Sewa Perahu Pangkalan Bun – Tanjung Puting
Liburan dari Pangkalan Bun ke Tanjung Puting berlanjut dengan naik perahu klotok menyusuri Sungai Sekonyer. Petualangan wisata alam di kawasan hutan hujan tropis dimulai dari sini. Perahu tradisional ini hanya bisa memuat maksimal 4 orang. Tarif sewa perahu sekitar 500 ribu sampai 700 ribu, tergantung kemampuan negosiasi Anda. Perjalanan mengarungi Sungai Sekonyer berlangsung selama satu jam. Jika sebelumnya Anda cuma bisa berkhayal berpetualang melalui film Anaconda, inilah petualangan alam yang sebenarnya.
Disini dikenal yang namanya feeding time, yaitu waktu-waktu tertentu perahu sewaan akan menjemput wisatawan dari Tanjung Puting menuju Pangkalan Bun. Feeding time yang sudah berlaku di Tanjung Puting adalah 3 kali dalam sehari, yaitu pukul 7 pagi, pukul 9 pagi, dan pukul 3 sore waktu setempat. Feeding time berlaku di 3 feeding station yang berbeda, sesuai kedekatan lokasi wisatawan waktu itu. Pastikan Anda bisa mengelola waktu liburan dengan baik supaya bisa mengejar feeding time sesuai rencana liburan.
Informasi Hotel di Sekitar Pangkalan Bun dan Palangka Raya
Liburan ke Taman Nasional Tanjung Puting membutuhkan tempat penginapan atau hotel yang nyaman dengan tarif terjangkau. Jika perjalanan wisata alam Kalimantan ini Anda mulai dari kota Palangka Raya, maka Anda tidak akan kesulitan mencari hotel bagus. Ibukota provinsi Kalimantan Tengah tersebut memiliki banyak hotel yang bisa Anda pilih, mulai dari kelas losmen melati hingga hotel berbintang.
Namun kondisi yang berbeda akan wisatawan temui saat mencari hotel di Pangkalan Bun. Sebenarnya di dekat pelabuhan Pangkalan Bun terdapat hotel khusus backpacker yang bisa disewa dengan harga murah. Tapi karena kondisinya agak kumuh, lebih baik Anda pertimbangkan kembali menginap disana. Jika Anda punya dana liburan lebih banyak, coba pilih hotel di Pangkalan Bun.
Pilihan tempat menginap di hotel sekitar Pangkalan Bun adalah Swiss-Belinn International Hotel. Jangan keburu keder dengan label internatioanl hotel. Walau namanya mentereng, hotel tersebut memiliki tarif promo sekitar 500 ribu per hari per orang. Fasilitas hotel tersebut terbilang sederhana, mungkin disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar yang beriklim hutan hujan tropis.
Gambar Orang Utan - Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
Gambar Orang Utan - Jelajah Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
Keindahan Tempat Wisata di Pangkalan Bun Dan Palangka Raya
Apa saja tempat wisata yang menarik di Pangkalan Bun? Selain lokasi utama Taman Nasional Tanjung Puting dengan balai konservasi orang utan, wisatawan bisa menyusuri Sungai Sekonyer dengan perahu. Para turis akan berkesempatan melihat suasana pasar terapung, berbelanja jajanan tradisional maupun membeli hasil kerajinan tangan warga setempat. Seni kerajinan yang dijual disana antara lain tas kulit pohon, gelang anyaman, kaus berlogo Suku Dayak dan lain-lain.
Bila wisatawan ingin mengetahui keunikan rumah adat warga setempat, wisatawan bisa memilih berlibur ke Pantai Kubu. Pantai Kubu terletak di selatan Pangkalan Bun, kurang lebih satu jam perjalanan air. Kehidupan tradisional suku Dayak dicirikan dengan keberadaan buah kapul, buah galigi, dan para wanita dewasa yang memakai bedak tebal berwarna putih dan terasa dingin di kulit wajah.
Jika Anda masih punya waktu luang untuk menjelajahi tempat wisata di Kalimantan Tengah, sempatkan mampir ke pasar terapung di kota Palangkaraya. Ada wisata kuliner tradisional yang bernama wadai, rasanya enak dan menyehatkan. Bagi Anda yang punya hobi memotret gambar tempat wisata, terlalu sayang untuk melewatkan Istana Kuning dan pemakaman raja-raja di Palangkaraya. Masjid disana juga memiliki seni arsitektur yang unik, yaitu terdapat seni kaligrafi pada kubah masjid.
Tertarik ingin menjelajahi keindahan alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah? Siapkan dana, waktu, dan tentu saja kesehatan Anda sejak sekarang. Mengenal alam dan budaya bangsa adalah bagian dari kecintaan terhadap tanah air dan negara. Ayo berlibur ke tempat wisata di Pangkalan Bun dan Palangka Raya!

Pasar Terapung
(Kalimantan Selatan)
 http://banjarmasinkota.go.id/images/slide/194734eksotismepasarterapung.jpg
Pasar Terapung Muara Kuin adalah Pasar Tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah shalat Subuh sampai selepas pukul 07:00 pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.
Suasana dan kegiatan pasar
Dengan menyaksikan panoramanya, wisatawan seakan-akan sedang tamasya. Jukung-jukung dengan sarat muatan barang dagangan sayur mayur, buah-buahan, segala jenis ikan dan berbagai kebutuhan rumah tangga tersedia di pasar terapung. Ketika matahari mulai muncul berangsur-angsur pasar pun mulai menyepi, sang pedagang pun mulai beranjak meninggalkan pasar terapung membawa hasil yang diperoleh dengan kepuasan.
Suasana pasar terapung yang unik dan khas adalah berdesak-desakan antara perahu besar dan kecil saling mencari pembeli dan penjual yang selalu berseliweran kian kemari dan selalu oleng dimainkan gelombang sungai Barito. Pasar terapung tidak memiliki organisasi seperti pada pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang dan pengunjung atau pembagian pedagang bersarkan barang dagangan.Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk, sesuatu yang unik dan langka.
http://banjarmasinkota.go.id/images/profile/mini-800px-lukisan_pasar_terapung_banjarmasin.jpgPotensi wisata
Objek wisata ini sering dianggap sebagai daya tarik yang fantastik, Banjarmasin bagaikan Venesia di Timur Dunia, karena keduanya memiliki potensi wisata sungai. Namun kedua kota berbeda alam dan latar belakang budayanya. Di Banjarmasin masih banyak ditemui di sepanjang sungai rumah-rumah terapung yang disebut rumah lanting, yang selalu oleng dimainkan gelombang.
Daerah Kuin merupakan tipe permukiman yang berada di sepanjang aliran sungai (waterfront village) yang memiliki beberapa daya tarik pariwisata, baik berupa wisata alam, wisata budaya maupun wisata budaya. Kehidupan masyarakatnya erat dengan kehidupan sungai seperti pasar terapung, perkampungan tepian sungai dengan arsitektur tradisionalnya. Hilir mudiknya aneka perahu tradisional dengan beraneka muatan merupakan atraksi yang menarik bagi wisatawan, bahkan diharapkan dapat dikembangkan menjadi desa wisata sehingga dapat menjadi pembentuk citra dalam promosi kepariwisataan Kalimantan Selatan. Masih di kawasan yang sama wisatawan dapat pula mengunjungi Masjid Sultan Suriansyah dan Komplek Makam Sultan Suriansyah, pulau Kembang, pulau Kaget dan pulau Bakut. Di Kuin juga terdapat kerajinan ukiran untuk ornamen rumah Banjar.
Kini pasar terapung Kuin dipastikan menyusul punah berganti dengan pasar darat. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak menjumpai adanya geliat eksotisme pasar di atas air.
Kepunahan pasar tradisional di daerah "seribu sungai" ini dipicu oleh kemaruk budaya darat serta ditunjang dengan pembangunan daerah yang selalu berorientasi kedaratan. Jalur-jalur sungai dan kanal musnah tergantikan dengan kemudahan jalan darat. Masyarakat yang dulu banyak memiliki jukung, sekarang telah bangga memiliki sepeda motor atau mobil.
Pasar Terapung Buatan
Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) akan membangun pasar terapung tradisional yang selama ini berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin ke sungai kerokan jalan Zafi Zam-Zam.
Gagasan membangun pasar terapung buatan tersebut bertujuan untuk memudahkan wisatawan yang ingin menyaksikan pasar terapung tanpa harus jauh-jauh ke muara kuin. Selain itu kita juga ingin melestarikan dan terus membina para pedagang pasar terapung yang kini terus berkurang. Sebagaimana diketahui, untuk bisa menyaksikan pasar terapung para wisatawan harus rela bangun sebelum subuh untuk menuju ke sungai Barito Muara Kuin Banjarmasin dengan mengendarai kapal kayu bermesin atau disebut kelotok. Wisatawan pun juga harus rela menembus dinginnya suasana pagi dengan perjalanan sekitar setengah jam dari dermaga pemberangkatan yang terletak di depan masjid bersejarah Sultan Suriansyah.
Kondisi tersebut membuat sebagian wisatawan enggan untuk bisa menikmati eksotiknya wisata pasar terapung, karena terlambat sedikit pasar yang kini pedagangnya terus berkurang tersebut telah bubar. Dengan adanya pasar terapung yang aksesnya lebih mudah terjangkau oleh wisatawan akan mampu menyedot wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara lebih banyak lagi datang ke Banjarmasin.
Saat ini pasar terapung masih merupakan wisata andalan Kalsel, yang bila tidak dijaga kelestariannya dikhawatirkan akan menghilang tergerus oleh pasar-pasar modern. Sekarang ini antara wisatawan dan pedagangnya lebih banyak wisatawannya, sehingga bila kondisi ini dibiarkan dikhawatirkan lama kelamaan pasar terapung tinggal menjadi sejarah.
Tentang kunjungan wisatawan di Kalsel, berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kalsel jumlahnya terus bertambah. Namun bertambahnya jumlah tersebut apakah murni wisatawan atau tamu yang kebetulan berkunjung untuk tugas atau perjalanan dinas atau memang ingin menyaksikan wisata Kalsel.

Sungai Mahakam
(Kalimantan Timur)

Mahakam merupakan nama sebuah sungai terbesar di provinsi Kalimantan Timur yang bermuara di Selat Makassar. Sungai dengan panjang sekitar 920 km ini melintasi wilayah KabupatenKutai Barat di bagian hulu, hingga KabupatenKutai Kartanegara dan Kota Samarinda di bagian hilir. Di sungai hidup spesies mamalia ikan air tawar yang terancam punah, yakni Pesut Mahakam. Sungai Mahakam sejak dulu hingga saat ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di sekitarnya sebagai sumber air, potensi perikanan maupun sebagai prasarana transportasi.
Anak sungai
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/51/Aktivitas_di_sungai_mahakam.jpg/190px-Aktivitas_di_sungai_mahakam.jpg

Aktivitas di sungai Mahakam yang masih menjadi prasarana transportasi utama di Kalimantan Timur
Sungai Mahakam memiliki beberapa anak sungai, di antaranya:
  • Sungai Belayan
  • Sungai Kedang Pahu
  • Sungai Kedang Kepala
  • Sungai Telen
  • Sungai Tenggarong
  • Sungai Karang Mumus
Geologi
Kalimantan merupakan bagian dari Paparan Sunda (Sunda Plate). Pulau ini memiliki rangkaian pegunungan di daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia tetapi di pulau ini hampir tidak ada aktivitas vulkanik. Sungai Mahakam berawal dari Gunung Cemaru (1,681 m) di bagian tengah Pulau Kalimantan, kemudian memotong satuan pra-tersier di sebelah timur Gunung Batuayan (1,652 m) dan kemudian berakhir di lembah tesier Kutai (Kutai basin). Bagian tengah daerah pengalirannya melewati dataran rendah dengan danau-danau berhutan rawa. Di bagian tengah ini daerah aliran Sungai Mahakam dipisahkan dengan daerah aliran sungai Barito di sebelahnya oleh perbukitan yang tingginya kurang dari 500m. Setelah daerah tersebut Sungai Mahakam memotong antiklin Samarinda dan mengalir ke Delta Mahakam yang menyerupai kipas yang membentang pada landas laut dengan basis sekitar 65 km dan radius sekitar 30 km.
Pada Atlas Kalimantan Timur (Voss, 1983) digambarkan bahwa di sebelah hulu dari Long Iram (daerah aliran dungai Mahakam bagian hulu) sungai ini mengalir pada batuan tersier (tertiary rocks). Antara Long Iram dan Muara Kaman (daerah aliran sungai bagian tengah) sungai ini mengalir pada batuan alluvium kuarter (quaternary alluvium), sementara di antara Muara Kaman hingga ke hilir termasuk di Delta Mahakam, kembali ditemukan batuan tersier.
Iklim
Daerah aliran Sungai Mahakam terletak di sekitar garis katulistiwa. Menurut klasifikasi iklim Koppen (Köppen climate classification), daerah ini memiliki tipe Af (hutan hujan tropis) dengan suhu terendah ≥18oC dan curah hujan pada bulan terkering pada tahun normal ≥60 mmTransfer massa dan energi di daerah tropis terjadi melalui sirkulasi udara umum (general air circulation) yang dikenal sebagai sel Hadley (Hadley cell). Pola hujan pada daerah tropis ini ditentukan oleh pola angin atmosferik skala besar yang dapat diamati dengan beberapa cara di atmosfer. Sirkulasi ini membawa kelembaban ke udara, menyebabkan hujan di daerah sekitar katulistiwa, sementara pada tepi sabuk tropis lebih kering. Dalam sirkulasi ini, evaporasi berlangsung secara intensif di sekitar katulistiwa pada pusat tekanan rendah yang disebut zona konvergensi antar tropic (Intertropical Convergence Zone|ITCZ), ditandai dengan akumulasi awan di daerah ini. ITCZ bergerak/berpindah seiring dengan gerak semu matahari di antara zona garis lintang 23.5oUtara dan 23.5oSelatan, sehingga posisinya selalu berubah sesuai gerak semu ini.
ITCZ menyebabkan adanya fenomena muson (monsoon) Indo-Australia yang memengaruhi iklim regional climate termasuk di daerah aliran sungai Mahakam. Pada bulan-bulan Desember, Januari, Februari (musim dingin di belahan bumi utara) konsentrasi tekanan tinggi di Asia dan tekanan rendah di Australia menyebabkan angina berhembusnya angin Barat (angina muson Barat). Pada bulan-bulan Juni, Juli, Agustus konsentrasi tekanan rendah di Asia (musim panas di belahan bumi utara) dan konsentrasi tekanan tinggi di Australia menyebabkan angin Timur bertiup di Indonesia (angin muson Timur). Sirkulasi udara global dan iklim regional diatas menyebabkan daerah aliran sungai Mahakam yang terletak di sekita garis katulistiwa memiliki pola hujan dengan dua puncak curah hujan (bimodal) yang umumnya terjadi pada bulan Desember dan Mei. Hal ini karena ITCZ melewati katulistiwa dua kali dalam setahun, dari belahan bumi utara pada bulan September dan dari belahan bumi selatan pada bulan Maret.
Ekologi
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/2d/Kantongsemar.jpg/220px-Kantongsemar.jpg

Nepenthes, ataukantong semar, jenis tumbuhan pemakan serangga yang ditemukan di daerah gambut Mahakam

Nipah di delta Mahakam


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cd/Nypha.jpg/220px-Nypha.jpg
 





Mahakam dan sepanjang daerah aliran sungainya memiliki nilai ekologis penting. Sebanyak 147 spesies ikan asli Mahakam telah teridentifikasi.Mahakam juga merupakan habitat lumba-lumba air tawar (Orcaella brevirostris; atau Pesut) yang merupakan spesies yang terancam punah yang dimasukkan pada Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Daerah aliran Sungai Mahakam juga merupakan habitat dan tempat berkembang biak sekitar 298 spesies burung, 70 di antaranya dilindungi dan lima spesies endemik yaitu: Borneo Dusky Mannikin (Lonchura fuscans), Borneo Whistler (Pachycephala hypoxantha), Bornean Peacock-pheasant (Polyplectron schleiermacheri), Bornean Blue-flycatcher (Cyornis superbus) dan Bornean Bristlehead (Pityriasis gymnocephala).
Sebuah kelompok penelitian "Upsetting the balance in the Mahakam Delta: past, present and future impacts of sea-level rise, climate change, upstream controls and human intervention on sediment and mangrove dynamics" melakukan penelitian secara luas di Mahakam. Kelompok penelitian ini betujuan untuk mempelajari factor-faktor eksternal seperti kenaikan muka air laut, perubahan iklim, sedimen dari hulu dan pengaruh manusia terhadap pekembangan delta Mahakam pada masa lalu, saat ini, dan pada masa yang akan datang dalam berbagai skala waktu.
Danau-danau Mahakam
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8f/Melintan.jpg/220px-Melintan.jpg

Danau Melintang di Teluk Tuk
Terdapat sekitar 76 danau tersebar di daerah aliran Sungai Mahakam dan sekitar 30 danau terletak di daerah Mahakam bagian tengah termasung tiga danu utamanya (danau Jempang 15,000 Ha; Danau Semayang 13,000 Ha; Danau Melintang 11,000 Ha). Tinggi muka air danau danau ini berfluktuasi sesuai musim dari 0.5m – 1m selama musim kering hingga tujuh meter pada musim hujan. Danau-danau di Mahakam dan sekitarnya berperan sebagai perangkap sedimen yang terkandung dalam air yang mengalir ke danau-danau tersebut yang diketahui semakin dangkal pada saat ini, kemungkinan disebabkan oleh ketidakseimbangan masukan sedimen yang berasal dari daerah tangkapannya.
Aspek Sosial
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4c/Ponton_coal.jpg/220px-Ponton_coal.jpg

Ponton pengangkut batu bara di Sungai Mahakam
Sungai Mahakam merupakan sumber penghidupan bagi penduduk, terutama nelayan dan petani, sebagai sumber air, dan prasarana transportasi sejak dulu hingga sekarang. Di lembah sungai inilah tempat berkembangnya kerajaan Kutai. Sejarah Kutai terbagi dalam dua periode yaitu Kutai Martadipura (sekitar tahun 350-400) dan Kutai Kartanegara (sekitar tahun 1300). Kutai Martadipura merupakan kerajaan Hindu yang didirikan oleh Mulawarman sebagai raja pertamanya di Muara Kaman, yang tercatat sebagai kerajaan tertua di Indonesia. Kutai Kartanegara didirikan oleh pemukim dari Jawa di Kutai Lama di dekat muara Sungai Mahakam. Pada sekitar tahun 1565, Islam menyebar secara luas di Kutai Kartanegara terutama atas usaha ulama yang berasal dari Jawa, Tunggang Parangan dan Ri Bandang.Sebagai tambahan, sungai Mahakam juga memiliki karakter unik. Kebanyakan permukiman berada di muara sungai. Ada tiga pembagian nama untuk muara ini.
Mulai Samarinda sampai Kukar, disebut dengan istilah "Loa". Sebut saja, Loa Janan, Loa Bakung, Loa Kulu, dan Loa Buah. Berikutnya, giliran "muara" dari pertengahan Kukar hingga Kubar. Seperti Muara Kaman, Muara Muntai, Muara Wis, dan Muara Pahu. Di bagian hulu Kubar, namanya menjadi "Long", seperti Long Bagun, Long Pahangai dan Long Apari. Baik Loa, Muara, dan Long, semuanya berarti muara.
Jembatan
Sungai terpanjang di Kalimantan Timur ini memiliki beberapa jembatan penghubung di antaranya:
  1. Jembatan Mahakam terletak di kota Samarinda selesai dibangun pada 1987
  2. Jembatan Kutai Kartanegara yang sebelumnya juga disebut Jembatan Mahakam 2, mulai dibangun pada 1997 dan selesai dibangun pada tahun 2001 menghubungkan kecamatan Tenggarong dengan kecamatan Tenggarong Seberang di kabupaten Kutai Kartanegara
  3. Jembatan Martadipura di desa Liang, kecamatan Kota Bangun, kabupaten Kutai Kartanegara yang dibangun mulai tahun 2001 dan selesai pada tahun 2004
  4. Jembatan Mahakam Ulu yang selesai dibangun pada tahun 2008 menghubungkan kota Samarinda di bagian hulu, merupakan jembatan kedua di kota Samarinda
Selain itu juga sedang dibangun Jembatan Mahkota II yang menghubungkan kota Samarinda di bagian hilir dan jembatan kedua di kecamatan Kota Bangun.

Taman Laut Bunaken
(Sulawesi Utara)

Bunaken adalah sebuah pulau dengan luas 8,08 km² di Teluk Manado, Propinsi Sulawesi Utara. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen.

Pecinta diving, pasti terpuaskan di Bunaken yang sedikitnya memiliki 40 lokasi penyelaman yang menyajikan berbagai jenis ikan tropis dan terumbu karang. Salah satunya jenis karang hidup, berupa terumbu karang tepi dan penghalang. Paling menarik perhatian adalah terumbu tebung karang vertikal yang membentang sepanjang 50 meter. Jenis ikan besar seperti marlin, tuna, pari, layar, cakalang, barakuda, hiu kepala palu kadang menyinggahi perairan ini. Maklum, kerusakan Taman Nasional Bunaken relative lebih rendah dibanding taman laut lain yang tersebar di Indonesia. Ini yang membuat Bunaken lebih unik dibanding tempat wisata lain.Pesona Natural Alam Bawah Laut Bunaken telah banyak diminati wisatawan manca negara untuk kembali datang dan menikmati keindahannya, yang patut disayangkan adalah kurangnya promosi dan sosialisasi tentang keberadaannya sehingga belum banyak menghasilkan dan berkontribusi menghasilkan cadangan devisa bagi negara kita.

Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir. Konon kawasan terumbu karang dan alam bawah lautnya yang terindah di dunia.

Sedikitnya, Taman Nasional Bunaken memiliki 40 tempat penyelaman yang kaya akan ikan-ikan tropis dan terumbu karang. Seperti ditulis wisatamelayu.com, pengunjung dapat menyelam dan menyaksikan keindahan lebih dari 150 spesies dari 58 genus ikan-ikan serta terumbu karang di kawasan tersebut.
Kawasan yang diresmikan sebagai taman laut nasional sejak 1991 itu juga menawarkan keindahan lain yaitu adanya underwater great walls atau dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dalam rantai makanan, dinding karang tersebut berfungsi sebagai sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.

Bunaken memiliki keragaman kehidupan bawah laut yang sangat beragam, karena daerah taman laut Bunaken terletak di segitiga terumbu karang dunia yang tersebar dari Indonesia, Malaysia, phillipine, Papua Nugini, Timur Leste, dan Kepulauan Solomon. Disini Anda bisa melihat 70% dari jenis ikan di dunia di dalam taman laut Bunaken, dan angka ini tidak termasuk ikan-ikan laut dalam.
Taman Laut Bunaken terletak berada sekitar 1,5 km dari Kota Manado. Untuk menuju Bunaken, anda bisa melalui Pelabuhan Manado, Marina Nusantara Diving Centre di Kecamatan Molas, dan dari Marina Blue Banter. Dari Pelabuhan Manado, anda bisa menggunakan perahu motor menuju Pulau Siladen dengan waktu tempuh sekitar 20 menit, ke Pulau Bunaken 30 menit, ke Pulau Montehage 50 menit, dan Pulau Nain 60 menit.

Sedangkan dari Marina Blue Banter, anda bisa menggunakan kapal pesiar yang tersedia menuju daerah wisata di Pulau Bunaken dengan waktu tempuh 10-15 menit, sedangkan dari Pelabuhan Nusantara Diving Centre menuju lokasi penyelaman di Pulau Bunaken bisa menggunakan speed boat dengan waktu perjalanan sekitar 20 menit. Setiap pengunjung yang memasuki kawasan Taman Laut Bunaken dikenai biaya tiket sebesar Rp. 50 ribu. Tarif tersebut berlaku baik bagi pengunjung yang ingin menyelam maupun yang tidak ingin menyelam. Selain tiket reguler, ada pula tiket yang berlaku untuk satu tahun dengan harga Rp150 ribu. Pengunjung yang membeli tiket tahunan itu akan diberi semacam lencana khusus yang terbuat dari plastik sebagai tanda masuk Taman Nasional Bunaken.
Taman Nasional Laut Bunaken
  • Taman Nasional Laut Bunaken
bunaken

Taman Nasional Laut Bunaken sudah terkenal di dunia dengan kekayaan alamnya dan keindahan kehidupan di bawah lautnya. Kawasan ini luasnya 89.065 ha meliputi 3 kabupaten (Minahasa, Minahasa Utara, dan Minahasa Selatan) dan 1 kota (Manado). Bunaken terbagi jadi 2 bagian: utara meliputi 5 pulau dan sebagian wilayah pesisir pulau Sulawesi dan selatan meliputi seluruh wilayah daratan pesisir Pulau Sulawesi.
Bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari Kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua.
Taman Laut Bunaken memiliki 29 titik selam (dive spot) dengan kedalaman mulai 1.344 meter. Dari 20 titik selam. 12 titik selam diantaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Ke 12 titik selam inilah yang kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemadangan laut. Namun, jika bukan penyelam pun, pengunjung masih bisa menikmati biota laut di sini karena kejernihan air lautnya membuat pengunjung tetap dapat menikmati keindahan biota laut walau hanya melihat dari atas perahu.
Bunaken Manado Sulawesi Utara
Inilah sebuah tempat wisata memukau di utara Sulawesi. Ketika menyebut nama Taman Nasional Bunaken maka akan identik dengan lokasi menyelam paling menawan sedunia. Di sana surga bawah laut terletak, di bawah teluk Manado dengan keindahan flora dan fauna yang ada.
Photo credits – Verrianto Madjowa
Di bawah hamparan laut seluas 890,65 km2 di kawasan Teluk Manado, kita akan menemukan pesona keindahan ciptaan sang Maha Kuasa dengan menikmati terumbu karang berwarna warni. Ada lebih dari 200 jenis spesies ikan serta beragam biota laut lainnya. Anda akan merasakan sensasi menyelam dengan sajian pemandangan bawah laut yang mempesona pada taman yang terletak 75 mil laut dari Pantai Manado. Lokasi menyelam ini dapat dicapai dengan perjalanan 35 menit menggunakan perahu motor.
Tidak hanya melihat barisan ikan bermacam rupa berseliweran dan padang rumput laut, kita juga bisa melihat kurang lebih 390 spesies terumbu karang yang memancarkan pesona menakjubkan. Bentuknya berlekak-lekuk unik, celah-celah hingga gua atau terowongan mungil bawah laut yang mungkin mustahil ditemukan di tempat lain.
Secara geografis Taman Nasional Bunaken dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian utara dan bagian selatan. Bagian utara meliputi lima pulau, dan daerah pesisir antara Molas hingga Tiwoho yang disebut Pesisir Molas-Wori. Bagian selatan seluruhnya terdiri daerah pesisir antara Desa Poopoh dan Desa Popareng yang disebut Pesisir Arakan-Wawontulap. Di wilayah ini, terdapat 22 desa dengan jumlah penduduk sekitar 35 ribu jiwa. Sebagian besar berprofesi sebagai petani dan nelayan serta 25%-nya bekerja pada bidang pariwisata.
Taman ini didirikan 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama di dunia. Pada 2005 Bunaken menjadi situs warisan dunia setelah didaftarkan Indonesia di UNESCO. Terjadi peningkatan yang signifikan pada kunjungan wisatawan ke Taman Nasional ini. Pada 2008 dikunjungi 32.760 wisatawan asing, di tahun berikutnya meningkat jadi 51 ribu wisatawan mancanegara. Bahkan, pada 2010 Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara berani menargetkan sebanyak 100 ribu wisatawan asing akan datang di Bunaken. Apalagi di tahun ini sudah dicanangkan Manado Kota Pariwisata Dunia 2010, Taman Nasional Bunaken menjadi ikon pariwisata andalan Sulawesi Utara.
Menyelam memang merupakan cara terbaik bila Anda ingin secara utuh dan jelas menikmati keindahan panorama bawah laut Bunaken. Tersedia 23 tempat snorkeling atau penyelaman. Tak usah repot-repot bawa alat menyelam sendiri karena di sana disewakan alat-alat dengan harga berkisar Rp 100 ribu per hari.
Tapi menyelam memang bukan pilihan satu-satunya. Cara lainnya adalah menggunakan kapal semi selam yang disewakan di lepas pantai Pulau Bunaken. Kapal ini menyediakan dinding-dinding kaca untuk bisa menikmati keindahan dan eksotisme dasar laut Bunaken. Ada pula kapal selam Blue Banter yang hanya akan beroperasi saat air laut pasang. Pemandangan yang didapatkan tentu saja lebih maksimal meski tarifnya jauh lebih mahal dari kapal semi selam berdinding kaca.
Ada dua pilihan tempat persewaan kapal dari Manado menuju Bunaken, yakni Pasar Bersehati dan Marina. Sewa kapal dari Pasar Bersehati Manado ke Bunaken dengan tarif antara Rp 300 ribu – Rp 400 ribu. Sedangkan jika dari Marina tarif yang berlaku lebih mahal yakni sekitar Rp 600 ribu – Rp 800 ribu. Cara lebih ekonomis adalah bergabung bersama wisatawan-wisatawan lainnya dengan menumpang kapal tradisional bertarif Rp 50 ribu per orang. Hanya saja mesti menunggu tempat duduk di atas kapal penuh dulu baru berangkat.
Pesona Bunaken tak hanya pada taman lautnya saja, namun di permukaan pun kita bisa menikmati keindahan dan eksotisme lima pulau yang melingkupi kawasan Taman Nasional tersebut. Lima pulau itu yakni pulau Bunaken, Siladen, Manado Tua, Nain dan Mantehage. Di pulau terakhir terdapat suku Bajo dengan budayanya yang khas.
Untuk mencapai Manado, ada banyak pilihan maskapai penerbangan yang melayani rute tersebut, baik dari Jakarta, Denpasar, Makassar dan Sorong.

Pantai Manakarra
(Sulawesi Barat)
Pantai ManakarraSulbarDi Kota Mamuju, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat, terdapat sebuah tempat untuk berwisata yang cukup ramai dikunjungi para wisatawan, yaitu kawasan Pantai Manakarra. Bagi masyarakat setempat, Pantai Manakarra identik dengan tempat mangkal anak-anak muda. Namun, pada kenyataannya banyak juga orang dewasa yang datang berkunjung ke pantai untuk berekreasi.





A.           Selayang Pandang
Di Kota Mamuju, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat, terdapat sebuah tempat untuk berwisata yang cukup ramai dikunjungi para wisatawan, yaitu kawasan Pantai Manakarra. Pantai ini merupakan bagian dari Teluk Mamuju, tempat Pelabuhan Batu berada yang menjadi sentra perhubungan di Kota Mamuju.
Bagi masyarakat setempat, Pantai Manakarra identik dengan tempat mangkal anak-anak muda. Namun, pada kenyataannya banyak juga orang dewasa yang datang berkunjung ke pantai untuk berekreasi. Biasanya, pantai ini mereka manfaatkan untuk tempat melepas lelah dengan menikmati indahnya pantai. Pantai ini selalu ramai dikunjungi oleh pelancong mulai dari pukul 16.30-24.00 WITA.
Melihat animo yang tinggi dari para pengunjung ke pantai ini, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Barat berencana akan mengembangkan kawasan Pantai Manakarra sebagai salah satu obyek wisata andalan yang ada di provinsi tersebut. Pemda setempat akan melakukan reklamasi Pantai Manakarra dengan luas areal sekitar 12 hektar yang meliputi Pelabuhan Batu hingga kawasan pelelangan ikan di Mamuju. Di atas lahan yang akan direklamasi tersebut, rencananya akan dibangun beberapa fasilitas penunjang pariwisata, berupa pusat perbelanjaan, pusat hiburan, dan lain-lain. Pembangunan berbagai fasilitas ini untuk menarik minat para wisatawan berkunjung ke kawasan pantai tersebut. Diharapkan, dengan banyaknya wisatawan yang bertamasya ke Pantai Manakarra akan membangkitkan gairah pariwisata di Provinsi Sulawesi Barat, khususnya di Kota Mamuju.

B. Keistimewaan
Sejak lama Pantai Manakarra terkenal sebagai "Losarinya" (Pantai Losari Makassar) Kota Mamuju. Hal tersebut tidaklah berlebihan, mengingat Pantai Manakarra betul-betul mempunyai keindahan panorama pantai yang memikat. Pemandangan nan eksotik tersebut bertambah menawan dengan latar belakang Pulau Karampuang yang terhampar di depan mata. Di waktu malam, pantai ini dihiasi oleh kilatan lampu-lampu kapal feri berwarna merah yang akan masuk ke Pelabuhan Mamuju maupun yang akan bertolak ke Balikpapan. Hiasan cahaya tersebut terasa lebih menyenangkan apabila diselingi dengan menikmati hangatnya kopi atau segarnya buah kelapa yang terhidang di warung-warung sepanjang pantai.
Event tahunan yang diselengarakan di Pantai Manakarra biasanya diadakan pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Mamuju dan hari kemerdekaan RI ada bulan Agustus. Pada tahun 2007 lalu misalnya, pernah digelar pesta bakar ikan sejumlah delapan ton ikan segar di atas bara api sepanjang 4.300 meter di pantai ini. Selain itu, di bulan Agustus juga biasa diadakan lomba perahu sandeq yang dimulai di Pantai Manakarra dan berakhir di Pantai Losari (Sulawesi Tenggara). Dalam lomba Perahu Sandeq, pantai ini akan ramai dikunjungi oleh para peserta lomba maupun penonton yang datang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari mancanegara.

C. Lokasi
Pantai Manakara terletak di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia.

D. Akses
Untuk mencapai lokasi, para wisatawan dapat menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi. Perjalanan dimulai dari Bandara Tampa Padang yang terletak di Kota Mamuju, Sulawesi Barat. Dari bandara tersebut perjalanan kemudian dilanjutkan ke Pantai Manakarra dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

E. Harga Tiket
Dalam proses konfirmasi.
                                                                                                
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di sepanjang bibir pantai, para wisatawan yang sedang bertamasya akan dimanjakan oleh kehadiran kios-kios yang menjual aneka makanan dan minuman, seperti soto, nasi goreng, ikan bakar, ayam bakar, minuman ringan, dan beragam jenis makanan lainnya. Harga makanan dan minuman ringan yang ditawarkan pun bervariasi mulai dari kisaran Rp 4.000 sampai Rp 10.000 (Agustus 2008).
Sementara untuk penginapan, di pantai ini belum tersedia hotel maupun losmen. Oleh sebab itu, bagi wisatawan yang datang dari luar kota disarankan untuk mencari penginapan di Kota Mamuju yang berjarak sekitar 30 km dari pantai ini. Tetapi, bagi para wisatawan yang ingin menikmati terbitnya mentari (sunrise), sebaiknya membawa perlengkapan tenda untuk berkembah di sekitar pantai ini.


Togean – Mutiara bahari di sabuk katulistiwa
(Sulawesi Tengah)






Perjalanan darat ini berkelok kelok terasa tak habis habisnya melalui bukit bukit tanaman jagung dan pesisir pantai. Mini bus yang membawa kami harus menempuh waktu sekitar 3 jam dari Bandara udara Djalaludin Gorontalo menuju sebuah desa pelabuhan, Marisa di teluk Tomini, Sulawesi. Ini belum usai, setibanya di Marisa kami harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer menuju pantai, karena kendaraan tidak bisa melewati jembatan kayu yang sedang rusak. Perkampungan nelayan itu tampak lenggang dan sepi. Sesekali wajah wajah muncul dari balik jendela dan pintu, melihat pendatang asing yang melintas pemukimannya.
Dari bibir laut, terhampar pasir putih dan lautan yang rata. Diam tak bergelombang.. Teluk Tomini memang salah satu laut paling tenang di dunia, karena topografinya yang menjorok tersembunyi. Kami harus menaiki kapal jukung karena kapal tidak bisa merapat ke pantai. Para porter masuk kedalam air mengangkat barang barang diatas kepalanya menuju sebuah kapal kayu bermesin diesel berukuran 2 meter x 6 meter.







Saya melirik ke jam tangan. Hari sudah menunjukan pukul 4 sore. Sebentar lagi malam tiba. Sementara menurut informasi dari Zen, petugas Blue Marlin Dive Centre yang memfasilitasi perjalanan kami, perjalanan menyeberang laut menuju kepulauan Togean akan menempuh sekitar 5 – 7 jam lagi. Hati saya tercekat, bagaimana mungkin kapal primitif ini mampu menembus kegelapan malam .
Ternyata dugaan saya salah. Pak Nico asli warga Marisa kapten kapal ini mampu melihat arah jalan dengan berpatokan bintang bintang di langit dan serta kebiasannya melaut. Kapal ini sama sekali gelap gulita, hanya ada satu lampu 5 watt menerangi ruang kemudi yang sempit. Kami hanya tiduran di geladak yang sambil berharap kapal ini akan secepatnya tiba di Pulau Kadidiri, Kepulauan Togean.
kadadiri 1Pulau Kadidiri adalah pusat dari Kepulauan Togean, di Sulawesi Tengah. Tak jauh dari Wakai, sebuah kota kecamatan yang menjadi sentra kepulauan ini. Pulau Kadidiri adalah yang paling popular diantara pulau pulau yang tersebar seluas 90 km persegi di Kepulauan Togean. Mayoritas etnik di kepulauan Togean berasal dari Gorontalo , sementara ada etnik asli yang hidup dengan rumah di atas laut yang disebut suku bajau. Pada tanggal 19 Oktober 2004, Kepulauan Togean telah ditetapkan sebagai Taman nasional yang meliputi 292,000 hektar ekosistem laut dan 70.000 hektar area darat. Karena lokasinya yang jauh dari mana mana, serta posisinya yang terlindungi di teluk Tomini, membuat daerah ini sangat terasa terpencil sekaligus indah dan bersih dari polusi.
Laut yang bersih, tenang, pasir putih dan kehidupan bawah lautnya yang kaya sebanding dengan lamanya perjalanan menuju tempat ini. Saya termenung tak percaya ketika pagi datang. Hembusan angin pelan membawa pandangan ke sekeliling Black Marlin Resort. Sungguh indah dan mempesona. Sebuah batu karang mencuat tepat didepan resort. Mengingatkan Phi Phi Island di Thailand dalam film ‘ Beach ‘ yang dibintangi Leonardo di Caprio.
Hanya kami tamu yang berkulit sawo matang di Pulau Kadidiri, lainnya adalah turis turis yang hanya menghabiskan waktu mandi sinar matahari, membaca buku, menyelam atau berjalan jalan di seluruh pulau.
Nudi totolHari ini saya akan menyelam di Taipi Wall, kurang lebih 4 kilometer di luar pulau Kadidiri. Wolfgang – seorang instruktur resort – berkebangsaan Jerman sebelumnya sudah memberikan data dan karakteristik penyelaman di site itu.
Wide angle, merupakan prioritas utama tampaknya. Sehingga saya memutuskan memasang lensa Nikon10,5 mm. Ini tak salah, dalam dinding karang ini banyak coral seperti overhang dan sea fans. Kadang saya menyelusupkan di celah celah dinding untuk mendapat angle angle yang menarik.
Pada penyelaman kedua, saya menukar lensa ke makro 60 mm karena menemukan spot di atas dinding, sebuah taman terumbu karang yang berisi aneka ragam kehidupan. Nudibranch sampai Lion Fish yang dengan tenangnya memandang kami. Sementara seekor blue ribbon eel keluar dari sarangnya sambil membuka mulutnya untuk menangkap plankton plankton. Benar benar sebuah awal yang menyenangkan menyelam di Togean.
ong wreckSalah satu site terbaik di Togean adalah wreck / reruntuhan pesawat pembom B 24 sekutu dalam PD II. Terletak 16 km timur laut dari pulau Kadidiri, ditempuh 1,5 jam dengan boat. Pesawat ini jatuh karena kerusakan mesin dalam perjalanan pulang ke pangkalan di Morotai, setelah menjalani misi pemboman. Sebelas awak pesawatnya selamat dan membiarkan pesawat dengan panjang 17 meter dan lebar 22 meter terbaring di kedalaman 14 – 22 meter, tak jauh dari bibir pantai. Posisi tenggelamnya pesawat dengan cockpitnya menghadap barat daya, dan sayap kanan menyentuh dasar pasir, sementara sisi sayap kirinya terangkat.
b 24 OK 15Pesawat ini masih dalam kondisi utuh dan sebagian besar sudah ditumbuhi oleh terumbu karang. Tampak coral jenis barrel sponge tumbuh dengan suburnya di sayap pesawat. Baling baling masih menempel pada sayap kanan. Visibility atau jarak pandang tidak begitu bagus maksimal 15 meter. Ini disebabkan site ini berada diantara kawasan hutan bakau.
Reruntuhan ini menjadi tempat ikan ikan diantaranya batfish dan beberapa jenis pelagics seperti trevally atau lebih akrab dipanggil ikan kuwe.
Saya melongokkan kepala masuk ke dalam pintu pesawat dan membayangkan hiruk pikuk pertempuran serta komunikasi pilot dengan pangkalannya puluhan tahun yang lalu.
sponge apolloEsok harinya kami menuju 20 kilometer arah utara, menempuh 2 jam perjalanan untuk menyelam di Pulau Una Una. Lebih tepat dikatakan sebagai gunung berapi yang menjadi pulau vulkanik, sehingga pasir pantainya hitam karena terbentuk dari sisa abu dan lava saat letusan tahun 1983. Kadang kala sayup sayup kita mendengar suara gemuruh magma di kedalaman.
Menurut saya, area penyelaman disini adalah yang terbaik dikawasan kepulauan Togean. The pinnacle, salah satu nama site di Una Una memiliki dinding drop off sampai 60 meter dan memiliki kehidupan terumbu karang yang luar biasa sehatnya. Begitu banyak coral sponge dengan ukuran raksasa. Mulai dari jenis tube, vase, cone dan barrel.
nia kembang koral 2
Saya langsung meluncur ke kedalaman dan menunggu momen yang pas yakni seorang kawan penyelam melayang diatas, sehingga membentuk komposisi bagus. Sama seperti di darat, memotret dalam air juga membutuhkan kesabaran untuk mendapatkan momen momen yang tepat. Saya menekan kekuatan lampu strobe menjadi 1/8 sekedar untuk mendapatkan fill in di permukaan sponge.
baracuda 2Tak jauh dari sana, sebuah site bernama Apollo yang terletak di sisi barat Pulau Una Una . Berbeda dengan Pinnacle yang berupa dinding karang, di Apollo merupakan sloping pantai. Slope artinya topografinya landai semakin mendalam mulai dari 20 meter sampai 45 meter.
Arus sangat kencang disini, dan memang merupakan salah satu alasan utama melihat rombongan ikan ikan Baracuda. No current no life, begitu prinsip untuk melihat ikan ikan pelagics sejenis Baracuda atau tuna. Tepat dikedalaman 30 meter, saya melihat school of Baracuda yang bergerak elegan diantara arus yang kuat. Setelah cukup, kami naik ke permukaan dan melakukan safety stop di kedalaman 5 meter. Setelah kelelahan kicking melawan arus yang kuat, kami agak rileks sambil memotret beberapa ikan ikan seperti snapper dan bat fish diatas table coral yang lebar.
b 24 2Setelah hampir 5 hari disini, menjelang hari terakhir kembali ke peradaban di Jakarta, saya menghabiskan waktu menyelam di depan resort. Hari masih pagi dan teman teman masih terlelap di kamarnya, saya sudah menuju laut. Ini merupakan solo dive. Saya sudah berkoordinasi dengan boatman – termasuk memberikan time limit menyelam – untuk berjaga jaga diatas boat sambil memperhatikan gelembung gelembung udara di permukaan air.
Umumnya dalam penyelaman diharuskan berpasangan, dan tidak boleh sendiri. Never Dive Alone. Ini untuk mencegah seandainya terjadi musibah. Namun penyelam diperbolehkan melakukan dive sendiri sepanjang memenuhi syarat dan standar kualifikasi tertentu. Termasuk tidak melakukan penyelaman yang dalam.
sweet lips 4Saya memotret rombongan ikan ikan sweet lips yang membentuk formasi berputar putar. Tak jauh dari sana sebuah wreck bangkai kapal kayu kecil teronggok.
Menjelang akhir penyelaman saya bergerak menuju arah bibir pantai resor, dan menyaksikan formasi ikan ikan sarden yang bergerak cepat. Uniknya ikan ikan ini melingkari saya yang tiba tiba saja kebingungan menentukan arah angle memotret. Sungguh sebuah relaxation dive sebelum sarapan pagi.
Kepulauan Togean memang sebuah paradise yang terpencil. Konon kepulauan ini akan telah dirancang untuk menjadi the next big hit on the travelling market. Mudah mudahan membuka kawasan ini menjadi terbuka tidak membuat pencemaran dan kerusakan alam yang indah.
Sambil mencuci dan menjemur perlengkapan selam, karena besok kami akan kembali menempuh pelayaran yang membosankan ke Marisa. Saya bercakap cakap dengan sepasang turis backpacker asal Perancis. Mereka telah menempuh perjalanan darat yang begitu lama dari Makasar. Kini mereka belum memutuskan kapan akan pergi.
Togean telah menahan mereka. Saya percaya pada mereka. Sore ini sunset begitu indah memantulkan sinar sinar emas kemilau di pasir pasir yang lembut. Terus terang saya menyesal mengapa harus cepat cepat pergi dari tempat ini.

Taman Nasional Wakatobi
(Sulawesi Tenggara)
Sulawesi Tenggara adalah salah satu provinsi dengan ibukotanya  Kendari , dan mempunyai banyak sekali obyek wisata antara lain Wisata Alam, Wisata Sejarah, Wisata Budaya, Wisata Minat Khusus, Wisata Kuliner, Wisata Olah Raga, Wisata Belanja , dari sekian banyak Obyek wisata Sulawesi Tenggara yang sangat terkenal yaitu  Wisata Sejarah Benteng Buton (Benteng Kraton Sultan Buton) dan Taman Nasional Wakatobi.

"objek wisata taman nasional wakatobi"
Objek Wisata Taman Nasional Wakatobi
"pantai wakatobi sulawesi tenggara"
Objek WisataPantai Wakatobi Sulawesi Tenggara
"objek wisata"
Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara
Keindahan dan kekayaan kawasan Taman Nasional Wakatobi sebenarnya sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi Wallacea dari Inggris pada tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral. Di sana, terdapat 750 dari total 850 spesies koral yang ada di dunia. Konfigurasi kedalamannya bervariasi mulai dari datar sampai melandai ke laut dan di beberapa daerah perairan terdapat yang bertubir curam. Bagian terdalam perairannya mencapai 1.044 meter.
Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan diantaranya (Cephalopholus argus), takhasang (Naso unicornis), pogo-pogo (Balistoides viridescens), napoleon (Cheilinus undulatus), ikan merah (Lutjanus biguttatus), baronang (Siganus guttatus), Amphiprion melanopus, Chaetodon specullum, Chelmon rostratus, Heniochus acuminatus, Lutjanus monostigma, Caesio caerularea, dan lain-lain.
Taman Nasional Wakatobi juga menjadi tempat beberapa jenis burung laut seperti Angsa-Batu Coklat (Sula leucogaster plotus), Cerek Melayu (Charadrius peronii) dan Raja Udang Erasia (Alcedo atthis) bersarang. Beberapa jenis penyu juga menjadikan taman ini sebagai rumah mereka seperti penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Perairan Wakatobi memiliki tamu setia yang menjadikan perairan Wakatobi sebagai taman bermainnya, tamu itu tidak lain dan tidak bukan adalah ikan paus sperma (Physeter macrocephalus). Biasanya, kawanan paus sperma berada di Wakatobi pada bulan November, saat belahan bumi lain membeku. Pada bulan tersebut perairan Wakatobi relatif lebih hangat dan berlimpah pakan yang bisa mengenyangkan perut kawanan paus. Tidak hanya itu Wakatobi juga menjadi tempat bermain ikan pari Manta (Manta ray) yang ukuran tubuhnya tergolong raksasa. Pari Manta merupakan salah satu jenis ikan yang khas dan unik, yang hanya terdapat di perairan tropis.

Jembatan Ampera
(Sumatera Selatan)

Nama resmi                         : Jembatan Ampera
Mengangkut                         : 4 Jalur
Melintasi                               : Sungai Musi
Daerah                                  : Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan
Panjang Total                      : 1.117 m (3,665 kaki)
Lebar                                     : 22 m (71 kaki)
Tinggi                                    : 63 m (207 kaki)
Rentang Terpanjang : 75 m(246 kaki)
Jumlah Rentangan            : 1(Jembatan Utama) dan 1 (Keseluruhan)
Ruang Vertikal                    : 115 m (377 kaki)


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/4/43/JembatanAMPERA.jpg/250px-JembatanAMPERA.jpg

Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Struktur
Panjang : 1.117 m[rujukan?] (bagian tengah 71,90 m)
Lebar : 22 m
Tinggi : 11.5 m dari permukaan air
Tinggi Menara : 63 m dari permukaan tanah
Jarak antara menara : 75 m
Berat : 944 ton
Sejarah
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/d/df/Dariatastowerampera.jpg/300px-Dariatastowerampera.jpg

Pemandangan Kota Palembang dari atas salah satu tower Jembatan Ampera. Ide untuk menyatukan dua daratan di Kota Palembang ”Seberang Ulu dan Seberang Ilir” dengan jembatan, sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi.
Pada masa kemerdekaan, gagasan itu kembali mencuat. DPRD Peralihan Kota Besar Palembang kembali mengusulkan pembangunan jembatan kala itu, disebut Jembatan Musi dengan merujuk na-ma Sungai Musi yang dilintasinya, pada sidang pleno yang berlangsung pada 29 Oktober 1956. Usulan ini sebetulnya tergolong nekat sebab anggaran yang ada di Kota Palembang yang akan dijadikan modal awal hanya sekitar Rp 30.000,00. Pada tahun 1957, dibentuk panitia pembangunan, yang terdiri atas Penguasa Perang Komando Daerah Militer IV/Sriwijaya, Harun Sohar, dan Gubernur Sumatera Selatan, H.A. Bastari. Pendampingnya, Walikota Palembang, M. Ali Amin, dan Indra Caya. Tim ini melakukan pendekatan kepada Bung Karno agar mendukung rencana itu.
Usaha yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang, yang didukung penuh oleh Kodam IV/Sriwijaya ini kemudian membuahkan hasil. Bung Karno kemudian menyetujui usulan pembangunan itu. Karena jembatan ini rencananya dibangun dengan masing-masing kakinya di kawasan 7 Ulu dan 16 Ilir, yang berarti posisinya di pusat kota, Bung Karno kemudian mengajukan syarat. Yaitu, penempatan boulevard atau taman terbuka di kedua ujung jembatan itu. Dilakukanlah penunjukan perusahaan pelaksana pembangunan, dengan penandatanganan kontrak pada 14 Desember 1961, dengan biaya sebesar USD 4.500.000 (kurs saat itu, USD 1 = Rp 200,00).
Pembangunan jembatan ini dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana pampasan perangJepang. Bukan hanya biaya, jembatan inipun menggunakan tenaga ahli dari negara tersebut.
Pada awalnya, jembatan ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi.
Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Sekitar tahun 2002, ada wacana untuk mengembalikan nama Bung Karno sebagai nama Jembatan Ampera ini. Tapi usulan ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah dan sebagian masyarakat.
Keistimewaan
Pada awalnya, bagian tengah badan jembatan ini bisa diangkat ke atas agar tiang kapal yang lewat dibawahnya tidak tersangkut badan jembatan. Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan peralatan mekanis, dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton di dua menaranya. Kecepatan pengangkatannya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan selama 30 menit.
Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.[4]
Sejak tahun 1970, aktivitas turun naik bagian tengah jembatan ini sudah tidak dilakukan lagi. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya.
Pada tahun 1990, kedua bandul pemberat di menara jembatan ini diturunkan untuk menghindari jatuhnya kedua beban pemberat ini.[1]
Jembatan Ampera

http://www.sumselprov.go.id/userfiles/images/2004_0625Image0005.jpg
Jembatan ini dibangun diatas sungai Musi dengan panjang 1.177 meter, lebar 22 meter dan tinggi diatas permukaan air 11, 50 meter, dengan dana pampasan perang dari Pemerintah Jepang atas perintah Soekarno pada bulan April 1962 dan diresmikan Mei 1965.
Orang menyebutnya Jembatan AMPERA karena pemakaiannya secara resmi dilakukan pada saat masa menegakkan Orde Baru yang sebelumnya bernama Jembatan "Musi". Jembatan AMPERA berarti jembatan Amanat Penderitaan Rakyat. Bagian tengan jembatan ini dulu dapat diangkat dan dilalui kapal yang tingginya maksimum 44,50 meter , sedangkan bila tidak diangkat hanya 9 meter, namun pada saat ini mobilitas penduduk semakin tinggi dan jumlah kendaraan bertambah banyak serta dasar lain yang bersifat teknis maka pada tahun 1977 jembatan tersebut tidak dapat lagi dinaikkan bagian tengahnya. Pada tahun 2004 jembatan ini direnovasi. 








Benteng Otanaha
(Gorontalo)
Benteng Otanaha merupakan objek wisata yang terletak di atas bukit di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1522. Benteng Otanaha terletak di atas sebuah bukit, dan memiliki 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah anak tangga ke puncak sampai ke lokasi benteng. Jumlah anak tangga tidak sama untuk setiap persinggahan. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga, ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan ke persinggahan IV memiliki 89 anak tangga. Sementara ke area benteng terdapat 71 anak tangga, sehingga jumlah keseluruhan anak tangga yaitu 348.
Sejarah pembangunan Benteng
Sekitar abad ke-15,dugaan orang bahwa sebagian besar daratan Gorontalo adalah air laut. Ketika itu, Kerajaan Gorontalo di bawah Pemerintahan Raja Ilato, atau Matolodulakiki bersama permaisurinya Tilangohula (1505–1585). Mereka memilik tiga keturunan, yakni Ndoba (wanita), Tiliaya (wanita), dan Naha (pria).Waktu usia remaja,Naha melanglang buana ke negeri seberang, sedangkan Ndoba dan Tiliaya tinggal di wilayah kerajaan. Suatu ketika sebuah kapal layar Portugal singgah di Pelabuhan Gorontalo Karena kehabisan bahan makanan, pengaruh cuaca buruk, dan gangguan bajak laut. Mereka menghadap kepada Raja Ilato. Pertemuan tersebut menghasilkan sebuah kesepakatan, bahwa untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negeri, akan dibangun atau didirikan tiga buah benteng di atas perbukitan Kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat yang sekarang ini, yakni pada tahun 1525. Ternyata, para nakhoda Portugis hanya memperalat Pasukan Ndoba dan Tiliaya ketika akan mengusir bajak laut yang sering menggangu nelayan di pantai.Seluruh rakyat dan pasukan Ndoba dan Tiliaya yang diperkuat empat Apitalau, bangkit dan mendesak bangsa Portugis untuk segera meninggalkan daratan Gorontalo.Para nakhkoda Portugis langsung meninggalkan Pelabuhan Gorontalo. Ndoba dan Tiliaya tampil sebagai dua tokoh wanita pejuang waktu itu langsung mempersiapkan penduduk sekitar untuk menangkis serangan musuh dan kemungkinan perang yang akan terjadi.Pasukan Ndoba dan Tiliaya,diperkuat lagi dengan angkatan laut yang dipimpin oleh para Apitalau atau ‘kapten laut’, yakni Apitalau Lakoro, Pitalau Lagona, Apitalau Lakadjo, dan Apitalau Djailani. Sekitar tahun 1585, Naha menemukan kembali ketiga benteng tersebut. Ia memperistri seorang wanita bernama Ohihiya.Dari pasangan suami istri ini lahirlah dua putra, yakni Paha (Pahu) dan Limonu.Pada waktu itu terjadi perang melawan Hemuto atau pemimpin golongan transmigran melalui jalur utara. Naha dan Paha gugur melawan Hemuto. Limonu menuntut balas atas kematian ayah dan kakaknya. Naha, Ohihiya, Paha, dan Limonu telah memanfaatkan ketiga benteng tersebut sebagai pusat kekuatan pertahanan. Dengan latar belakang peristiwa di atas,maka ketiga benteng dimaksud telah diabadikan dengan nama sebagai berikut. Pertama, Otanaha. Ota artinya benteng. Naha adalah orang yang menemukan benteng tersebut. Otanaha berarti benteng yang ditemukan oleh Naha. Kedua,Otahiya. Ota artinya benteng. Hiya akronim dari kata Ohihiya, istri Naha Otahiya, berarti benteng milik Ohihiya. Ketiga Ulupahu.Ulu akronim dari kata Uwole,artinya milik dari Pahu adalah putera Naha.Ulupahu berarti benteng milik Pahu Putra Naha. Benteng Otanaha, Otahiya, dan Ulupahu dibangun sekitar tahun1522 atas prakarsa Raja Ilato dan para nakhoda Portugal.

Pantai Natsepa
(Maluku)

Pantai Natsepa tempat rekreasi wisata pantai utama di Pulau Ambon. Walaupun terletak di Pulau Ambon tetapi sudah termasuk daerah administrasi Kabupaten Maluku Tengah yang ibukota kabupatennya adalah Kota Masohi, terdapat di Pulau Seram.
Pantai Natsepa merupakan tujuan para wisatawan dalam maupun luar negeri yang mau menikmati pasir putih dan udara pantai yang segar.
Pemandangan sore hari di Pantai Natsepa saat matahari akan terbenam. Duduk santai bersama teman-teman ataupun keluarga sambil bercerita. Pembenahan terus dilakukan untuk mempercantik Pantai Natsepa, Kios-kios penjual ditata dan diatur posisinya dengan rapih supaya para wisatawan dapat menikmati suasana pantai dengan nyaman. Kios-kios para penjual yang menawarkan dagangan rujak, es kelapa muda, pisang goreng, sagu gula, jangung rebus dan lainnya. Kelapa muda terlihat hampir di semua kios, yang nantinya dijadikan es kelapa muda setelah dicampur dengan sirup dan susu. Dalam kondisi haus setelah berkeliling-keliling, es kelapa muda merupakan minuman yang segar untuk mengembalikan tenaga. Bagi pencari rejeki, ban dalam bekas dijadikan pelampung untuk anak-anak ataupun orang dewasa yang ingin berenang dengan harga sewa per buah Rp. 5.000,-. Selain itu disewakan juga tikar dengan harga yang sama untuk pendatang yang ingin duduk dan bersantai di tepi pantai.
Selain berenang di Pantai Natsepa, dapat juga berperahu secara bersama-sama dan mendayung perahu sendiri. Kalo belum mahir mendayung sebaiknya jangan mendayung sendiri karena bisa-bisa terbawa arus tidak bisa kembali ke pantai lagi. Banyak perahu yang tersedia untuk disewakan. Menyewa perahu per jam sebesar Rp. 25.000 dapat mendayung sendiri ataupun meminta orang yang mahir mendayung. Rujak Natsepa merupakan Makanan yang khas, dan tidak lengkap kalo datang di Natsepa tetapi tidak mencicip Rujak Natsepa. Rujak Natsepa terbuat dari buah-buahan segar dan yang membedakannya adalah bumbu rujak yang terbuat dari gula aren tradisional dan kacang yang banyak. Kalau ingin pedas tambahkan cabe yang banyak.





Danau Tolire
Re-exposure of tolire_lake__ternate_indonesia_photo_gov(Maluku Utara)
Selain Pantai Sulamadaha, tempat wisata yang juga menjadi pilihan di hari libur, yakni Danau Tolire. Danau Tolire yang berada di bawah kaki Gunung Gamalama ini menyimpan sebuah kisah sedih. Menurut legenda, Danau Tolire terbagi menjadi dua bagian, yakni Tolire besar dan Tolire kecil. Pecahnya danau tersebut dikarenakan kekhilafan seorang ayah kepada anak gadisnya. Sang ayah memerkosa anak gadisnya. Setelah tragedi memilukan tersebut, terjadi longsor dan danau meluap. Akibatnya, desa Takome tenggelam. Anehnya, setelah surut danau seolah terbagi menjadi dua bagian. Danau Tolire besar diperkirakan sebagai wujud dari sang ayah. Sementara itu, Danau Tolire kecil adalah wujud sang anak.
Jarak dari Danau Tolire besar dan Danau Tolire kecil hanya 200 meter.Danau Tolire kecil berada dekat tepi pantai.Airnya payau, karena jaraknya dekat dengan laut, yakni sekitar 50 meter.Bila mengunjungi Danau Tolire besar, otomatis harus melewati Danau Tolire kecil.Sayangnya, keindahan Danau Tolire besar lebih menggiurkan ketimbang Danau Tolire kecil.Kebanyakan wisatawan dan warga memilih Danau Tolire besar sebagai tempat wisata. Danau Tolire besar menyerupai loyang raksasa, dengan luas sekitar lima hektar dan kedalaman 50 meter. Keunikan lainnya adalah air Danau Tolire besar berwana hijau saat musim panas dan coklat pada waktu hujan.Untuk bisa menikmati pemandangan di sekitar Danau Tolire besar,,hanya saja, jarak dari jalan besar ke Danau Tolire lumayan jauh. .
Selain menyimpan cerita memilukan, Danau Tolire besar juga memiliki kekuatan gaib.Masyarakat setempat percaya terdapat buaya siluman yang melindungi danau.Terlebih lagi, pada zaman dulu Danau Tolire besar merupakan tempat penyimpanan harta Sultan Ternate.Harta disembunyikan di dasar Danau Tolire besar, sehingga aman dari incaran Portugis pada abad ke-15.Kekuatan gaib Danau Tolire besar bisa dibuktikan dengan cara melempar batu ke danau. Dipastikan, batu tidak akan pernah menyentuh permukaan air danau. Batu yang dilempar seperti hilang sebelum sampai ke permukaan danau.Pengunjung bisa membeli batu yang sengaja disediakan oleh warga. .
Seusai menikmati keindahan danau dan mencoba lempar batu, pengunjung bisa beristirahat sejenak di bawah pepohonan besar. Istirahat di bawah pohon rindang akan bertambah nikmat bila ditemani jagung rebus manis dan teh hangat. Makanan dan minuman bisa dibeli di warung-warung kecil yang ada di sekitar Danau Tolire besar.

Taman Nasional Teluk Cenderawasih
(Papua)
Jangan hanya melihat di brosur. Saksikan, dan rasakan sendiri keunikan dan kecantikan asli Teluk Cenderawasih.
Taman Nasional Teluk Cenderawasih

            Cenderawasih, Teluknya Papua, adalah teluk terbesar di Indonesia (1.453.500 hektar) dan menjadi rumah bagi begitu banyak jenis satwa dan tumbuhan. Taman nasional ini terletak pada 01° 43’ - 03° 22‘ Lintang Selatan and 134° 06’ - 135° 10’ Bujur Timur. Secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten Wondama dan Nabire, Propinsi Papua Barat. Di Nabire ada tujuh kampung dengan 2,500 penduduk, sementara di Wondama ada 21 kampung dengan 15,000 penduduk. Karena masyarakat yang hidup di sekitar dan di dalam kawasan taman nasional sangat bergantung pada sumber daya laut untuk kehidupannya, mereka memelihara sumber daya tersebut secara hati-hati dengan menerapkan larangan-larangan tradisional.
Luas tutupan terumbu karang di taman nasional ini mencapai 80,000 hektar dengan 238 jenis karang, berupa karang-karang berkelompok, karang tepi, karang penghalang, atol dan karang di perairan dangkal. Terumbu karang ini adalah rumah bagi 321 jenis ikan, 38 jenis gastrophoda dan 9 jenis lamun. Selain itu, 29 jenis bakau, 207 jenis moluska (12 diantaranya dilindungi) dan penyu juga dapat ditemukan disini. Mamalia seperti lumba-lumba, paus dan duyung juga sering terlihat.

 
Taman Nasional Teluk Cendrawasih
Teluk Cendrawasih adalah taman nasional dengan perairan terluas di Indonesia. Di kawasan ini berdiam kekayaan biota laut yang amat mengagumkan. TNTC telah menjadi perwakilan ekosistem terumbu karang, pantai, mangrove dan hutan tropika di Papua. Inilah tempat yang dapat menjadi alasan kuat untuk Anda memperpanjang jadwal wisata selama berada di Papua Barat dan atau Papua
Teluk Cendrawasih menjadi surga bagi banyak tumbuhan dan hewan baik di darat apalagi di bawah airnya. Lalu yang paling dinantikan adalah perjumpaan dan interaksi dengan raksasa bawah laut, yaitu hiu paus yang ramah. Bagaimana pun, perjumpaan dengan ikan terbesar di muka bumi itu begitu sangat menggoda dan menjadi impian para penyelam. Penyingkapannya di Teluk Cendrawasih adalah sebuah penemuan besar dalam dekade ini.

Taman Nasional Teluk Cendrawasih adalah sebuah teluk yang dikelilingi beberapa pulau, di antaranya adalah Pulau Biak, Pulau Yapen, dan daratan utama Pulau Papua. Secara administratif wilayahnya berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. Lokasinya ada di tepi Samudera Pasifik dan merupakan daerah lempengan benua  sehingga menjadikan sangat kaya flora dan fauna. Taman nasional ini mempunyai 14 jenis flora yang dilindungi dan sebagian besar didominasi jenis pohon kasuarina.

Apabila Anda mengira bahwa Raja Ampat adalah yang terkaya maka di Teluk Cenderawasih menanti pemandangan yang lebih beragam dengan daya pikat utamanya melihat langsung hiu paus. Kawasan ini meliputi 18 pulau  dengan panjang garis pantai sekira 500 kilometer. Seluruh kawasan cagar lautnya menjadi habitat berbagai jenis burung dan satwa laut, seperti remis raksasa, kura-kura, hiu, penyu, lumba-lumba, dan dugong. 

Taman Nasional Teluk Cendrawasih diresmikan tahun 1993 dengan luas sekira 1.453.500 hektar membentang dari timur Semenanjung Kwatisore hingga Pulau Rumberpon. Kawasan TNTC meliputi luas lautan sekira 89,8% dengan terumbu karangnya sekira 5,5%, daratan pulau-pulaunya sekira 3,8%, serta daratan dan pesisir pantainya hanya sekira 0,9%. Anda tidak harus menjelajah semuanya untuk menikmati keindahan Teluk Cendrawasih tetapi hanya perlu meyambangi beberapa tempat saja di antaranya adalah: Pulau Yoop, Pulau Nusrowi, Pulau Mioswaar, Pulau Numfor, dan Pulau Rumberpon.

Taman Nasional Teluk Cendrawasih
Adalah sangat mengesankan apa yang ada di bawah lautnya dimana persentase karang hidupnya mencapai 65,64% atau jika ditotal memakan area seluas 70.000 hektare. Di sini berdiam sekira 36 jenis burung, 196 jenis moluska, 209 jenis ikan, serta paus dan lumba-lumba. Kawasan ini juga menjadi tempat bagi empat jenis penyu yang dilindungi, yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang (Lepidochelys olivaceae), dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea).

Perairan Teluk Cenderawasih adalah kawasan konservasi laut terbesar di Indonesia sekaligus menjadi pusat penelitian hiu paus atau whale shark (Rhincodon typus) di dunia dengan kerja sama antara pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi dan LSM dalam dan luar negeri. Pengamatan hiu paus di Kwatisore telah dijadikan lokasi penelitian. Di sini hiu paus sering muncul ke permukaan dan terbiasa berinteraksi dengan nelayan. Umumnya mereka muncul di sekitar bagan (rumah terapung tempat menangkap ikan) yang banyak ditemukan di sepanjang perairan Kwatisore.

Taman Nasional Teluk Cendrawasih telah menjadi surga bagi para penikmat wisata bahari dan bawah laut internasional. Selain itu, kawasan ini juga memiliki wisata jelajah gua yang ada di Pulau Mioswaar, sekaligus merupakan sumber air panas yang mengandung belerang. Di gua ini pun terdapat kerangka leluhur suku Wandau yang amat dijaga keberadaannya dan dipercaya sebagai manusia pertama yang datang ke pulau ini. Hal serupa juga terdapat di Pulau Numfor dimana terdapat tengkorak manusia serta piring antik dan peti berukir yang sangat tinggi nilai sejarah dan budaya.
Teluk yang Biru
Lumba-lumba mulut botol sering mengikuti kapal saat kita mengelilingi Pulau Iwari, Yoop dan Mioswar, sementara ikan-ikan terbang menjadi pemandangan yang menarik.
Snorkeling dan menyelam di TN Teluk Cenderawasih wajib hukumnya bagi mereka yang menghargai kekayaan biota perairan tropis. Terowongan sepanjang 10 meter membawa kita memasuki laguna Pulau Purup di sisi selatan Pulau Rumberpoon, kita bisa menikmati pemandangan terumbu karang dengan ikan badut yang lucu ditengah anemon. Hiu paus (Rhincodon typus ) berenang berputar-putar di Teluk Umar, Kabupaten Nabire. Kita bisa memegang makhluk luar biasa yang panjangnya 9 meter dan berat 4.5 ton. Sebagian kawasan ini juga di tutupi padang lamun sehingga mengundang duyung (Dugong dugon) datang kesitu. Bila beruntung, kita bisa melihat burung Cenderawasih yang berwarna-warni saat berkunjung ke desa.
Kima raksasa (Tridacna gigas), spesies yang mulai sulit ditemukan ditempat lain, bisa kita temukan dalam jumlah banyak di Napan Yaur. Teluk ini juga menjadi tempat bermain penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), penyu tempayan (Caretta caretta) dan penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Menjelajahi keindahan alami Teluk Cenderawasih akan semakin lengkap dengan eksplorasi bangkai pesawat terbang masa Perang Dunia II di Selat Numamurang.
Burung yang Berwarna-warni

            TN Teluk Cenderawasih adalah surga dunia untuk burung-burung endemik dan migrasi. Aneka burung berbagai warna berloncatan dari pohon ke pohon. Burung Gosong (Megapodius sp) yang pemalu membangun sarang mereka seperti piramid dari pasir. Ukurannya bisa sebesar rumah manusia. Namun karena pemalu, jarang sekali orang bisa melihat mereka di habitatnya, antara lain di Cagar Alam Wondibuoy, Wasior. Sedikit ke arah timur dari Wasior, bisa kita temukan burung endemik Junai Emas Bird (Coelonas nicobarica). Walaupun mereka membangun sarang di pucuk-pucuk pohon, mereka mencari makan diatas tanah seperti seekor ayam.
Satwa menarik lainnya adalah burung Kakatua Jambul (Cacatua galerita) dan Kuskus pohon (Phalanger sp) di Pulau Rumberpoon, serta burung Pelikan di Sobey. Sensus jenis-jenis spesies masih berlangsung sampai saat ini.
Wisata Budaya
Selain untuk eksplorasi keindahan laut, TN Teluk Cenderawasih merupakan tempat yang ideal untuk ekspedisi ekowisata dan wisata kebudayaan masyarakat asli pesisir Papua. Sambil menyusuri jalan setapak ke sumber air panas di Yende, kita bisa mampir di sebuah gua bersejarah yang menyimpan kerangka leluhur orang etnis Wandau. Diperkirakan mereka adalah kelompok manusia pertama yang datang ke Kecamatan Mioswar, Wondama. Untuk mengenal lebih jauh G.L. Blink, seorang misionaris, yang bekerja keras membawa peradaban dan gereja, kita bisa mengunjungi gereja tua Isna Jedi yang dibangun tahun 1884. Di dalamnya terdapat Injil tertua di Papua.
Pohon sagu banyak ditemukan di wilayah Teluk Wandamen. Masyarakat mengolah sagu menjadi makanan sehari-hari. Menarik sekali melihat proses pengolahan sagu, dan bisa juga mencoba rasanya sedikit.
Iklim
Suhu rata-rata dikawasan ini berkisar 21-28 0C, curah hujan antara 1.295 – 3.703 mm, dan musim kunjungan terbaik adalah antara bulan April – Agustus.
Lain-lain
Kawasan ini adalah daerah endemik malaria, pengunjung sebaiknya membekali diri dengan anti-malaria sebelum keberangkatan.
Cara mencapai TN Teluk Cenderawasih

Cara termudah adalah berangkat dari Jakarta atau Makassar atau Denpasar dengan pesawat ke Manokwari. Kemudian, kapal (speed boat) sewaan atau kapal ferry reguler akan membawa kita ke Wasior, jantung Teluk Cenderawasih

                                   Pegunungan Arfak Manokwari            
(Papua Barat)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivmJyLz2AvMRjQmgGh8njyPNMrm3Bp1GVIXib3AkwN9u-lQF8XKj-2gx_wRKDQJQJxFGxQ-nh_0a0kmDQArZJcpJkPwJKuFaBEQ7jlA0ordVVzLjqUxjb5LOIW4xhlvCNb81PJ8XUza1Y/s200/53907333.jpg
Pegunungan Arfak yang berada di ‘kepala-otak burung Papua’ adalah sebuah kawasan cagar alam dengan luas mencapai 68.325 hektar dengan ketinggian mencapai 2940 meter di atas permukaan laut. Cagar alam pegunungan Arfak berada di Kabupaten Manokwari, Propinsi Papua Barat. Membentang di antara Distrik Menyambouw Warmare, Ransiki, Anggi dan Oransbari. Wilayah ini hanya berjarak kira-kira 35 km dari kota Manokwari. Diperlukan 2 hari berjalan kaki untuk sampai di tempat itu. Saat ini, sudah bisa dicapai menggunakan kendaraan roda empat jenis off-road 4X4 dengan tarif Rp. 80 ribu – Rp. 300 ribu per orang. Bisa juga dengan menggunakan pesawat terbang jenis twin otter dan cesna dengan waktu tempuh sekitar 25 menit dengan tarif Rp. 300 ribu per orang.
Cagar alam pegunungan Arfak masih menyimpan banyak misteri yang sampai kini belum terungkap, mulai dari kehidupan flora-fauna, termasuk ribuan jenis tumbuhan anggrek, legenda ikan Houn (sejenis belut) di dua danau yang diapit oleh sebuah “perbukitan firdaus” bernama bukit Kobrey. Dua danau itu adalah Danau Anggi Giji dan Danau Anggi Gita yang berada di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut. Kehidupan seputar goa-goa, termasuk goa yang kedalamannya mencapai 2000 meter juga masih menyimpan selaksa misteri.
Menurut informasi Yoris Wanggai, salah seorang tourist guide di Manokwari, sudah sekian banyak peneliti mancanegara mendatangi tempat-tempat ini namun tidak membawa hasil penelitian yang maksimal oleh karena keterbatasan waktu berkunjung. Umumnya, para para peneliti hanya memiliki waktu 1-2 minggu saja di pegunungan Arfak, dan itu jauh dari cukup untuk mengetahui misteri-misteri yang tersimpan rapi di Pegunungan Arfak itu. “Rasanya tidak cukup waktu. 
Pegunungan Arfak ini adalah ekosistem yang mewakili tanah Papua oleh karena dihuni beberapa habitat yang dilindungi, seperti kehidupan berbagai jenis satwa seperti kupu-kupu sayap-burung (ornithoptera-sp) yang menjadi buruan kolektor kupu-kupu internasional. Kupu-kupu jenis ini oleh masyarakat suku Arfak sudah ditangkarkan. Salah satunya di kampung Iray, di dekat danau Anggi Giji. Kawasan ini dihuni pula oleh Cendrawasih Arfak (Astrapia-nigra). Berbagai jenis tumbuhan antara lain pohon Arwob atau dodonia fiscosa, tumbuhan khas pegunungan Arfak. Juga terdapat kayu Masohi yang rasanya pedas seperti permen menthol, berguna untuk penambah selera makan. Dan masih banyak kekayaan flora-fauna lagi yang menghuni wilayah ini.
Menurut data pemerintah kabupaten Manokwari, pegunungan Arfak ini memiliki tidak kurang 110 jenis mamalia, 333 jenis burung, yang beberapa jenis merupakan endemik, pegunungan Arfak. Salah satunya adalah burung Namdur Polos (Bowerd Bird). Burung ini, oleh suku Arfak Moley dinamai burung Mbrecew, yang berarti pintar atau pandai berkicau, oleh karena bisa menirukan suara-suara lain dan bunyi apa saja. Burung ini juga mampu membuat sarang (bower) dari dedaunan, rumput kering, dan tangkai anggrek hutan, yang dibuat menyerupai rumah dan meletakkannya di atas pohon maupun di tanah. Tidaklah heran jika sejumlah ahli yang pernah datang meneliti di kawasan ini menyatakan bahwa sejarah telah mencatat pegunungan Arfak punya arti penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan di masa mendatang dan sangat layak dijadikan perpustakan data genetik yang bisa diolah untuk aneka jenis obat dan ramuan tradisional. Data etno-botani menyebutkan cagar alam pegunungan Arfak juga kaya akan aneka jenis tumbuhan yang bisa diolah menjadi obat bius dan obat perangsang, namun sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Patung Garuda Wisnu Kencana Bali jika sudah jadiMap Of IndonesiaSuhu sekitar danau sangat dingin. Apalagi di bukit Kobrey yang bisa mencapai 6 derajat celsius. Oleh masyarakat suku Sough di kampung Iray, bercocok tanam hortikultura seperti kentang, wortel, daun bawang, seledri, berbagai jenis bunga antara lain Gladiol Anggi, Rhododenrum, merupakan pilihan tepat. Mereka belum mengenal pestisida. Tanaman tumbuh subur terhindar dari zat-zat kimia dan toxic yang berbahaya. Sayang sekali, hasil panen mereka masih sulit untuk dipasarkan keluar areal perkampungan mereka karena biaya pengangkutan yang tinggi, tidak menutupi ongkos pergi-pulang seperti ke Ransiki atau kota Manokwari. Mereka masih sangat berharap jika pedagang dari luar datang membeli hasil panen mereka.
Keunikan lain yang dapat dijumpai di pegunungan Arfak adalah kehidupan sosial masyarakat asli Mandacan yang terdiri dari beberapa suku seperti suku Meyakh, suku Sough, suku Hatam dengan beragam bahasa serta tradisi yang masih dipertahankan hingga saat ini. Di antaranya, seorang lelaki wajib berjalan di belakang perempuan baik anaknya maupun istrinya. Kita juga dapat menjumpai budaya Arfak yang berkenaan dengan prosesi ritual pengucapan syukur yang disimbolkan dengan tarian Magasa, sejenis tari ular. Biasanya, hampir setiap musim panen, perkawinan atau menyambut tamu, tarian ini dipertunjukkan.

Rumah tradisional Arfak disebut Igkojei, yang oleh suku Sough disebut Tumisen, terkenal dengan tahan lama dan kokoh, karena tiang yang banyak terbuat dari jenis kayu bua yang tidak mudah patah meskipun hanya berdiameter 5-10 cm. Rumah Tumisen ini juga sering disebut rumah kaki seribu karena tiangnya yang banyak. Saat ini keaslian rumah Igkojei atau Tumisen sudah mulai langkah apalagi atap yang asli dari rumput ilalang rat-rata sudah diganti menggunakan seng. Masih tersimpan banyak keunikan dan keindahan lainnya lagi yang bisa kita dapatkan di kawasan pegunungan Arfak. 
Jika Anda peneliti atau mahasiswa, petualang, professional ataupun hobbies fotografi flora-fauna, ataupun Anda tergolong “wisatawan modern/minat khusus”, segera datang di Papua Barat. Jelajahi pegunungan Arfak, telusuri goa terdalam di dunia, berkeliling di dua danau Anggi dan buktikan kepada dunia bahwa Anda-pun turut serta berperan “menyelamatkan” hutan Papua.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhidKdfe7vLfWouIqQdWZfT5cyjg6WZtHXlpuyKcZail9wUUg8Ax3LmsDiAWii3iFljDZgtImACbyGXw_jGk_Tm0sQ-PrvEIqLZbEhKhM2oMwelHWvYCJb-eNsMEF66bOCSMxcIZTlkaD4/s1600/Danau+Anggi+g.jpg


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi867mqtH47bDrUMG4GHuBpDJE1KJTo7-TjunqXRoFv4FD9cP9hejz0gnN72f5p6QV8VEy9v8yLfuofC-BcSE-JD9WJvLbO_5ARdZDY4pKWnYzR_znR_Anp_7Gf1me87Ek1poP3E9cDDPA/s320/Danau+Anggi.JPG
 






















Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan
            Banyak objek wisata di indonesia ini yang sudah berkembang dan bahkan dalam proses pengembangan yang sangat di sukai dan di minati oleh masyarakat sekitar untuk di jadikan sebuah tempat refreshing dan kegiatan-kegiatan yang lain dapat membuat masyarakat tersebut senang. Oleh  karena itu, kita sebagai pelajar harus bisa mempertahankan keindahan-keindahan yang dimiliki oleh setiap daerah dinegara kita ini. Dan itu merupakan harat yang dimiliki oleh daerah kita dan juga harus mampu mengembangkan lebih baik lagi agar banyak masyarakat atau wisatawan dari negara asing datang untuk melihat objek yang di miliki negara kita, jangankan mengembangkan objek wisata dinegara kita, dengan kita menjaga dan melestarikan keindahan objek wisata di negara kita itu sudah menjadi upaya kita yang sangat baik dan beberapa objek wisata disetiap propinsi ini, masih ada objek wisata yng perkembangannya sangat kurang. Untuk itu marilah kita berikan himbauan kepada masyarakat sekitar agar dapat di kembangkan seperti objek lain  yang sudah berkembang, karena apabila objek wisata dinegara kita tidak ada pengembangan dan pelestarian sama sekali, maka dapat membuat objek tersebut rusak atau tidak memiliki ketertarikan wisatawan, dan dapat membuat generasi-generasi berikut tidak mengenal objek wisata yang dimiliki oleh negaranya sendiri.
Saran


            Harapan kami dari kelompok 2, semoga semua objek wisata yang kami pilih ini dapat dikembangkan lagi sehingga dapat menjadi               dan dapat menberikan pengetahuan kepada setiap orang yang memanfaatkannya karena didalamnya masih banyaksekali kekurangan dan kelemahan. Untuk itu, marilah kita bekerjasama mengembangkannya demi kemajuan atau peningkatan kualitas pengetahuan kita. Demikian saja saran dari kelompok kami, terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA
-
-
-
-
-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar